"Maksud lo ap—

Bugh

Yedam memukul wajah Jake tanpa aba-aba dan membuatnya tersungkur.

"Gue udah terlalu lama nahan ini. Dan kayaknya ini udah waktu nya," ujar Yedam tampak menyeringai.

"Dam, lo kenapa?" Jake meringsut takut saat bola mata Yedam tergantikan dengan warna hitam sempurna.

"Kalo lo bener-bener marah sama sikap gue kemarin. Gue bener-bener minta maaf, maafin gue." Jake memundurkan dirinya saat Yedam melangkah maju.

"Maaf lo itu udah ngga berguna, Jake." secara tiba-tiba Yedam mencekik leher Jake dan mengangkatnya hingga terbangun.

Entah bagaimana bisa Yedam sekuat ini, tapi di mata Jake. Sahabatnya ini begitu menyeramkan.

"Semuanya hampir selesai,"

"Mereka saling membunuh dan gue ngga perlu ngotorin tangan gue buat bunuh kalian," kekeh Yedam dengan Jake yang tampak kesulitan bernafas.

"M-maksud l-lo apa?" nafas Jake tampak terengah-engah. Ia memukul-mukul tangan Yedam agar melepaskan nya.

"Gue adalah keturunan dari pemilik hotel yang kalian tempati ini. Dan tugas gue adalah memusnahkan kalian lalu memberikan jiwa kalian pada iblis,"

"Dan setelah tugas gue ini selesai, gue akan mendapatkan imbalan sebuah kekuasaan dan harta," seringai Yedam semakin menguatkan cekikannya.

Rasanya nyawa Jake sudah berada di puncaknya. Dia benar-benar kesulitan untuk bernafas dan Yedam malah semakin menyeringai di hadapan nya.

"Gue ngga bakal kotorin tangan gue buat bunuh lo,"

"Masih ada mereka yang harus gue urus. Dan mereka ngga boleh curiga sama gue," Yedam nampak berjalan dan membawa Jake pada tepi jurang.

"Buat kebaikan lo tadi, gue bener-bener berterimakasih."

"Dan sebagai balasan nya, gue bakal ngirim lo lebih cepat tanpa hal yang menyakitkan kayak yang lain. See you, Jake."

Setelah mengatakan itu, Yedam dengan mudah nya melemparkan Jake ke dalam jurang itu dan membuat badan nya menabrak sebuah batu.

"Ups, sedikit sakit." kekeh nya membayangkan tulang-tulang Jake yang remuk akibat terjatuh pada bebatuan dengan kepala nya yang jatuh lebih dulu.

Tapi Yedam tampak acuh. Ia mulai menjauh dari sana sebari bergumam. "Mulai dari mana yah?"

▪︎
▪︎
▪︎

"Gimana? Ketemu?" tanya Sofia pada sang suami.

"Aku ngga bisa ngelakuin apapun. Aku ngga bisa ikut campur di tempat ini," balas Asep menundukan kepala.

"Dan Asahi ..."

"Asahi kenapa? Anak kita kenapa? Kamu jangan ngomong ngaco tentang Asahi yah." tuding Sofia mencengkram kuat lengan baju suaminya itu.

"Aku ngerasain hal ngga enak dari dia. Kita ngga bisa lakuin apapun, Sof." tutur Asep membuat sang istri menangis.

"Dalam waktu dekat ini, siapin diri kamu buat denger hal buruk tentang anak kita." Sofia meluruhkan dirinya dan menangis terisak dengan Asep yang mengusap lembut pundaknya.

▪︎
▪︎
▪︎

 
"Ayah ..."

"Yoshi?"

Sweet HolidayWhere stories live. Discover now