໑▸ 15

4.9K 1K 859
                                    

Beberapa dari mereka ada yang ikut ke rumah sakit di tempat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa dari mereka ada yang ikut ke rumah sakit di tempat itu. Dan sisanya tetap berada di hotel.

Mereka semua semakin kebingungan saat tidak melihat warga atau pun orang lain yang membantu mereka memindahkan Sunoo. Sedangkan Dongil semakin memperlihatkan keanehan nya.

"Lemes amat Bang," celetuk Yedam bersama Sunghoon yang sekarang sedang duduk di depan kursi tunggu rumah sakit menemani Mashiho dan Jaehyuk.

"Lemes lah, orang kita mikul-mikul mayat tadi." balas Jaehyuk sedikit sewot.

"Lo berdua mau di minta bantuan malah ngilang, ngumpet dimana sih lo berdua?"

Yedam dan Sunghoon malah terlihat cengengesan. "Sebenernya kita ada, liat Abang juga pas mingkul Sunoo."

"Ada dimana lo pada?" tanya Mashiho yang tidak melihat mereka berdua.

"Kita nangkel di atas pohon merhatiin," jawab Sunghoon setelah itu bertos bersama Yedam.

"Goblok emang, kagak sekalian lo pada menjelma jadi monyet." nyinyir Jaehyuk menatap malas mereka berdua.

"Enak aja, lagian kita juga bantu kok. Iyah kan, Hoon?" Yedam melirik Sunghoon meminta persetujuan.

"Iyah, Dam." dan Sunghoon menyetujui sebari menganggukan kepala.

"Bantu apa lo pada?" Jaehyuk menaikan salah satu alisnya bertanya.

"Bantu doa," jawab mereka berdua sebari mengangkat kedua tangan nya.

"Jasa santet modal seribu, tolong."

Mashiho yang memperhatikan hanya geleng-geleng kepala saja. Dia melirik keluar jendela, "Eh, hari ini cakung yah."

"Hah?" beo mereka bertiga tidak mengerti ucapan Mashiho.

"Cuaca mendukung," jelas Mashiho karena mereka tidak paham. "Padahal pas malem hujan gede, untung aja sekarang cerah."

"Gue kira apaan anjir,"

"Kagak gaul lo, Jaemet." ledek Mashiho memeletkan lidahnya.

"Dih, sok banget idup lo bonsai." balas Jaehyuk karena teman nya itu seperti bonsai yang kecil.

"Bonsai, bonsai pala kau. Kagak gue jajanin nurdin lagi lo." ancam Mashiho membuat Yedam dan Sunghoon semakin cengo.

"Nurdin ape lagi sih? Bahasa lo kayak nya agak laen banget, Bang." bingung Yedam benar-benar tidak mengerti.

"Nurdin tuh nutrisari dingin,"

"Gue sukanya taro, berarti jadi tardin yah." celetuk Sunghoon yang segera kena tepukan sedikit keras di bahu.

"Anaknya Wantutri bisa aje,"

Sunghoon yang mendengar itu mendengus, ledekan Yedam saat sekolah dulu kembali terdengar lagi.

Sweet HolidayWhere stories live. Discover now