Harapan (end)

282 5 0
                                    

Sesampainya mereka di markas Tuan Devinter. Mereka di sambut tiga bodyguard yang berjaga di depan pintu.

Tau arti tatapan Tuannya para bodyguard itu menunduk hormat "Mereka ada di dalam Tuan".

Segera Tuan Devinter beserta anak anak kecuali Lion segera masuk kedalam. Lion memang tidak ikut karena setelah menangis seharian ia demam dan di rawat di rumah sakit bersama Ny Wagner yang pingsan.

Plak!

CTAARR!

CTAARR!

Ketika mereka masuk, aroma besi menghantam alat indera mereka. Di sana terdapat beberapa orang yang sedang di siksa dengan cara di cambuk.

"AKHHH!! Hentikan!!" Pekik kesakitan mereka.

Tuan Devinter menatap anak anak khawatir dengan apa yang mereka lihat.

"Ayah tidak usah cemas kami sudah biasa" Raven tau ayahnya tidak tega memperlihatkan penyiksaan sadis di depan mata anak anaknya.

"Hah...Apa kalian mau bermain juga?" Tanya Tuan Devinter dengan senyum miringnya.

Mereka semua mengangguk antusias. Biasanya jika melakukan 'hukuman' mereka tidak langsung turun tangan melainkan membiarkan bodyguard dan bawahannya yang mengurus. Tapi jika itu menyangkut orang orang berharga mereka dengan tidak keberatan mereka juga harus merasakan darah kator itu mengenai tubuh mereka.

Tuan Watson sudah menyuruh bawahannya untuk membawa dua pelaku utama ke markas Tuan Devinter untuk di interogasi dan sisanya terserah mereka.

Tuan Devinter membawa anak anak itu ke ruang sebelah dan di sana terdapat satu pria dan satu wanita yang lebih muda sedang terduduk lesu dengan kedua tangan dan kakinya di ikat dengan rantai.

Ketika pria yang sedang terduduk itu mendengar beberapa langkah kaki yang mendekat segera ia mendongakkan kepalanya. Seketika matanya melotot tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Luzel, Raven, Kai yang mengenal pria itu terkejut dan Kai segera menendang perut pria itu dengan keras sampai sampai pria itu terbatuk.

"Hentikan! Jangan sakiti ayah ku!!" Teriak wanita yang lebih muda di samping pria itu.

"Hahahah tidak di sangka ternyata kita bertemu lagi pria tua" ejek Raven. Sebenarnya Raven sedang menahan emosinya bagaimana tidak orang yang sedang di tahan ini merupakan orang sama yang telah menghina adik kembarnya.

Raven langsung berjongkok di depan gadis itu yang merupakan anak dari pria yang barusan dia tendang "Kau Rika bukan" ucap Raven dengan dingin.

Gadis itu bukan takut melainkan terpesona dengan wajah tampan Raven yang berada di depannya.

Raven menjentikkan jarinya di depan mata gadis itu yang membuat gadis itu tersentak kejut, segera ia mengangguk.

Raven tau bahwa gadis itu tertarik dengan dirinya segera menjauh.

"Kemarilah" Raven segera menarik tangan Lucas untuk berdiri di dekatnya.

"Kau! Apa kau mengenal saudara ku ini" tanya Raven pada gadis yang bernama Rika itu.

Rika awalnya tidak mengenal orang yang di tunjukkan Raven ia malah kagum dengan semua wajah tampan yang sedang mengelilinginya. Ketika Rika menatap wajah dingin Luzel ia merasa takut dan ngeri walaupun wajahnya yang paling tampan dari yang lain. Tapi ketika ia menatap wajah Lucas ia merasa damai dengan wajah tampan dan tenang milik Lucas.

Lucas mengenal siapa gadis di depannya ini. Gadis ini yang telah mengejek dirinya dan Lion bahwa mereka hanyalah anak adopsi dan tidak pantas masuk ke sekolah itu. Dan kemarahan diri Lucas semakin membesar ketika ia tau bahwa gadis ini juga terlibat dalam rencana jahat ini.

(End) Athanasia WagnerWhere stories live. Discover now