Kekecewaan

159 6 0
                                    

"HAHAHA bagaimana... apa anda senang dengan kejutannya Tuan Dawn"

"Nak apa kamu mengenal orang ini?" Tanya Tuan Watson memastikan.

Lucas menganguk dan dia tidak bisa mengalihkan tatapannya selain pada pria itu.

Lucas mengepal erat tangannya berusaha menahan emosi, Tuan Watson yang berada di belakang Lucas segera mengusap punggung anak sahabatnya itu agar tenang.

"Tuan Dawn apa anda mengenal anak ini?" Tanya Tuan Watson.

"Ti-tidak! Aku tidak mengenalnya!!"

"Wow wow tenang Tuan, kenapa anda begitu gugup"

"Apa anda yakin tidak mengenal anak ini Tuan. Coba perhatikan dengan seksama bentuk wajah anak ini mirip dengan...hmm bisa di bilang putra anda bukan?" Sambung Tuan Watson.

"Bu-bukan! Me-mereka tidak mirip!!"

"Hahhh aku letih dengan akting ini...." Ucap Tuan Watson yang sedari tadi dia menahan untuk tidak segera membunuh orang di depannya ini. Karena ia mengetahui siapa orang yang sedang berlutut di depannya.

"....Apa anda sebegitu bencinya dengan cucu kandung anda sendiri" datar Tuan Watson.

Karena perkataan Tuan Watson, Luzel dan yang lain terkejut mengenai siapa identitas asli dari pria itu.

"Apa dia kakeknya si kembar?" Lirih Raven.

"Ya dia adalah kakeknya Lucas dan Lion. Pria ini adalah keluarga kandungnya putra kembar ku!" Ucap Tuan Wagner yang dari tadi hanya diam melihat kesedihan di mata Lucas,putranya.

"Put-putra? Dia?..."

"HAHAHAHA....bagus bagus sekali cucuku. Ku pikir setelah kalian menghilang, hidup kalian tidak akan lama lagi tapi ternyata HAHAHA kalian hidup dengan enak Haa!...."

"Asal kalian tau kau dan adikmu telah di bodohi mereka semua! Kalian selama ini tinggal dengan pembunuh!" Marah Tuan Dawn yang merupakan kakek Si kembar.

"Pembunuh?" Tanya Lucas.

"Mereka telah membunuh ayah mu nak! Mereka pembunuh keluarga kita! Tapi kau dan adikmu secara tidak langsung juga pembunuh! Dasar kalian anak kurang ajar! Kalian bukan cucuku camkan itu anak jalang!!" Teriak marah Tuan Dawn.

BUGH

Tuan Wagner menendang wajah pria itu hingga hidung dan mulut pria itu mengeluarkan darah.

"Berani sekali kau membentak putra ku!" Marah Tuan Wagner.

"Lihat! Lihat sendiri bukan mereka tidak segan segannya membunuh orang orang tanpa dosa mereka itu pembu--..." adu Tuan Dawn terpotong.

"Tidak! Tidak mungkin! Mereka tidak membunuh orang tanpa alasan...bukan begitu pa?" Lucas menatap yakin Tuan Wagner.

Tuan Wagner langsung menarik Lucas ke pelukannya dan mengucapkan kata maaf berulang kali. "Maaf...maaf kan papa".

DORR

"AKHHH" Teriak ke sakitan pria itu, dimana Tuan Watson menembak salah satu kaki pria tua itu.

"Jaga ucapan anda terhadap keluarga saya!....Lucas dengarkan papa mu terlebih dahulu biarkan papa mu menjelaskan semuanya setelah itu tergantung dirimu yang mau menerimanya atau tidak" Setelah menembak kaki kakeknya Lucas, Tuan Watson berjalan mendekati Lucas yang masih terdiam di pelukan Tuan Wagner.

"Tidak jangan dengarkan mereka! Apa kau ingin ku akui menjadi cucuku lagi ha?! Akan aku jamin hidup mu dan adikmu tenang" Tuan Dawn ingin memengaruhi cucunya agar Lucas bisa membebaskan dirinya.

(End) Athanasia WagnerWhere stories live. Discover now