Light Six & Seven

122 3 0
                                    

Dua bulan telah berlalu kondisi Lion semakin hari semakin membaik maka dari itu dia diizinkan untuk melakukan rawat jalan. Sia merasa tidak sabar ingin membawa adik adik nya ke mansion dan akan tinggal bersama.

Mereka sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. Di dalam mobil itu terdiri dari sopir,Tuan Ny Wagner, Sia, dan si kembar. Sedangkan yang lain menunggu di mansion.

Setibanya mereka di depan gerbang mansion para bodyguard segera membuka gerbang dan tampaklah mansion yang megah dan mewah itu.

"Wahhhh Jie apa kita tinggal di Istana ini" kagum Lion. Sedangkan Lucas hanya menatap kagum mansion itu.

Tuan dan Ny Wagner serta Sia terkekeh gemas "Hahahaha benar kalian akan tinggal di sini, dan panggil kami papa mama sama seperti Jiejie kalian" ucap Tuan Wagner.

Lion mengangguk "pa...papa mama jie....makasih atas semuanya" ucap Lucas sedikit malu malu.

Sia tersenyum dan dia memeluk Lucas "Hm tentu itu pantas untuk adik adik ku".

Lion mendengar Lucas memanggil mereka papa mama merasa sangat terharu, senang dan bahagia.

"Mama Papa.."

"Hmm iya, ada apa sayang?" jawab Ny Wagner

"Mama Papa"

"Kenapa hmm?"

"Mama Papa..."

"...?"

"Heheheheh Mama Papa"

Sia melihat tingkah jahil Lion terkekeh geli "Kenapa Lion?"

"Hm! Lion cenang....cangat cenang. Jadi Lucas tidak pellu bekelja lagi untuk Lion. Lion cedih lihat Lucas celalu pulang malam dan tadang tadang ada bilu bilu di badan dan muka Lucas" Lion mengingat sulitnya hidup sebelum bertemu Sia dan keluarganya.

Lucas mendengar bahwa adiknya sangat mengkhawatirkanya segera ia mengelus kepala Lion dengan lembut serta diiringi dengan senyum tulus.

Setibanya mobil mewah itu berhenti di dekat pintu mansion. Mereka pun segera turun. Tuan Wagner segera mengendong Lion. Karena Lion masih dalam masa pemulihan ia dilarang untuk banyak gerak.

Tuan Wagner membawa Lion masuk dan diikuti dengan yang lain. Di dalam mansion mereka di sambut dengan para maid dan bodyguard, dan di ruang tamu sudah terdapat Keluarga kecil Watson, Neo, Raven, Felix dan Kai.

"Haii adik kecil~ kenalkan aku Abang Felix, jadi mulai sekarang kamu panggil kami Abang oke" ucap Felix menghampiri Lion di gendongan Tuan Wagner.

"....hmm Pelik!" Pekik polos Lion.

Mereka yang mendengar ucapan cadel Lion tertawa lepas "HAHAHAHA apa katanya tadi "pelit" hahaha nama kamu sesuai dengan sifat mu" Goda Kai.

Plakk

Felix memukul kepala Kai sedikit kasar. Ia sedikit malu dan kesal, malu karena nama sebagus itu jika di ucapkan anak kecil menjadi sangatttt buruk dan kesal karena Kai selalu mengejeknya.

"Ehhh apa Lion calah bicala, apa ada yang lucu....kenapa cemuanya tetawa" tatap polos Lion.

Tuan Wagner mengusap kepala Lion lembut "Tidak"

Sedangkan Felix menatap tidak percaya Tuan Wagner "Apanya yang tidak lucu...ini menyangkut nama ku, doa sepanjang hidupku lalu enak saja di ubah artinya menjadi..."batin kesal Felix.

Ketika Felix sedang asik membatin ia tidak sengaja bersitatap dengan Luzel. Dari tatapan Luzel, Felix sudah tau dan dia hanya memaklumi Lion. "Biarkan saja...masih kecil" begitu isi tatapan datar Luzel yang di lihat Felix.

(End) Athanasia WagnerWhere stories live. Discover now