7. Oh my-Mount Hua is in Ruins (2)

208 42 2
                                    


.

「Oh Astaga-Hwasan akan runtuh」

»-R-O-T-M-H-S-«


"Ah..."

Chung Myung menoleh.

Ada orang! Setelah satu bulan perjalanan, ini kabar baik, seseorang tinggal di Hwasan yang katanya sudah hancur.

Pintu kayu yang berat dan rusak berderit terbuka pada engselnya yang rusak. Seorang pria berseragam hitam menjulurkan kepalanya melalui gerbang yang setengah terbuka.

"Apa? anak kecil?"

Chung Myung langsung yakin jika pria ini adalah seniman bela diri. Dalam sebulan terakhir, dia hampir tidak pernah disebut anak kecil.

"Atau pengemis?"

"Pengemis?"

"Pengemis ini bepergian sendirian?"

"Dia seorang pengemis."

Orang tidak peduli entah pengemis tua atau muda. Mereka tetaplah pengemis- tapi pria ini mengabaikan pakaiannya yang compang-camping dan keringat yang menetes dan melihatnya sebagai anak kecil.

"Kau datang ke sini sendirian?" Pria paruh baya itu melihat sekeliling, bingung.

"Bagaimana kau bisa naik kemari sendirian?"

"Uh... itu..."

Chung Myung tersandung kata-katanya.

Aku hanya berjalan? Dia ingin mengatakan jika tidak ada yang tidak mungkin dengan ketekunan, tapi sepertinya itu tidak akan berjalan mulus dalam situasi saat ini.

Dengan kurusnya, dia akan menimbulkan kecurigaan tidak peduli apa yang dia katakan. Tidak perlu membuat alasan, yang penting bukanlah menjelaskan diri, tapi memimpin percakapan.

"Lebih penting lagi, saya perlu menanyakan sesuatu pada anda."

"Hah?"

Pria itu memutar matanya. Tidak masuk akal bagi seorang anak untuk datang ke sini sendirian, apalagi untuk bertanya.

"Apakah anda seniman bela diri Hwasan?"

"...Kau tahu tentang Hwasan?"

"Apa saya benar?"

"Benar, untuk saat ini?"

Belum terlambat!

Chung Myung menghela napas lega. Itu pasti di ambang keruntuhan, dia bisa tahu itu hanya dari pandangan sekilas, tapi tidak sepenuhnya hancur, dan itu adalah bagian yang penting.

Bagaimanapun, warisan terus berlanjut. Chung Myung memutuskan sendiri. Pertama-tama, Hwasan adalah-

"Masuklah untuk saat ini."

"Hah?"

Chung Myung terkejut dengan senyum ramah pria itu.

"Matahari akan terbenam."

"...Oh?"

Benar, hari sudah mulai gelap.

"Malam di gunung dingin. Kau sudah mengalami hari yang panjang, jika mengambil risiko bermalam di luar, kemungkinan besar kau akan mati kedinginan. Mustahil untuk turun gunung sekarang. Tempat ini sedang tidak menerima tamu, tapi aku tidak bisa membiarkan orang yang mengetahui Hwasan kembali sendirian."

Mata Chung Myung berputar. Bukankah ini terlalu mudah?

...Kalau dipikir-pikir, Chung Myung tidak punya alasan untuk waspada. Untuk apa pengemis lemah sepertinya perlu waspada?

Cho Sam [ 1 ] ✔Where stories live. Discover now