Langkahnya mendekat pada yang lebih tua, "Kapan datang? Eomma Appa juga datang?"

"Siang tadi."

Sehun menggeser pantatnya, memberi ruang pada Taeyong untuk adiknya itu ikut melabuhkan diri, "Iya, Eomma Appa juga. Tapi Appa pergi membeli sesuatu, Eomma beristirahat." Taeyong hanya mengangguk menanggapi.

Sehun menoleh pada Taeyong yang menonton TV, "Taeyong, Eomma memasakkan bubur untuk Jaehyun tadi. Lihatlah ke dapur," ujarnya, mendengar itu mata Taeyong cepat beralih ke samping.

Taeyong menatap Sehun dengan sorotan terkejut yang berusaha dia tutupi, "Bagaimana Eomma tau Jaehyun ada di sini?" Pertanyaan yang terlalu malas untuk Sehun jawab.

Mata Sehun memutar, "Bagaimana kami tidak tau jika kalian tidur sangat lelap dan berpelukan erat?"

Taeyong meringis pelan, malu mendominasi, "Astaga, itu memalukan," gumamnya meringis.

Mengabaikan gumaman Taeyong yang sebenarnya masih dapat dirinya dengar, Sehun lebih memilih bertanya keadaan Jaehyun, "Jaehyun sakit? Apa parah?"

Yang lebih muda kembali memasang wajah datarnya yang tak tahu menahu, "Demam seperti biasa, sebentar lagi akan sembuh," sahutnya acuh.

"Kau harus banyak memeluknya dan berada di dekatnya. Dia sangat rewel."

Taeyong hanya diam tak menanggapi ucapan Sehun.

Bukan 1 atau 2 tahun Sehun mengenal Jaehyun, dari pria itu hanya bisa menangis untuk meminta perhatian sampai menjadi pria dewasa yang mapan.

Jadi bukan hal yang patut dipertanyakan jika Sehun mengetahui segala macam rupa sisi Jaehyun yang tak banyak orang luar ketahui. Pria itu sudah menganggap Jaehyun sama seperti Taeyong, seperti adik kandungnya.

TING NONG
TING NONG

Taeyong menoleh ke arah pintu ketika mendengar bunyi bel yang dibunyikan, "Ah, apa itu Appa?" gumamnya, namun sesaat mengernyit ketika menyadari ayahnya tak mungkin membunyikan bel.

Tak langsung menanggapi Taeyong, Sehun malah melirik ponselnya, "Bukan. Itu Tzuyu." Jawaban Sehun membuat kepala Taeyong dengan cepat berputar ke arah pria itu, "Dia mencari keberadaan Jaehyun dan kukatakan dia di rumah kita."

"APA?!" pekik Taeyong nyaring, sedikit membuat tubuh Sehun terlonjak.

Sehun mengerjap bingung mendengar pekikan itu, "Kenapa?"

Mata Taeyong semakin membulat mendengar pertanyaan polos kakaknya itu, "Kenapa?! Hyung bertanya kenapa?!" serunya, ingin sekali Taeyong memukul kepala Sehun saat ini, "Astaga! Aku tidak percaya ini!" Taeyong memijat pelipisnya yang berdenyut.

Oh ayolah, hal yang paling dirinya hindari di dunia ini adalah bertemu wanita itu. Dan Sehun mengundangnya ke sini tanpa merasa bersalah?! Siapa yang harus Taeyong tenggelamkan lebih dulu?

Sehun masih menatap Taeyong yang mendengus marah padanya, masih belum mengetahui letak kesalahannya berada di mana.

"Kenapa memangnya?"

"Aku malas melihat wajah wanita itu!" sahut Taeyong dengan kesal, matanya melirik tajam pada Sehun yang hanya diam menatapnya.

TING NONG
TING NONG

Bunyi bel kembali terdengar membuat Taeyong berdecak kesal, tangannya mendorong bahu Sehun pelan agar tak menghalangi jalannya, "Hh, minggir. Biar aku saja yang membukanya."

CKLEK

Taeyong bersandar di ambang pintu dengan wajah datar menatap wanita di depannya itu, "Apa?" Nada suaranya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda keramahan.

Back To You (JAEYONG)Where stories live. Discover now