Lelaki pilihan Mama

952 32 28
                                    

Alat-alat medis tampak menempel di tubuh ringkih Yesha, sudah terhitung tiga hari lebih gadis itu belum memperlihatkan tanda-tanda akan siuman.

Begitu mendengar bahwa anaknya kecelakaan, kedua orang tua Yesha segera kembali ke negara asal meninggalkan pekerjaan-pekerjaan mereka yang belum selesai.

Raut sedih kentara di wajah pasangan paruh baya itu, sedari tadi pun Fira(Mama Yesha) melontarkan berbagai pertanyaan, namun tak ada jawabannya hanya suara alat medis yang menggema di seluruh ruang rawat.

"Ma... makan dulu yuk dari kemarin Mama belum kemasukan makanan loh," ujar Aldi yang tak lain adalah Papa Yesha.

Pria itu sedari tadi berusaha menyuapkan makanan ke hadapan istrinya namun di tolak mentah-mentah.

Buliran bening sedari tadi menetes tanpa izin membasahi pipi Fira mendapati putri kesayangannya tergeletak lemah di atas Brankar.

Berbagai doa telah ia rapalkan namun tak kunjung mendapat titik terang.

Satu jam, dua jam, bahkan tiga jam berlalu wanita itu senantiasa duduk menanti kesadaran sang putri kesayangannya.

Saat dirinya hampir frustasi, pemandangan di depannya membekukan seluruh tubuh wanita itu.

Bagai Sambaran petir, tubuhnya seakan tersengat aliran listrik membeku beberapa saat kala netranya menangkap pergerakan dari tangan Yesha serta kelopak mata gadis itu yang perlahan membuka.

"PA PANGGIL DOKTER SEKARANG!!" teriak Fira histeris.

Aldi dengan segera memencet tombol di sebelah kiri brankar beberapa menit kemudian dokter dan beberapa perawat datang.

Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, dokter paruh baya itu tersenyum hangat.

"Alhamdulillah pasien telah siuman dan kondisi beliau saat ini jauh lebih baik dari sebelumnya." kedua orang tua Yesha bernafas lega senyuman bahagia terukir di wajah mereka.

Dengan cepat Fira merengkuh tubuh putrinya dengan derai air mata yang membasahi pipi.

"Ma... pa..." lirih Yesha yang sudah berkaca-kaca, wanita itu terenyuh semakin mengeratkan pelukannya memberi kenyamanan pada putrinya.

"Iya sayang kita disini,"

"Cerita sama Mama kenapa kamu bisa seperti ini?" ucap Mama mengelus surai Yesha, gadis itu tampak ragu menunduk seraya memilin jemarinya.

"Aku ngeliat Gevin... terus aku kejar dia Ma,"

"Laki-laki itu lagi?!" sentak Papa menggeram dengan nada emosi.

"Sudah berapa kali Papa bilang, lupain dia Yesha... lihat sudah berapa kali kamu tersakiti gara-gara dia?!"

Mama berusaha menenangkan dengan mengelus lengan pria itu.

"Sudahlah masih beruntung Yesha selamat pa..."

Hening beberapa saat kemudian Fira kembali membuka suara,

"Lusa... kamu sudah boleh pulang, mama akan bawa Yesha ke suatu tempat."

Cewek itu nampak mengerutkan keningnya menatap penuh tanda tanya ke arah sang Mama.

"Kemana ma?"

"Ada...nanti juga kamu tahu."

***

KAITSAR ELGAMA [END]Where stories live. Discover now