-There's No Rain-

Start from the beginning
                                    

"Maaf, kau itu kalau bicara lambat dan pelan." Ia tersenyum lebar. Kupalingkan wajahku ke danau, terlalu malas untuk menatap wajahnya.

"Begini, Erlyn...." Mendengarnya, aku langsung menolehkan wajahku dan menatapnya dengan penuh perhatian. Ia tersenyum kecil.

"Aku... mau minta maaf."

Aku menaikkan sebelah alisku. "Minta maaf kenapa? Karena kau monster?" tanyaku dengan nada yang polos. Ia langsung terdiam.

"Ah, aku monster di matamu ya...." Ia menggaruk-garuk kepalanya. Takut, kutatap rumput hijau gelap yang ada di bawahku.

"Begitulah...," gumamku pelan.

"Maaf," ucapnya pelan. Kutatap dirinya, sekarang ia menunduk. Aku hanya bisa menatapnya dalam diam.

Ia mengangguk pelan. Sebuah senyum seketika terukir di wajahnya. Ia kemudian membaringkan tubuhnya, tangan direntangkan. Ia menatap ke arah langit yang kosong. Aku tertawa kecil. Kuseret tubuhku ke sebelahnya, menghadapnya.

"Oi, boleh cerita sedikit?" tanyanya.

"Tentu," ucapku pelan.

"Jadi, ada perempuan ini yang kusenangi....." Aku langsung tersenyum mendengarnya.

"Lanjutkan."

"Dia menggemaskan."

Aku tertawa kecil. "Lalu?"

"Aku ingin berkencan dengannya. Aku amat sangat ingin menjadi pasangannya."

"Kenapa kau tidak mengencaninya?" tanyaku pelan.

Ia meringis. "Entahlah...."

"Ah, ayolah!" Kugembungkan pipiku. Ia tertawa melihatnya.

"Aku hanya merasa.... Dia tidak akan menyukaiku." Seketika wajahnya murung.

"Kalau begitu, kenapa kau tidak tanyakan saja ke dia?" Sekarang, giliran Valt yang menggembungkan pipinya. Aku tertawa menatap wajah konyolnya.

"Baiklah...." Valt lalu duduk menghadapku. "Kau menyukaiku tidak?"

Apa aku salah dengar? Aku meremas bajuku. Aku bertanya, "Ini... lelucon ya?"

Ia menunduk sedikit, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ke-kenapa orang sepertimu bisa...."

"Karena aku bodoh."

Aku mengernyitkan dahi. Apa maksudnya? Sekarang dia pintar? "Maksudmu?" tanyaku lirih.

"Bodoh.... Bodoh karena aku tak tahu betapa aku mencintaimu."

Aku memeluk lututku, menutup pipiku yang mendadak hangat. Ada yang salah dengannya. Dia membuatku merasa agak... aneh.

"Erlyn, sebenarnya aku menyiksamu hanya agar kau terus ada di dekatku, untuk mendapatkan perhatianmu." Ia mendesah. "... Maafkan aku sudah membuatmu terluka."

Aku mengedipkan mataku beberapa kali. Detak jantungku berpacu. Dia... dia berbohong, kan?

"Aku memang bodoh, maafkan aku," tambahnya.

"Aku takut, Valt...."

"Jangan takut." Ia menarik tubuhku, memelukku. Membuatku kaget setengah mati. "Aku menyayangimu, aku tidak akan menyakitimu. Dan aku akan melindungimu. Tidak akan kubiarkan seorangpun menyakitimu."

Tubuhku seketika lemas. Rasanya aku meleleh di pelukan ini. Kubiarkan tangannya memeluk tubuh mungilku, kubiarkan air mataku jatuh membasahi kemejanya. Kupeluk dirinya erat-erat. Ini pertama kalinya di hidupku... seseorang memelukku dan mengatakan dia menyayangiku. Orangtuaku tidak pernah memperlakukanku seperti ini. Temanku tidak pernah memperlakukanku seperti ini. Lalu Valt si monster datang, memelukku dan mengatakan bahwa dia menyayangiku.

PetrichorWhere stories live. Discover now