19. Pulang Bareng Pacar

19 6 36
                                    

Jam sekolah selesai pada pukul dua siang. Alysa bergegas mendatangi ruang eskul musik. Di sana, semua anggota band BAFER sudah berkumpul, ditambah ada seorang gadis lain dalam ruangan itu.

"Hai, maaf telat, tadi aku ngumpulin tugas kimia dulu," ucap Alysa.

"Iya, santai aja," kata Benny.

"Oke, jadi semua anggota udah kumpul ya! Waktunya tes mic calon vokalis," ujar Fiqi.

Alysa tak mengira hari itu akan tiba lebih cepat, tetapi ia merasa tak keberatan dengan hal ini.

Lalu Alysa memperkenalkan diri sekali lagi pada grup band BAFER itu, terutama pada Fiqi yang hanya mengenalnya dari cerita anggota lain dan sewaktu MPLS. Usai memperkenalkan diri, Alysa disuruh bernyanyi.

Setelah Alysa, giliran gadis itu memperkenalkan diri. Namanya Sheila dari kelas 10C. Lalu ia disuruh bernyanyi sama seperti yang Alysa lakukan.

Begitu kedua calon vokalis selesai tes mic, Fiqi menyuruh masing-masing siswi tersebut, untuk duet menyanyi dengan Benny, mereka membawakan lagu yang sama.

Meski sejak awal Alysa tak berniat menjadi vokalis band BAFER, Alysa mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bernyanyi. Namun, pada akhirnya Sheila yang terpilih. Sejak awal Alysa memang sudah menduga bahwa gadis itu lebih cocok untuk menjadi vokalis dan duet dengan Benny.

"Selamat Sheila, kamu terpilih menjadi vokalis," ujar Fiqi.

"Nggak salah 'kan pilihanku?" kata Benny bangga.

"Iya, iya," balas Alvian, "Alisa, nggak apa-apa 'kan?"

"Hehe, nggak apa-apa kok, Kak, namanya juga keputusan, aku harus terima hasilnya," jawab Alysa santai.

"Habis ini kamu mau ngapain?" tanya Alvian lagi.

"Aku mau pulang, Kak. Udah nggak ada urusan lagi aku di sini," jawab Alysa.

"Lho, kok, pulang? Nggak bareng kita?"

"Nggak apa-apa, Kak, aku bisa pulang sendiri."

"Pulang bareng? Memang kalian pacaran?" celetuk Sheila.

Alvian mengabaikan pertanyaan Sheila dan menarik Alysa ke luar ruangan, "Nggak bisa gitu Lis,"–lalu Alvian mendekat dan berbisik pada Alysa–"kita kan baru jadian."

"Lah, terus? Apa hubungannya?" ucap Alysa bingung.

"Hayo! Bisik-bisik apa kalian?" ucap Rasta usil mengintip ke luar.

"Nggak apa-apa, Kak, ngasih semangat buat Alysa," dusta Alvian. Seketika semua anak menggoda mereka, membuat Alysa merasa malu.

Alvian yang merasa terganggu, mengusir para 'pengintip' itu. Setelah memastikan tak ada yang mendengar pembicaraan mereka, Alvian lanjut membujuk Alysa.

"Gimana kalau sambil nunggu, kamu salinin catatan kimiaku, tulisanmu bagus soalnya, gampang dimengerti," puji pemuda itu.

Mendengar dirinya dipuji, akhirnya Alysa menurut dan menunggu Alvian hingga selesai latihan.

"Oke, Kak," jawab Alysa sambil tersenyum. Sesuai janjinya, Alvian mengantar Alysa pulang setelah latihan.

"Kamu nggak mau kita mampir ke suatu tempat buat ngerayain hari jadian kita?" tanya Alvian sambil mengendarai motor.

"Nggak Kak, aku mau langsung pulang aja," balas Alysa dengan suara agak keras agar terdengar.

"Kamu beda ya dari cewek-cewek lain," komentar Alvian yang tidak dipahami oleh Alysa.

"Jadi di sini rumah kamu ya?" kata Alvian tatkala mereka sampai ke rumah Alysa.

"Iya, ayo, masuk!" ajak Alysa.

Selat Bersanding Bahu [Proses Revisi]Where stories live. Discover now