"Gue ngga ngapa-ngapain, Rik." bantah Mashiho yang merasa tidak melakukan apapun.

"Rik, lo gapapa?" tanya Asahi lembut. Dia benar-benar terkejut saat bangun dari tidurnya beberapa menit lalu.

Riki diam, wajahnya tampak pucat dengan pandangan kosong. Dan Asahi yang melihat itu nampak menghela nafas panjang.

"Kayaknya hantu-hantu itu yang buat Riki kayak gini," ungkap Asahi dan memijit pangkal hidung nya.

Jaehyuk yang mendengar itu meneguk salivanya gugup. Saat dia di ganggu tadi oleh hantu yang menyerupai Mashiho, dia dengan segera berlari keluar kamar.

"Mereka pandai ngelabui kita," desis Asahi memejamkan matanya sesaat.

Asahi kembali membuka matanya dan menatap tajam sudut ruangan dimana ada sesosok yang tampak menyeringai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asahi kembali membuka matanya dan menatap tajam sudut ruangan dimana ada sesosok yang tampak menyeringai.

"Kita pergi, sekarang!" tegas Asahi dan segera di angguki oleh mereka semua.

Semuanya mengangguk patuh, Jaehyuk mencoba membantu Riki untuk bangun dan membawanya keluar.

"Arurang beneran lempang ie?" bisik Sunghoon pada Yedam di samping nya. [Kita beneran pergi ini?]

"Lamun maneh masih hayang di dieu, sok wae atuh silahkan." balas Yedam melirik teman nya itu. [Kalo lo masih mau disini, silahkan aja.]

"Lain kitu maksud urang teh, ie arurang rek naek naon anying? Beneran rek ngesot? Garagas kek jubur urang," keluh Sunghoon memikirkan bagaimana mereka akan pergi. [Bukan gitu maksud gue, ini kita mau naik apa anying? Beneran ngesot? Garagas entar pantat gue.]

"Yah ga gitu juga, bego. Ntar nebeng yang lain. Tapi kayaknya ada si Alberto motor Bang Hee," ujar Jay saat melihat supra butut yang menganggur.

"Emang muat?" bingung Sunghoon melihat dua teman nya yang bongsor.

"Muat," sahut Yedam cepat. "Nanti si Jay yang bawa, gue di belakang nya."

"Terus gue dimana?" tunjuk Sunghoon pada dirinya sendiri.

"Lo mah di ban aja muter atau ngga di rantai juga boleh," mendengar itu seketika membuat Sunghoon mendengus kesal.

Disisi lain, Jungwon, Haruto dan juga Jeongwoo tampak berunding. "Kemarin-kemarin suruh sape sih tuh motor di tinggal, hah?"

"Yah, lo ngga mau bawa goblok." Jeongwoo menoyor kepala Haruto kesal.

"Orang lo nangis-nangis sampe ingus lu meler noh,"

"Enak aja! Kagak yah! Gue cuman acting pas kemarin," bantah Haruto tidak terima.

"Halah, bacot. Kalian berdua kagak beda jauh yeah." sahut Jungwon menunjuk teman paketan nya itu.

"Yang atu nangis, yang atu lagi hampir goser-goser di jalan."

"Heh, tuyul! Sadar diri anjir. Yang buat kita berdua panik kan lo, lo teriak-teriak setan nya mode pesawat, yah paniklah kita." timpal Haruto yang ingin rasanya menggumpal-gumpal Jungwon dan memasukan nya ke kantong kresek.

Sweet HolidayWhere stories live. Discover now