0017). Malam setelah sah

649 48 2
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

" Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, butuh kesabaran untuk meluruskannya, maka dengan itu izinkan saya membimbingmu, izinkan saya dengan segala kekurangan dan juga keterbatasan ilmu untuk membimbing kamu menuju surganya, karna ditakutkan apabila saya memaksa perempuan saya yang tercipta dari tulang yang bengkok, dia akan patah." - Tengku Atha Kahfi Ar-Raniry

sudah direvisi.

Terjadi kecanggungan antara Kahfi dan Aina, ruang kamar milik Kahfi terasa senyap, hening oleh kedua insan yang sama sekali belum membuka pembicaraan sejak 10 menit yang lalu.

Sebagai perempuan ceria, Aina gelisah karna tidak tahan dengan suasana seperti ini.

Namun, untuk membuka pembicaraan pada lelaki yang tadi pagi sah menjadi suaminya itu masih belum mampu buat Aina.

Didalam kamar yang masih sunyi itu, Aina tiba-tiba teringat ucapannya dulu saat sebelum menikah dengan Gus Kahfi, ia ingat dulu pernah sempat menertawakan jodohnya Gus Kahfi.

Aina meringis dalam batinnya, rupanya ia menertawakan dirinya sendiri...

Aina pun berdehem sekilas, malu untuk mengingat hal itu lagi.

Ia melirik-lirik lelaki disampingnya berulang kali, berulang kali Aina melirik dan masih menemukan laki-laki itu menunduk.

"Gus Kahfi?" Kahfi mengangkat kepalanya tepat sedetik setelah Aina memanggil namanya, disaat itu terjadi lah tatap-tatapan antara keduanya.

1 detik

2 detik

3 detik

Dan dalam waktu singkat itu, pipi Aina dengan cepatnya memerah, perempuan itu menunduk malu seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Kahfi tersenyum, "Yaallah begitu indah kedua matanya, hamba kembali dibuat jatuh cinta oleh segala tentang dirinya yaallah." Kahfi memegang lehernya, perasaan meledak macam apa ini.

Ia menyampingkan tubuhnya menjadi menghadap Aina secara sempurna, Aina yang sedang diam dibuat terkejut karna lagi-lagi tatapan mata suaminya membuat jantung nya berdebar.

"Boleh saya buka cadar kamu?" ucap Kahfi meminta izin, menatap lagi sepasang bola mata indah milik Aina, dan lagi-lagi ia dibuat jatuh cinta.

Kahfi menghela nafas, "Tenang Fi tenang, dia sudah sah menjadi istrimu, bola mata indah miliknya sudah boleh kamu lihat tanpa dosa akibat zina mata."

Kahfi membawa tangannya ke belakang kepala Aina, membuka tali cadar Aina yang sejak tadi tidak dilepas olehnya.

Kahfi menelan ludahnya kasar, ia seperti tenggelam dalam kedua mata Aina, bola mata berwarna coklat tua itu bak memancing Kahfi untuk terus melihatnya.

"Masyaallah, tidak hanya akhlak mu yang cantik, wajahmu juga menyertai nya, wallahi walaupun sebelum ini saya pernah sudah melihat wajahmu, tapi hari ini Allah membuat saya semakin jatuh cinta sama kamu Aina." Kahfi menyadari pipi memerah milik Aina setelah dia berbicara barusan, dan lagi-lagi perempuan itu menutup wajahnya menggunakan tangannya.

Seindah Takdir Dari Allah Where stories live. Discover now