0012) Rindu dan kecewa yang bersamaan

466 48 11
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Yang serius akan berjuang, yang bercanda akan hilang, yang yakin akan bergegas, yang main-main akan terlepas, cinta itu tidak dapat dinanti. Ambil dia dengan penuh keberanian, atau lepaskan dia dengan penuh keridhoan. ” Tengku Atha Kahfi Ar-Raniry

Kondisi ruang tamu kediaman orangtuanya Aina yang dingin oleh pendingin udara rupanya tak sama sekali mendinginkan kulit dan pikiran Kahfi yang tidak tenang semenjak 5 menit yang lalu menyampaikan kedatangannya kerumah orang tua Aina.

Seperti yang Abi ucapkan dua hari yang lalu, kedatangan Kahfi kesini memang tak lain adalah ingin melamar Aina, putri dari pasangan didepannya.

Awalnya Kahfi sudah sangat bersyukur ketika orangtua Aina memberikan restu atas niat baiknya hendak mempersunting putri dari keduanya, namun saat Ayahnya Aina melanjutkan perkataannya yang mengatakan jika sebelum Kahfi datang melamar, rupanya juga sudah ada kandidat lainnya yang melamar Aina, jiwa Kahfi terasa mau roboh mendengar nya, feeling nya sebelum ini memang tidak salah.

Ayah Salman kemudian buka suara lagi, kali ini bukan tentang adanya kandidat lain yang melamar putrinya.

"Nak Kahfi dan keluarga, lusa nanti insyaallah saya akan kepesantren dengan bundanya Aina untuk kita membahas lamaran nak Kahfi pada putri saya, nanti saya juga akan mengajak laki-laki yang kemarin itu melamar Aina, biar nanti Aina yang menentukan sendiri." Sebenarnya ada gelisah juga dihati Ayah Salman karna lamaran secepat ini pada putrinya masih muda itu, Ayah hanya tak mau nantinya Aina harus kehilangan masa remajanya dengan cepat karena harus menikah di usia mudanya.

Hanya saja jika nanti takdir Allah memang sudah menentukan jika putrinya harus menikah di usia muda, Ayah tidak bisa menolak.

Abi dan Ummi senang karna ada kemajuan dengan lamaran putra mereka, terlebih Ummi Aya yang senang karna tak sabar ingin punya menantu secepatnya.

Apalagi ini kali pertamanya ia mengantarkan salah satu anak lelakinya melamar anak perempuan orang, rasa haru dan senang benar-benar melingkupi perasaan Ummi.

𖤐 ‌࣪ ˖ ׅ Kahfi dan Aina 𖥔 ࣭ ࣪ 𖣯

Aina duduk sendirian didekat taman masjid pesantren, hari ini adalah jadwal kunjungan orangtua santri, sedangkan orangtuanya tidak datang hari ini.

Aina cukup mengerti dengan kesibukan Ayah Bundanya sebagai workaholic, tapi setelah lama tak bertemu, apakah tak bisa sebentar saja keduanya menemui dirinya.

Aina sedikit iri dengan teman-temannya, Hana sedang bersama kakak dan Umminya yang akan pergi umroh seminggu lagi, dua kakak laki-lakinya Nadira yang juga baru saja datang beberapa menit yang lalu, sedangkan Manda sedang izin keluar bersama keluarganya yang juga baru datang dari Medan.

Tadi ia sempat diajak oleh Manda, karena ia juga sudah mengenal dekat keluarganya Manda, namun Aina menolak karna tak ingin membebani dan mengganggu Manda yang jarang dikunjungi orangtuanya dan baru hari ini dikunjungi.

Rindu yang berkecamuk benar-benar menyiksa batin Aina, akhirnya ia memilih untuk pergi ke meja piket untuk meminta izin ingin ke makam Almh Kak Aisyah.

Didekat gerbang, setelah mendapatkan izin dari Ustazah piket, Aina duduk di kursi dekat pos satpam menunggu taksi datang, ia tadi meminjam hpnya Ustazah untuk memesan taksi.

Seindah Takdir Dari Allah Where stories live. Discover now