0016) Penyatuan dua insan

672 54 3
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

" Setelah sekian lama penantian ini, setelah banyak doa yang saya langitkan, setelah banyak harapan yang saya impikan, hari ini semuanya akan terwujud." -Tengku Atha Kahfi Ar-Raniry

Hari ini adalah hari dimana Aina dan Kahfi akan melepas masa singlenya.

Aina menatap cermin dalam kamar tamu, yang memantulkan pantulan dirinya yang sudah mengenakan baju pengantin putih.

Ia menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya, beberapa menit lagi penghulu akan datang, dan kata sah itu pasti akan terdengar.

Bunda masuk kekamar tamu, membuyarkan Aina yang sejak tadi gelisah. Bunda duduk disamping putrinya, ia tersenyum tipis melihat wajah gugup anaknya.

Tangan bunda terangkat mengelus bahu anaknya, "Anak sholehah bunda sudah besar, sudah mau jadi istri orang, ingat nasihat bunda dan ayah semalam ya nak, jadi istri yang sholehah dan nurut sama suami, beberapa menit lagi, ketaatan kamu akan berpindah pada suami, sudah bukan pada bunda lagi. Maaf bunda dan ayah selama ini selalu sibuk bekerja, kalau nanti kamu butuh bunda, bunda masih disini nak, cari bunda kalau kamu tidak menemukan pertolongan dimana pun ya?" ungkap Bunda Nafa

Dering telfon terdengar, Bunda mengambil handphonenya yang berbunyi, pertanda ada ada yang menelpon.

"Ayahmu.." ucapnya seraya menunjukkan layar handphone nya yang terdapat nomor Ayah Salman sedang menelpon.

Bunda menggeser tombol hijau, menghidupkan loadspeaker agar Aina bisa mendengar juga.

"Assalamualaikum ayah, ada apa?"

"Walaikumsalam Nda, kalau bunda lagi sama Aina tolong bilangin supaya dia bersiap, penghulunya sudah datang." Aina menatap Bunda yang ikut menatapnya, detak jantungnya kian berdebar karna ucapan ayah dari seberang telepon.

"Iya ini bunda lagi sama Aina, bunda tutup teleponnya ya yah." Bunda mematikan telpon, tersenyum pada Aina yang semakin gugup.

"Na, tadi Kahfi mengamanahkan sesuatu sama kamu," Bunda menyodorkan sebuah kain putih yang senada dengan baju pengantin Aina.

"Kahfi mau kamu pakai cadar dihari pernikahan kalian, tapi dia bilang kalau kamunya gamau, dia ga masalah," sambung Bunda lagi.

Aina mengangguk, ia sedikit tak menyangka jika Gus Kahfi memintanya memakai cadar, apakah ini adalah awal bagi Aina untuk terus memakai cadar?

"Sini Bunda yang pakaikan," Bunda memasang kain cadar di wajah Aina, ia tersenyum saat wajah putrinya sudah tertutup oleh kain tersebut.

"Masyaallah anak bunda, bunda jadi ingat masa kecil kamu dulu selalu bunda pakaikan kamu hiasan di rambut kamu nak."

"Sekarang akadnya sudah mau dimulai nak, Aina udah siap kan?" Aina mengangguk, suara pak penghulu sudah terdengar, Aina mengenggam jari-jemari bunda erat.

Dimeja didalam kamar tamu, ada laptop yang diletakkan oleh Ayah Salman, video call sudah tersambung dengan iPad milik bang Rayhan yang berada di masjid pesantren.

Video call tersebut memperlihatkan Gus Kahfi yang sedang duduk bersila didepan meja kecil di masjid, sedangkan disisi yang berlawanan ada Ayah Salman dan pak penghulu yang duduk berdampingan.

Seindah Takdir Dari Allah Where stories live. Discover now