005) Santriwati Nakal vs Gus Galak

652 72 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

udah sholawat? sholawat dulu yuk biar dapat syafaat :
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ۞

( sudah direvisi )

Malam ini bulan tidak terlihat, tertutup awan, bintang-bintang juga tak hadir untuk menghias, membuat suasana malam ini sangat terasa gelap dan sunyi.

Orang-orang biasanya sudah pulas tertidur, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. mungkin diluar pesantren masih ada orang lalu lalang tapi jika didalam pesantren sudah tak terlihat lagi karena semua kegiatan dibubarkan jam 10 malam.

Tapi di malam yang semakin gelap ini ada seorang perempuan yang sedang mengendap-endap dan sedang memastikan setiap penjaga piket, tenang saja karena itu bukan maling melainkan Aina yang hendak keluar dari pesantren untuk mencari makanan di minimarket, sejak tadi magrib perutnya keroncongan.

Aina celingak-celinguk memantau keadaan, ia ingat kata Hana minimarket pesantren masih tutup sampai sekarang karna penjaga nya pulang kampung yang menyebabkan banyak santri yang menggunakan kesempatan ini untuk berbelanja diluar.

"Yaallah maaf Aina udah bandel, soalnya na udah laper banget yaallah."

Aina menemukan ada tangga yang diletakkan dibelakang pos dekat gerbang pesantren, tak mau mengulur waktu, Aina bergegas mengambil tangga dan meletakkan nya di pagar pembatas pesantren, pagarnya cukup tinggi untuk Aina panjati tanpa bantuan alat.

"Duh, kok perasaan Aina ga enak ya." Aina sudah hampir naik setengah tangga, namun perasaan takut menyelimuti dirinya membuat Aina menghentikan diri.

Suara deheman seseorang mengagetkan Aina, membuat Aina tanpa sengaja melepas tangannya pada penyangga tangga, dan membuat tangga yang Aina letakkan tak lagi menyentuh dinding, Aina tergelincir jatuh.

Aina tau ini karma langsung dari Tuhan karena ia sudah bandel, namun kenapa tuhan masih berbaik hati dengan melembutkan tanah tempat Aina terjatuh?

Sebentar, lembut? Aina lekas membuka matanya saat sadar ia tidak jatuh ketanah, Aina melirik kebelakang takut, punggung seseorang terlihat olehnya, sekarang Aina tau, ia tidak jatuh ketanah, melainkan seseorang menggunakan punggungnya agar Aina tidak jatuh.

Aina tidak berani bertanya, ia masih bertahan dengan tubuhnya bagian belakangnya bersender ditubuh bagian belakang milik seseorang, "Yaallah siapa ini, dari badannya kayak badan--"

"Sampai kapan saya harus mengorbankan punggung saya Aina." Aina langsung berdiri tegak, namun belum berbalik badan untuk melihat siapa pemilik punggung itu.

"Kamu ini bandel banget ya, ngapain acara naik tangga kayak tadi, cari mati atau mau kabur?" Aina menegang, ia tau suara ini.

"GUS KAHFII!" Aina menaikkan oktaf suaranya tinggi, lagi-lagi kenapa harus Gus Kahfi?

"Eh maaf Gus." Aina menatap kesamping dengan malu, ia merutuki dirinya yang lagi-lagi mengibarkan bendera perang dengan Gus Kahfi.

"Itu Gus saya ga kabur kok, sssaya mmmau--" Aina berbicara dengan gagap lantaran panik menderanya sekarang, belum lagi tatapan horor Gus Kahfi yang membuat Aina mati kutu.

Seindah Takdir Dari Allah Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ