" Gemes bunda sama Jenoooo "

Tiffany mencium seluruh wajah putra bungsunya dengan gemas.

" Udah ih lepas " Jeno mencoba mendorong sang bunda agar menjauh darinya.

Tiffany akhirnya melepaskan wajah lucu putra bungsunya.

Nada notifikasi pesan masuk kedalam ponsel milik Tiffany yang tergeletak diatas meja, membuat sang pemilik mendekat ke arah ponselnya lalu membaca sebuah pesan yang dikirim oleh putra sulungnya.

Jevandra memberitahu bahwa ia dan Jeandra sedang menuju kelantai sembilan bersama ketiga sahabat Jeno yang tadi tak sengaja bertemu dilobby rumah sakit.

Tiffany membalas, setelahnya ia kembali mendekat kearah Jeno dan duduk seperti semula dipinggir brankar.

" Bibir kamu perih engga? " Tanya Tiffany, setelah melihat bibir milik putra bungsunya sedikit pecah pecah dan kering.

Jeno mengangguk, memang benar bibirnya akan terasa perih jika ia makan, atau meminum sesuatu.

" Bunda tadi pake lip balm deh, tapi bunda lupa taro di mana " Ucap Tiffany, tangannya merogoh setiap kantong yang berada di pakaiannya.

Setelah ketemu benda yang dicari, Tiffany mengeluarkan Nivea Flavor Lip Delicious Drop Peach Fragrance sebuah produk lip balm yang di buat untuk membantu melembapkan bibir dari saku celananya. 

" Pake ini mau yaa, enak ada rasanya " Ucap Tiffany, membuat Jeno menggeleng.

" Apa mau pake madu aja? " Perkataan Tiffany kembali mendapat gelengan dari Jeno.

Jeno engga suka madu!

" Kamu cium deh wanginya, wangi buah peach tauu "

Tiffany memberikan lip balm tersebut, Jeno mengambilnya lalu mencium sekilas wangi dari lip balm.

" Kalau di pake jadi warna pink engga? " Tanya Jeno

" Sedikit, tapi engga terlalu keliatan kok, kan ini lip balm, liat aja bibir bunda dikitkan pinknya "

Jeno akhirnya mengangguk setuju, lalu menyodorkan kembali lip balm tersebut ke sang bunda, membiarkan bundanya saja yang mengoleskan lip balm tersebut ke bibirnya.

Tiffany langsung saja mengoleskan lip balm tersebut ke bibir putranya.

" Sudah "

Tiffany tersenyum kecil ketika melihat bibir Jeno yang tadinya terlihat sangat kering dan pucat, kini sudah terlihat sedikit berwarna dan ada sedikit glossy.

Pintu ruangan diketuk dari luar dengan pelan, membuat Tiffany dan Jeno menoleh kearah pintu ruangan dan masuklah Jevandra dan Jeandra serta ketiga sahabat Jeno yang mengekor dibelakang badan besar Jeandra.

Pintu ruangan kembali ditutup oleh bodyguard yang berjaga di luar.

Jevandra dan Jeandra bergantian saling memeluk singkat tubuh Tiffany, sedangkan Jeno diatas brankar saling menatap satu sama lain kepada ketiga sahabatnya yang berdiri tak jauh darinya.

Ardan memberikan lirikan dan ocehan dari mulutnya walaupun suaranya tak terdengar namun Jeno dapat mengerti dari gaya bicara.

" Kalian duduk dulu yuk " Ucap Tiffany, yang langsung diangguki oleh ketiga sahabat putranya dengan ragu.

Tiffany mengajak mereka untuk duduk diatas sofa yang berada diruangan.

" Nyet lu pada canggung engga sih? " Bisik Haikal kepada Ardan dan Dewa.

" Demi iyaa anjir mana kaga pergi pergi lagi "

" Masa kita main diawasin sama mereka "

" Nanti bukan main malah saling diem diemman anjir "

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now