|DEVAN|

6.9K 734 9
                                    

Greget ah, votenya nyetuk di 66, padahal target 70.
Tapi gapapa, berhubung itu target main-main doang. Kita lanjut aja
happy reading ~

••••••

"Adek, jangan dipegang! Kotor." Anak lelaki berusia 6 tahun tampak berlari tergopoh-gopoh mengejar adiknya.

"Cing, cing, uciing."

"Iya, kucing. Lepas dulu, udah dibilangin kotor, nanti Mama marah," omel anak lelaki itu pada sang Adik. Dengan telaten dibimbingnya sang Adik yang masih berusia 3 tahun itu ke kran di halaman rumah dan mencuci kakinya.

"Bang, maiin." Balita kecil itu merengek kecil saat sang Kakak malah menariknya masuk ke dalam rumah.

"Makan siang dulu, nanti Mama marah."

"Ndaak!"

"Iiish." Sang Kakak menggerutu pelan,  ditatapnya adik nakalnya itu dengan tatapan jengah.

"Maa, adek nggak mau masuk, Ma!" adunya berteriak kuat.

Tak berapa lama, keluarlah sesosok wanita berparas cantik. Ia berdiri di ambang pintu yang menghubungkan dapur dengan teras belakang. Kedua tangannya memegangi semangkuk sup yang masih mengepulkan uap panas.

"Adeek, ayok sini, Mama masak sup ayam nih," himbau wanita itu. Tapi tak digubris sama sekali oleh sang Anak.

"Adeek, Mama bilangin ke Papa nih ya?" Wanita itu mulai melotot guna menakut-nakuti.

Balita kecil itu tak mempedulikan ucapan sang Ibu sama sekali, ia malah kembali sibuk menggendongi kucing liar yang entah datang dari mana. Tentu saja sang Kakak lagi-lagi mengomelinya.

"Devan, Vino. Kok masih di luar? Nggak makan?" Seorang pria berbadan tegap datang menghampiri mereka.

"Ini, Pa. Adek nggak mau masuk," adu Devan pada Papanya.

Pria itu—Gilbert—melirik pada anak bungsunya yang tengah menciumi kucing liar, seketika ia meringis kecil.

"Adek, udah ya. Kita makan dulu." Tanpa menunggu respon anak bungsunya, Gilbert langsung saja menggendong balita itu yang membuatnya memberontak ingin turun seketika.

"Devan, ayo masuk." Gilbert menggenggam tangan anak sulungnya dan berjalan masuk menuju ruang makan.

Tak lupa ia mencuci tangan kedua anaknya terlebih dahulu sebelum bergabung di meja makan bersama istrinya yang masih setia memelototi mereka.

Devan mengambil tempat duduk di sebelah kiri Nayra, sementara Gilbert di sebelah kanan dengan menempatkan Vino di pangkuannya.

Nayra menyendoki nasi dan sup ke masing-masing piring suami dan anak-anaknya dengan telaten. Mereka makan dengan hikmat seraya melontarkan senda gurau satu sama lain.

Sangat hikmat sebelum bel rumah berbunyi.

"Biar aku aja," ujar Gilbert saat melihat Nayra akan beranjak.

Nayra mengangguk, ia mengambil alih Vino dari pangkuan Gilbert, biar sang Suami yang mengurusi tamu dulu.

"Adek, jangan dimain-mainin. Itu makanan, nggak boleh," tegur Nayra. Anak bungsunya itu, bukannya makan ia malah mengobok-obok makanan di piring dengan kedua tangannya. Beberapa butir nasi bahkan terbang ke wajahnya, membuat Nayra terkekeh kecil.

Living with Brothers  [TAMAT]✓Where stories live. Discover now