Chapter : The Past

0 0 0
                                    

Kira langsung menekan pundak bos disana sampai berlutut jatuh dan langsung berbicara dengan suara kecil dan halus.

"Bajingan, dimana janjimu untuk tidak mengulanginya? Dulu kau hampir melakukan itu pada kedua anakku, 'kan? Apa lebih baik telingamu kucopotkan saja, biar kau ada alasan mengingkar janjimu." Kira dengan suara sangat kecil dan membisik ditelinga bos tersebut.

"T-t-t-tuan Kira, i-i," Pria itu benar-benar tidak bisa bicara dengan benar dan merasa sangat ketakutan.

Padahal Kira hanya berbicara dan tersenyum, tapi hal itulah yang membuatnya sangat ketakutan.

Kira tahu bahwa ada beberapa anak kecil yang tidak menutup matanya, termasuk Lächeln yang mengintip dari celah, karena itu ia tidak melakukan hal yang mengerikkan dan diperlihatkan pada para anak kecil.

Para polisi datang karena, Kira menyuruh teman dari Bos tempat itu meneleponnya.

Semuanya berakhir dengan anak dari wanita itu selamat, namun tidak dengan suaminya. Para bawahan mengatakan, si suami melakukan aksi heroik menyelamatkan beberapa anak kecil yang akan segera dieksekusi dengan menggantikan dirinya yang dieksekusi.

"Saya minta maaf tidak bisa menyelamatkan suami anda, dengan mudahnya mengatakan semua baik-baik, saya minta maaf memberi anda harapan palsu." Kira yang membungkukkan badannya meminta maaf.

"Tidak, saya yang minta maaf, meminta anda orang asing terlibat dalam hal seperti ini, terima kasih banyak menyelamatkan putraku!" Balas Wanita itu yang merasa bersalah, sedih sekaligus lega.

Wanita itu juga langsung pergi setelah selesai urusannya dengan Kira.

"Keterlaluan sekali! Aku tidak bisa memaafkan pria busuk seperti itu! Kira, lebih baik dia mati!" Mittag yang menggepalkan tangannya sangat marah.

Merebut ayah dari seorang anak kecil, Mittag yang kedua orang tuanya terbunuh bisa merasakan sakit yang dialami anak itu.

Kira langsung menurunkan badannya dan dengan senyum ramahnya ia berbicara dengan Mittag.

"Mitt, jangan bicara hal seperti itu dengan mudahnya, kamu anak yang kudidik dengan tanganku sendiri, aku memintamu untuk menerimanya dan jangan membangkitkan amarahmu, itu hanya akan merugikan." Kata Kira memeluk Mittag.

Kira tahu hal yang ia katakan tidak beralasan dan egois, tapi ia tidak ingin anak yang dia didik menjadi anak pendendam dan menjadi orang jahat.

"Ada yang mengatakan, orang jahat yang membunuh orang baik, juga akan mengalami hal yang sama, jadi tenang saja dan jangan dipikirkan terlalu mendalam, selama ada diriku, aku akan mencoba untuk menjadi kedua orang tuamu." Lanjutnya.

Kira tidak tahu cara memadamkan amarah yang muncul karena kejadian seperti itu, jika itu dirinya, ia akan membalasnya 100 kalilipat lebih kejam dan tidak akan pernah memaafkannya.

Yang Kira bisa lakukan saat ini adalah mendidik Mittag menjadi anak baik yang memiliki kehidupan normal yang bagus, tidak terlibat dalam hal buruk ataupun menjadi pembela keadilan.

Aku tidak bisa mengerti bicara Kira, ia terlalu rumit atau harus kukatakan, terlalu tidak beralasan.

Lebih tepatnya seperti melihat 2 benang lurus dan 1 benang yang sudah ingin patah, bewarna hitam dan putih dan benang yang ingin patah itu adalah abu-abu, Kira berada tepat dibenang abu-abu yang ingin patah itu.

Aku merasa, ia seperti tidak mengenal dirinya sendiri dan hanya bisa mengikuti arus benang abu-abu yang ingin patah itu, sekalipun dikedua sisi ada benang lurus dan kuat yang tidak akan patah, Kira memilih benang abu-abu itu.

Dan sekali itu patah, ia benar-benar akan hancur dan berada didasar yang tidak akan bisa digapai, aku tidak tahu apa yang membuat pria sebaik dan selembut Kira berada dibenang yang ingin patah itu.

"Yasudah! Aku akan mengajak kalian jalan-jalan lagi, atau ingin makan dirumah dan nonton bersama?" Tanya Kira yang bersemangat kembali.

"Kita nonton dan makan bersama saja!" Ujar Mittag yang langsung memeluk tangan Kira.

Beberapa tahun setelahnya, ia padahal bisa memilih antara keluarga barunya, bersama istri yang benar-benar ia cintai dan anak kandungnya yang memang merupakan keturunan aslinya.

Tapi, saat itu, Kira malah memilih pindah ke benang hitam dan tidak ragu sedikitpun meninggalkan keluarganya, aku sama sekali tidak bisa mengerti keputusan itu, bahkan sampai saat ini.

"Jika kamu memang masih menghargai dan menyayangi Kira, kenapa kamu mengkhianatinya? Bergabung dengan orang yang membunuhnya dan membantunya sebanyak ini?" Tanya Mittag lewat ponsel dengan nada yang kesal.

"Oi, Oi, kamu merupakan member eksekutif, kenapa berbicara seolah-olah kamu dendam pada Boss?" Balas Lächeln yang berada di sebuah Bar di Lyon.

"Aku tidak dendam, Kira tidak mendidikku menjadi anak pendendam, dan jawab pertanyaanku." Mittag yang saat ini juga ragu dengan keputusannya, ia masih bertahan karena, Lächeln juga berada didalam organisasi tersebut.

"Dengan memilih benang hitam, aku merasa pertanyaan-pertanyaanku akan terjawabkan dan seperti bisa mencari alasanku untuk hidup, kamu dan Kasa jangan memaksakan diri kalian memanjat dinding yang terlalu tinggi, saat jatuh akan sakit, loh." Lächeln sambil tertawa kecil.

Mittag langsung mematikan ponselnya tanpa membalas apapun.

"Punya teman dan paman yang sangat baik tapi, malah mengabaikannya, kamu akan menyesal." Kurz yang disamping sudah mabuk setengah dan mendengarkan pembicaraan Lächeln dan Mittag.

"Aku melakukan ini demi kebaikkan mereka dan lagi, bocah sepertimu ngerti apa?" Balas Lächeln yang memesan minuman lebih kepada pelayan disana.

"Dalam hal ini, aku lebih jago daripadamu, mau dibuktikan? Aku bertaruh kau akan menyesal dalam waktu 1 atau 3 tahun lagi memperlakukan mereka yang baik padamu seperti itu." Kurz yang merasa Lächeln terlalu tidak berperasaan.

"Aku tidak mau mendengar itu dari bocah setengah mabuk sepertimu, aku tidak akan mengantarmu pulang jadi, sebaiknya tetap jaga kesadaranmu dan jangan menghambat." Lächeln dengan wajah tidak pedulinya.

Harus kuakui, Kurz benar, dia lebih bagus merasakan hal itu lebih daripadaku, padahal aku sudah merasakan firasat itu namun, mengabaikannya.

Lama kelamaan Kasa seharusnya kucegah dariawal sebelum kejadian itu terjadi.

Terkadang, aku selalu mengalami mimpi dimana, Sara menyalahkanku atas kepergian Kira, aku merasa diriku tidak ada bedanya dengan pria yang waktu itu merebut ayah dari seorang anak kecil.

"Ini semua salahnya, kenapa Nagusa tidak bisa melindungi Kira seperti Kira melindunginya? Aku sangat membencinya, merebut ayah dari putriku, bayangkan betapa sakitnya Kisa membuatku murka dan tidak berdaya!" Sara yang mengcengkram selimutnya dan terus menangisi kepergian Kira.

Pagi harinya, Kurz mengedor-ngedor pintu penginapan dengan kasar dan kencang.

"Apaan? Siang buta begini, aku baru pulang sejam lalu dan ingin istirahat, tolong jangan menganggu." Lächeln yang menyuruh Kurz menutup pintunya karena, ia ingin segera kekamar.

"OII!!! BISA-BISANYA KAU MENJALANKAN MISI TANPA PEMBERITAHUAN!" Kurz yang langsung marah dan kesal, pagi hari ia bangun, sudah sepi dan tutup, penjaga bar menjaganya dari malam sampai pagi.

"Eh? Semalam sudah kubilang, 'kan? Lagipula, misi semudah itu hanya akan repot jika ada-mu, ini pekerjaanmu jangan menyuruhku memperingati." Lächeln yang langsung masuk kekamarnya dan menyuruh Kurz jangan berisik.

Saat-saat dimana, Kurz dan Lächeln melakukan misi sampingan selagi menjalankan misi pesta teh, mereka tidak pernah akur atau sependapat,
Lächeln bahkan tidak mengerti kenapa, Boss memasangkan Kurz dengannya, walau dimasa depan nanti ia akan mengerti.

Sternenklare Nacht { Past }Место, где живут истории. Откройте их для себя