CHAPTER 05 [Sedikit Nasihat dari Ayah]

Mulai dari awal
                                    

"Sudah yuk, kita makan malam! Bi Ijah tadi masak banyak. Ada makanan kesukaan kalian berdua juga," ajak Joni.

Marka dan Heksa mengangguk.

***

"Abang langsung masuk ke kamar ya Yah, ada tugas dari dosen yang harus dikumpulin besok."

"Iya."

"Besok Sabtu lho Bang, gak libur?"

"Gue kesana ngumpulin tugas doang, habis itu pulang lagi."

"Oh oke, semangat bro," balas Heksa disertai dengan tangan mengepal ke udara.

"Yoi."

"Besok kan hari Sabtu, Adek libur kan?" tanya Joni kepada putra bungsunya.

"Iya," jawab Heksa, "Kenapa Yah?"

"Gimana kalau besok pagi kita jogging keliling komplek?"

Heksa terlihat berpikir, sebenarnya dia paling malas kalau harus bangun pagi di hari libur. Tapi kalau menolak ajakan ayahnya, gak baik juga. Ini juga kan demi kebaikan dan kesehatan dia.

"Oke deh, Adek mau. Nanti Ayah bangunin Adek aja ya."

Joni mengangguk. "Kalau gitu Ayah ke ruang kerja ya, ada dokumen yang harus di periksa."

"Adek juga izin ke rumah Jiko ya Yah, nanti setelah sholat Isya."

"Kalau ketemu Om Darja, Ayah titip salam."

"Siap."

Usai mengganti sarung dengan celana selutut andalannya, juga memakai sandal jepit kesayangannya. Heksa lantas bergegas menuju rumah Jiko.

Heksa mengetuk pintu rumah Jiko.

Tok-tok

"Assalamu'alaikum, Jikoooo main yuk!" Heksa terkikik geli.

Tok-tok

"Jik---"

Ceklek

Heksa tersenyum kepada ayah sahabatnya yang membuka pintu. "Eh, Om Darja. Apa kabar Om?"

Ia menyalami tangan Darja, sedangkan Darja menepuk pelan kepala Heksa.

"Baik, perasaan kemarin kita baru ketemu lho."

"Hehe, kan basa-basi Om."

"Kamu ini, ada-ada saja. Kesini mau main sama Jiko ya."

"Iya Om, Jiko-nya ada?"

"Ada, kamu masuk saja. Dia lagi main game di kamarnya."

"Siap Om." Baru lima langkah melangkah, Heksa menoleh kembali ke arah Darja.

"Eh iya Om, Heksa hampir lupa. Ada salam dari Ayah."

"Salamin balik ya."

"Oke."

Sesampainya di pintu kamar Jiko, Heksa langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Saat melihat Jiko, sebuah ide jahil terlintas di kepalanya.

Tanpa aba-aba, Heksa langsung menindih tubuh Jiko yang sedang tengkurap di kasur empuknya, dengan mata fokus menatap ke arah permainan pada ponselnya.

"Dor."

"Anjing," umpat Jiko spontan saat merasakan beban berat menimpa punggung lebarnya.

Ia langsung terbangun, yang otomatis membuat Heksa terjatuh pada kasur. Melihat siapa pelakunya, tanpa segan Jiko langsung memukuli wajah Heksa dengan bantal.

Heksa mencoba melindungi wajahnya yang terluka. Lalu berteriak, "Woy udah woy, muka gue sakit."

Jiko menghentikan pukulannya. Ia menyandarkan tubuhnya pada headboard kasur. "Lagian lo ngagetin aja sih," kesal Jiko.

Mendengar kekesalan Jiko, Heksa malah cengegesan. "Hehe sorry, abisnya lo fokus banget."

Jiko berdecak, ia berjalan ke luar kamar dengan ponsel di genggamannya.

"Kok gue ditinggalin."

Heksa turun ke bawah kasur, ia mulai menyalakan televisi dan memilih duduk di karpet bulu kamar Jiko.

5 menit kemudian, Jiko kembali dengan membawa nampan berisi gelas dan teko berisi jus jeruk yang terlihat segar, juga kresek putih yang isinya berbagai macam cemilan.

Setelah Jiko masuk sepenuhnya, masuklah Jidan dan Januar yang ternyata mengekori Jiko.

"Kapan kesini-nya Bang?" tanya Jidan saat melihat Heksa yang sedang anteng menonton tv.

Heksa menoleh. "Sepuluh menit yang lalu kayaknya," jawab Heksa.

Jidan langsung terbaring di kasur, sedangkan Januar memilih bergabung duduk dengan Heksa.

"Gimana luka lo? Udah di obatin?" tanya Januar.

"Udah sama Abang," balas Heksa. Matanya masih fokus menatap benda persegi panjang besar di hadapannya yang menayangkan sepak bola favoritnya.

Januar mengangguk mendengar jawaban Heksa. Lalu ikut menyaksikan siaran bola di hadapannya.

Sedangkan Jidan memilih bermain game pada ponselnya, begitupun dengan Jiko yang kembali bermain.

Heksa beranjak mengambil cemilan yang tadi dibawa Jiko, yang isinya ciki-ciki, lalu membagikannya masing-masing satu kepada trio J

15 menit hening, mereka fokus pada kegiatan masing-masing.

Jiko berdiri, lalu bersuara, "Gue sholat Isya dulu."

_______________________________________________
TBC

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER


TERIMA KASIH.

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang