chapter 16 Serangan

600 72 20
                                    

WARNING: terdapat kata kata kasar, tulisan tak baku, dll.



        




      Malam berganti namun kantuk tak kunjung datang, perasaan yang tidak mengenakan membuat manik safir  ini sulit untuk terlelap.  Dan Guna menghilangkan pikiran buruknya  Taufan pun memilih untuk berlatih di bawah air terjun. tak terasa pagi pun datang namun Taufan tetap setia dengan semedinya bahkan dia tak merasakan hadir seseorang di sekitarnya.

." Taufan  aku akan ke kediaman mereka  kau mau  ikut...? " Reverse menatap heran saat tak ada jawaban dari Taufan.

" dia  menyerap sepirit  angin...!! Aku rasa aku tak perlu mengganggunya." Batin Reverse  sembari meninggalkan  Taufan  yang dikelilingi  oleh  spirit angin.














Disisi lain.

" lah, Kaze gak ikut ...? " Gempa bertanya sembari menggandeng tangan Thorn dan Solar, dia menatap heran saat Rey datang tanpa Kaze disampingnya, bagi Gempa mereka seperti lem gak bisa lepas.

Halilintar yang  menyadari itu langsung menatap  curiga, Hali masih tak percaya akan penjelasan Kaze  kemarin padanya.

" latihan ...." jawab singkat Rey.

Mendengar itu membuat mereka heran, bukan tanpa alasan, wajah Rey saat ini terlihat lebih suram dari biasanya.

" kak Rey kok wajahmu ...tegang ..? " Thorn bertanya  dengan polosnya.

" eh ...masa, bukannya sama aja ya ..?'' Blaze dengan santainya berkata demikian.

 

' bukan begitu ..... kenapa aku merasakan akan ada sesuatu tapi apa..? Aku tak merasakan hawa keberadaan musuh ..!? ' batin Rey.

  Halilintar mendekati sosok  Rey yang terdiam dan tak menjawab pertanyaan dari adiknya. Dengan penuh emosi dia menarik kerah baju yang dikenakan Rey. Rey tersentak dan kembali ke reallita, manik darah Rey langsung menatap  manik ruby Halilintar.

" APA YANG KAU RENCANAKAN ....? "

"KAK HALI ....!? APA YANG KAKAK LAKUKAN ...? "  kagetnya. Gempa melepaskan genggamannya pada ke dua adiknya dan malah menarik Halilintar ke belakang, berusaha melerai perkelahian yang mungkin terjadi.

Blaze dan Ice yang awalnya duduk santai sembari rebahan seketika terbangun saat melihat Halilintar  dan Rey. Kendati demikian kaki mereka tak berani bergerak dari tepatnya.

Thorn langsung memeluk Solar takut melihat amarah sang kakak.

" solar, Thorn takut ...." mata hijau anak itu mulai berkaca kaca, bersiap mengeluarkan air mata.

" Te... tenang Thorn .... Solar ada di sini..." ujar Solar menenangkan Thorn, meski selisih umur mereka setahun tapi bagi Solar, Thorn itu seperti adiknya.

"JAWAB....BANGSAT.... KENAPA KAU SEMBUNYIKAN DIA ....? " Rey hanya terdiam  saat Halilintar  mulai menarik kerahnya lebih kuat.

"KAK HALI HENTIKAN ...! "  Gempa terus memegang lengan Halilintar, memohon pada sang kakak untuk menghentikan amarahnya.

" JANGAN IKUT CAMBUR ...!!" Halilintar menghempaskan lengannya kuat membuat tubuh Gempa terdorong ke belakang.

" ADUH ...!!" Gempa merintih saat tubuhnya terjatuh ditanah akibat dorongan dari lengan Halilintar.

" KAK Gempa ...!? "  teriak  saudara yang lain, mereka segera menghampiri tubuh  Gempa yang masih terduduk di tanah.

" kak baik baik saja ...? " Solar  berujar panik.

how are you (BOBOIBOY AU)Where stories live. Discover now