Chapter 15 : Identitas

697 84 41
                                    


       

       Kaze menatap heran ke arah Halilintar, dalam pikirannya saat ini mungkin Halilintar sedang mencoba memanggilnya dengan nama belakangnya, ya mungkin itu.

" apa maksudmu  Aster, menyembunyikan apa ....? " Halilitar menatap kesal dia mencengkram lengan kaze dengan kuat guna meluapkan emosi yang sedang bergelut dalam dirinya tanpa sadar membuat Kaze meringis tertahan.

" Jangan berpura pura bodoh ..! Aku tau kau adalah Taufan kami, berhenti memanggil menggunakan marga ku gunakan nama panggilan yang biasa kau gunakan padaku pada kakakmu ..!!" Kaze menatap tak percaya akan apa yang keluar dari mulut Halilintar, jujur saja dalam lubuk hatinya dia ingin berteriak berkata bahwa dia merindukan mereka, tapi tidak..! kenyataannya bahwa mereka bukan saudaranya. Kenyataan bahwa mereka adalah manusia sementara dia  hanyalah sekedar kuasa kembali mengembalikannya pada reality kejam akan takdir yang mempermainkannya saat ini.

"Aster tenangkan dirimu, aku tak mengerti dengan apa yang kau ucapkan ..? Kakak ...? Kenapa aku harus menyebutmu kakak kalo kau saja seusia denganku ...?" Kaze memasang wajah heran. Sekarang dia beryukur mendapat kepribadian ini, Kaze bisa dengan mudah mengubah wajahnya walau hatinya berkata lain.

    Bohong bila dia mengatakan tak mengerti, Faktanya Kaze lebih mengerti dari siapapun perasaan rindu dan kasih sayang yang tertahan,   karna dia sendiri telah mengalaminya secara langsung.

" Taufan ..... kenapa kau menutup matamu ...?" Halilintar mengusap wajah Kaze, ada satu kesimpulan yang bisa Kaze  ambil adalah Halilintar sedang linglung, rasa rindu yang lama tertahan akan menciptakan dellusi tersendiri  untuk Halilintar, kaze tau bahwa Halilintar di dunia ini menyalahkan dirinya sendiri atas tertangkapnya Taufan  mereka dan terus merasa bersalah akan itu sampai saat ini.

"Aku sudah katakan alasannya kan ... mataku sensitip terhadap cahaya .." senyuman merekah di bibir mungil kaze. Kalo bisa dia ingin kayang saking senangnya, bisa dibilang sosok kakak yang perhatian akhirnya bisa dia dapatkan.

"Aster ... berhenti mengusap penutup mataku ...."

"Panggil Hali ...seperti biasanya " Kaze terdiam kala hali berucap demikian.  Satu hall yang tidak Kaze  tau ialah itu hanya tipuan yang dibuat oleh Halilintar. Tipuan yang dibuat Halilintar untuk bisa melihat warna mata sang pengendali angin yang saat ini memiliki sifat seperti sang adik.

 

"Kau tak bisa selamanya membodohi kakakmu Taufan ....!!" Hali menarik kain hitam yang melilit mata kaze sampai terlepas. Tentu saja  Kaze terbelalak  tak percaya akan perbuatan yang dilakukan oleh Hali, mata mereka bertemu biru safir bak permata langit menatap tak percaya manik ruby yang memandang  sama tak percayanya akan apa yang dia saksikan.

"T....Taufan ..? " sosok adik yang dia rindukan selama ini berada didekatnya dan tak ada  yang menyadarinya selama ini.

   Kaze berusaha kabur namun cengkrama  tangan  Halilintar masih setia dia lengannya. "Lepaskan aku ..!" Kaze meronta meminta di lepas namun sebuah pelukan yang dibarengi isak tangis membuatnya membeku sesaat.

" Ha...Halilintar kau menangis ....?"

" Kemana saja kau bodoh.... selama ini kami terus mencarimu, berharap mereka tak melakuan experimen gila atau menyakitimu, hick ..... maaafkan kakakmu ini yang tak bisa melindungi mu dan yang lain saat itu....  Taufan kami sangat sangat merindukanmu ..hick ... kembalilah " Kaze  terdiam sosok Taufan disini begitu dicintai oleh saudaranya, berbeda dengan dunianya dimana dia dianggap lemah dan tak berguna.

" Mata biru adalah identitas sang pengendali angin ...? " Rey berujar dari atas pohon, dia hanya diam menyaksikan drama yang berlangsung sedari tadi.

"Rey ...? " kaget Kaze, jujur sedari tadi anginnya tak merasakan kehadiran seseorang selain mereka berdua, ada kesal yang tertahan kala tau sosok yang menyuruh untuk menutup identitas malah tak membantu sama sekali.

how are you (BOBOIBOY AU)Where stories live. Discover now