Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EARNED IT ; JAKE SHIM
enjoy reading!
***
Haura menghela nafasnya dengan lega. Beban dipundak yang ia pikul bertahun-tahun ini, akhirnya bisa diselesaikan. Satu-satu, perlahan pasti ada jalan keluarnya. Sekarang, untuk melepas penatnya, mereka pergi ke Sweet Cantina. Salah satu kedai es krim terkenal yang ada di Braga.
"Jav?" Panggilnya. Javier mendongak menatap manik gadis itu. "Kenapa?"
"Makasih ya udah nemenin gue ke sini."
Javier tersenyum, "Anytime." Lalu mengusap pucuk kepala Haura.
"Sekarang kita jalan-jalan oke? Sebelum kita balik lagi jadi mahasiswa korporat." Kata Javier. Haura mengangguk menyetujui.
Sebelum mereka balik lagi sama buku-buku tebal, per-makalahan duniawi dan laprak. Hitung-hitung refresh otak yang ngebul sehabis UTS.
"Ini es krimnya enak banget!" Haura berseru senang. Javier terkekeh kecil melihat tingkah perempuan didepannya itu.
"Lo cantik deh kalo ketawa kayak gitu."
Haura mendelik sembari menikmati sisa es krim di cup-nya. "Jangan mulai." Katanya dengan jutek. Tapi, Javier justru tertawa ketika melihat telinga cewek di depannya itu memerah. Dasar tsundere, katanya dalam hati.
"Oh iya, temenin gue ke pasar antik yuk. Di Cikapundung, Mama nitip dibeliin barang, mau gak?"
Haura mengangguk, "Ayo!"
Keduanya berjalan menuju parkiran. Gak sampai setengah jam, mereka sampai di sana. Pasarnya memang unik, menjual barang-barang antik. Mulai dari lukisan, guci-guci lama, apa saja barang antik yang usianya sudah puluhan tahun dan bernilai harganya.
Javier memasuki salah satu toko lukisan di sana, Haura mengekornya di belakang. Haura takjub dengan toko ini, banyak sekali lukisan yang bermakna dan tersirat dipajang di dinding ada juga yang diletakan di lantai oleh si pemilik toko. Javier menghampiri pemilik toko dan menyapanya dengan ramah, kayaknya Javier sudah jadi pelanggan setia. Melihat dari gaya bicaranya yang terlewat santai, padahal pemilik toko itu seusia Papa Adhi.
"Mas Javi! Apa kabar? Udah lama banget kayaknya gak ke sini. Gimana, Mama sama Papa kamu sehat kan?" Si pemilik toko menyambut baik kedatangan Javier dengan memeluknya ala sesama laki-laki.
"Baik-baik kok, Om, puji Tuhan. Om Darma gimana? Sehatkan?" Balas Javier gak kalah ramah. "Alhamdulillah, Om, sehat kok. Mau beli lukisan lagi, Jav?"
Javier mengangguk, "Iya, Om, Mama nitip katanya. Buat dipajang di tokonya."
"Ngomong-ngomong, samping kamu siapa tuh?" Tanyanya dengan nada menggoda Javier, sambil menunjuk Haura. Cewek itu tersenyum canggung. "Pacar aku hehehe." Jawab Javier dengan santai. Yang disampingnya gak santai, malah melototi Javier. Mau protes juga Haura malu.