Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
EARNED IT ; JAKE SHIM
Kedekatan Haura sama Javier makin kelihatan. Satu kampus kayaknya udah tahu soal mereka. Ya gimana, orang Javier tiap hari ke kelasnya Haura. Cuma buat nungguin cewek itu selesai kelasnya. Atau malah sebaliknya, Haura yang menunggu. Saling nunggu aja, terus jalan bareng kemanapun.
Dan ini kali pertama teman-temannya Javier melihat cowok itu awet sama satu cewek. Ya, walaupun statusnya masih abu-abu. Tapi, ini track record paling lama. Ada mungkin sekitar empat bulan kebelakang ini, Javier nempel terus sama Haura. Gak sedikit juga yang julid sama Haura, iyalah pasti banyak. Paguyuban Perempuan Pencinta Javier kan banyak. Satu kampus kayaknya ada. Apalagi kakak tingkatnya, julid mampus.
Tapi gak ada drama jambak-jambakan. Haura juga cuek, lebih ke gak peduli aja orang mau ngomongin apaan tentang dirinya sama Javier. Haura tuh tipe yang stoic, lempeng aja. Gak pernah diambil pusing dan jadi bahan overthinking gak jelas tiap malam. Jadi, ya udah santai aja. Toh, kita juga gak bisa kontrol pikiran orang lain.
Sekarang Haura lagi di kosan, lagi rebahan sama Sonya. Yang lainnya pada keluar entah kemana. Kecuali, Selfa sih, cewek itu memutuskan buat keluar dulu sementara ini dari kosan. Karena Papanya tiba-tiba sakit stroke ringan dan mesti ada yang nemenin di rumah.
"Nya, gue mau nanya ini deh sama lo. Udah lama banget." Haura menolehkan kepalanya ke samping, melihat Sonya yang lagi asik makanin kacang di toples sambil lihat TV.
"Hmm? Tanya apa?" Jawab Sonya.
"Lo... Sama Kak Sam tuh, pacaran ya?"
Sempat diam lama, Sonya gak menjawab pertanyaan Haura. Dan cewek itu cukup ngerti kenapa Sonya milih diam daripada harus jawab. "Gue gak maksud ngulik masalah pribadi lo, Nya. Cuma, gue khawatir banget lo diapa-apain sama dia. Semenjak yang minta tanda tangan itu, lo jadi beda kalo ketemu dia." Jelas Haura.
"Gue cerita aja kalau udah waktunya ya, Hau.."
Haura mendekat, memeluk Sonya dengan gemas. "Iyaaaaa, kapanpun lo mau cerita sama gue, cerita aja okey???"
"Thanks ya, Hauuuu. Lo emang ngerti gue banget sih!"
"Iyalah, kita tuh temenan empat belas tahun. Selama itu gue sama lo dan Juna!"
Keduanya sontak tertawa. Tawa mereka berhenti waktu suara dering ponsel milik Haura berbunyi.
Haura bangkit dari tidurnya, mengambil ponselnya yang sedang ia isi baterainya di nakas. Terkejut karena siapa yang menelepon. Tangannya sedikit gemetar, enggan menjawab panggilan tersebut.
"Siapa, Ra?" Tanya Sonya, ikut bingung karena cewek itu gak kunjung mengangkat panggilannya. Membiarkan ponsel itu terus berdering.