Part 13

121 8 2
                                    

"Mereka jalan-jalan kemana emangnya?" Shani bersuara ditengah mereka memperhatikan baju yang terpajang.

"Nggak tau juga. Abel tadi cuma minta izin ngajak jalan-jalan, yang pasti aku udah pesan supaya nggak jauh-jauh dan aneh-aneh."

"Hm.

"Tunggu, itu bukannya Farras ya?"

"Mana? APA-APAAN???"

***

Abel dan Zira sedang asik berkeliling melihat-lihat baju yang terpajang, Farras telah mengikuti langkah keduanya sejak tadi. Ia kira akan ada yang dibeli, tapi nyatanya Abel sibuk mengomentari setiap baju yang dilihatnya. Farras berjalan hingga agak jauh dari mereka, hingga kemudian ia mencari tempat untuk duduk di sebuah toko baju berbeda.

Sambil duduk, Farras memperhatikan sekitar. Tidak sengaja, matanya menangkap seorang laki-laki paruh baya tengah memasukkan tangannya ke dalam tas besar seorang wanita paruh baya yang sedang memilih baju. Posisi laki-laki itu memang berada dibelakang si wanita, keadaan yang sepi di toko itu tampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh laki-laki itu.

"Eh, tas-nya. Itu dompet ibu diambil."

Secara reflek Farras berdiri dan sedikit memekik ketika si laki-laki sudah hampir berhasil mengeluarkan dompet si wanita paruh baya, eh, sepertinya itu bukan dompet, melainkan HP.

Tidak disangka hal ini menyebabkan kegaduhan. Si wanita paruh baya ikut memekik dan berteriak copet. Sedangkan si pria yang awalnya terkaget mendengar teriakan tiba-tiba si wanita paruh baya, kemudian ia malah melotot kesal pada Farras. Orang-orang disekitar juga berdatangan masuk ke toko itu, mengerubuti mereka bertiga.

"Kamu apa-apaan? Saya bukan copet tahu, saya ini suaminya." Farras mematung mendengar bentakan laki-laki dewasa yang mulai menghampirinya itu.

"Kamu copetnya mas?"

"Copet apaan? Aku cuma mau ngambil HP aku di tas kamu kok."

Farras merasa bersalah dan sangat malu sekarang, ia juga sudah mempermalukan suami istri ini. Tidak ada pilihan, ia harus meminta maaf. Orang-orang yang semula berkerumun akhirnya membubarkan diri satu persatu, tidak lupa dengan berbagai komentarnya. Fay menunduk dalam, matanya sudah mulai berkaca-kaca, isakannya juga perlahan keluar.

Suami istri yang mendengar isakan itu menoleh, si istri langsung mendekati Farras lalu merangkul bahunya, menunduk untuk mengetahui apa yang terjadi pada gadis yang sudah membuat kehebohan ini. Si suami juga ikut mendekat, melihat gadis ini menangis entah kenapa ia jadi teringat bentakannya tadi. Apa dia menangis karenanya?

"Hei, kamu kenapa nangis?"

Suara lembut si istri terdengar, ia mengusap bahu Farras dan berusaha membuat gadis itu mau mengangkat pandangannya. Farras tidak bergeming, ia terus mengusap airmatanya yang mulai berjatuhan. Sebenarnya Farras juga tidak ingin menangis begini, tapi ia tidak bisa mengendalikan perasaan malu dan bersalahnya ini, ia tidak bisa bicara jika sudah menangis.

"Hei, maaf om tadi suaranya agak keras ya? Tadi om cuma kaget karena kamu tuduh copet. Hehe."

Suara si suami yang terdengar jenaka malah membuat isakan Farras makin menjadi, kenapa bisa-bisanya mereka tidak menyalahkannya? Farras makin merasa tidak enak. Meskipun sebenarnya ini adalah hal baik, untung suami istri ini baik, kalau mereka memarahi dan membentak-bentaknya, bisa-bisa dia pingsan disini. Haduuh, kenapa sih dengan Farras ya Allah?

Ditengah upaya suami istri itu membujuknya, terdengar suara yang khas dengan nada dinginnya, Farras tahu itu suara siapa, Farras sudah hapal betul sejak beberapa waktu ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INNOCENT DAUGHTERWhere stories live. Discover now