Part 9

112 20 2
                                    

4.a

Happy Reading...

Kalau ada kesalahan penulisan dan semacamnya, Jangan lupa comment ya.

.

.

Sudah beberapa hari sejak ia diadopsi, Farras tidak lagi tinggal diruangan tempat Kayla dikurung sebelumnya. Ia dipindahkan ke sebuah kamar bagian samping rumah besar ini, tepat di sebelah kamar Fay, begitu yang di ucapkan salah satu orang yang sering melayaninya di rumah ini. Fay sejak hari itu tidak mendatanginya, Kayla dan Devan juga tidak terlihat dimanapun di rumah ini.

Farras tidak mengetahui kenapa tiba-tiba rumah ini menjadi sepi, ia menyibukkan diri sendiri. Dari banyaknya pekerja di rumah ini, benar-benar hanya satu orang yang hampir selalu terlihat dan berinteraksi dengannya. Selebihnya hanya muncul di jam-jam tertentu untuk membersihkan rumah, memasak, atau pekerjaan-pekerjaan lainnya. Karena itu, ia mengira orang-orang itu tidak tinggal di rumah ini.

Tapi sepertinya, selain dirinya, semua orang mungkin sangat sibuk. Hanya Farras yang menganggur dari pekerjaan apapun sebab dalam beberapa bulan ini ia memiliki waktu penuh untuk libur dari aktivitas sekolah menjelang masuk tahun ajaran baru. Untuk pergi keluar, Farras tidak berminat sama sekali, ia tidak punya teman dekat selain Sisi untuk diajak kemana-mana. Sementara ia juga tidak berani pergi keluar sendiri.

Farras melihat kalender kecil di atas meja dan menghitung, ia telah tinggal di sini selama seminggu. Selama itu, ia banyak beraktivitas dikamar, hanya sesekali ia keluar dan mengelilingi lingkungan rumah.

Farras suka menulis puisi singkat, atau terkadang membuat lettering. Jadi ia sering menghabiskan waktu untuk melakukan itu, lalu membaca buku-buku yang tersedia di rak di samping kamarnya. Fay punya cukup banyak koleksi di rak besar itu, mulai dari buku umum hingga buku-buku pengetahuan agama.

Farras mendekati jendela besar dan berdiri disana, lalu melihat keluar. Langit di luar bersinar dengan warna abu-abu, awan gelap dipenuhi air seolah-olah sedang bermain angin kencang, sepertinya akan turun hujan. Farras melihat ke luar, taman besar disana tampak ditanami berbagai jenis bunga, setiap hari ada pekerja yang merawatnya dengan baik.

Karena hari ini hujan, rintik-rintik air yang jatuh sebagian tertinggal di dedaunan dan bunga-nya. Bau tanah basah juga semerbak tercium, Farras yang biasa tidak memperhatikan ini saat hujan, jadi menyukainya.

Farras menghela nafas pelan, ia sangat merindukan perasaan bebas untuk bermain keluar. Meskipun ia telah kehilangan suasana rumah sejak tiga tahun lalu, tetapi pada saat ini, ia hampir selalu teringat kebersamaan dengan keluarganya, bunda, ayah, dan keempat kakaknya. Sekarang hanya doa yang mengiringi kerinduan itu, ia berharap bunda dan ayah disenangkan di alam kuburnya, diberikan nikmat, dan tempatkan di sisi Allah taala. Aamiin.

Ah, Farras lupa mensyukuri satu hal, sisi positif selama ia tinggal disini, ibadahnya jadi meningkat. Farras biasanya merasa cukup dengan melaksanakan shalat lima waktu, bahkan sering juga terlambat mengerjakannya. Tapi sekarang ia bisa shalat tepat waktu, menyempatkan untuk melaksanakan shalat sunnat rawatib, shalat sunnat dhuha, dan beberapa kali juga shalat malam.

Sebenarnya dengan itulah Farras membunuh segala perasaan buruk yang muncul dalam dirinya. Hingga ia bisa berserah dan pasrah dalam keadaannya sekarang, mentalnya menjadi cukup tangguh menghadapi ini.

Jadi bila orang melihatnya, ia tampak seperti tidak memikirkan apapun dalam hidupnya. Farras hanya tidak mengetahui, para pekerja di rumah ini memandangnya seperti tidak memiliki masalah ketika melihat ia sangat menikmati kegiatannya, apakah itu membaca buku atau apapun. Jadi mengherankan bagi mereka karena para pekerja itu sedikit banyaknya mengetahui keadaan gadis kecil itu hingga bisa sampai tinggal di rumah ini. Mereka terkadang bergosip membicarakan tentang Farras, sebab bagi mereka, setelah diadopsi dan diasingkan di rumah ini, sewajarnya Farras paling tidak menampakkan perasaan sedih, kesepian, atau sebagainya. Namun yang mereka lihat Farras hampir selalu terlihat tersenyum, dan ia sendiri tidak menyadari ini.

INNOCENT DAUGHTEROù les histoires vivent. Découvrez maintenant