Blossom

882 85 21
                                    

Sejauh aku pergi

Sepanjang langkah yang ku bawa

Tak peduli seberapa ramai dunia luar

Aku akan kembali ke rumah

~~~~~

Nuansa hangat yang lama hilang setitik demi setitik kembali datang.

Meski lebih dominan oleh rasa canggung, namun tetap membuncah dengan rindu yang menggunung.

"Mm a-aku". Irene terhenti sejenak untuk berpikir apakah ia harus melanjutkan kalimatnya.

Wendy yang penasaran akan lanjutannya hanya diam sambil menatap Irene.

"Aku ka-kangen kamu Wen". Irene seketika menduduk sambil meremas ujung bajunya.

Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karna tidak bisa menahan untuk tidak mengatakan itu pada Wendy.

"Aku juga".

Deg!

Jawaban Wendy diluar ekspektasi.

Jantung Irene berdetak dengan cepat seiring arah matanya yang kini menatap Wendy dengan mulut sedikit terbuka.

"Ka-kamu bilang apa barusan?".

"Iya aku juga kangen kamu".

Tanpa di komando pipi Irene seketika menampilkan warna merah muda.

Wendy yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Irene, maafin aku ya kalau di masa-masa sulit kamu kemarin aku ga ada disamping kamu".

Wajah Wendy berubah menjadi sendu.

"Maaf karna aku sempat bersikap gak peduli sama kamu".

Wendy mengambil tangan Irene untuk ia genggam.

"Makasih udah jadi wanita yang kuat sampai detik ini Rene, makasih juga karna kamu masih jaga rasa kamu buat aku".

"Aku bener-bener minta maaf buat semua kejadian kemarin".

Mata Wendy berkaca-kaca berusaha menahan air mata.

"Udah aku gapapa kok, yang penting sekarang kamu udah tau semua ceritanya". Jawab Irene begitu lembut sambil mengelus punggung tangan Wendy yang menggenggam tangannya.

"Rene...."

"Apa ajakan kamu waktu itu masih berlaku?".

Kening Irene berkerut berusaha mengingat hal apa yang ia utarakan pada Wendy.

"Mm ma-maaf Wen, tapi ajakan mana yang kamu maksud?". Tanyanya hati-hati.

"Ajakan kamu buat kita balikan".

Deg!

Jantung Irene yang tadinya mulai tenang kini kembali gaduh.

Ia bingung harus menjawab apa, alhasil Irene hanya bisa diam sambil sesekali mengerjapkan mata.

"Udah gak berlaku ya Rene?". Nada suara Wendy terdengar seperti orang yang putus asa.

"Eh bu-bukan gitu Wen". Irene langsung menyela.

"Aku cuma bingung harus ngomong apa, karna i-itu masih berlaku".

Sudut bibir Wendy seketika tertarik membentuk senyuman.

"Yaudah kalo kamu bingung biar aku aja yang ngomong".

Posisi Wendy yang tadinya duduk di atas sofa sekarang tengah berlutut di depan Irene.

Hal ini semakin menambah intensitas dari detakan jantungnya.

"Irene, aku mau kita lupain semua hal buruk di masa lalu. Sekarang kita cuma harus fokus sama hal-hal baik".

"MELLIFLUOUS" [GxG COMPELETED]Where stories live. Discover now