CHAPTER 02 [Sahabat Heksa]

Start from the beginning
                                    

"Satu."

"Dua."

"Tig---"

"Kalian bertujuh, ikut ke ruangan saya!" perintah pak Hendri mutlak.

"Tap---"

"Sekarang!" Pak Hendri langsung bergegas menuju ruang guru.

"Lo sih Ga," ucap Jiko kesal.

"Ya, sorry, gue keceplosan. Ini juga salah si Rasya yang tiba-tiba cubit pinggang gue, mana kenceng banget lagi." Yoga mencoba memberikan pembelaan.

"Lha, kok gue. Salahin tuh si Jidan, yang kalau ngomong suka gak di jeda."

"Kok gue." Jidan menunjuk dirinya sendiri dengan bingung. Ia salah apa coba? pikirnya.

"Udah-udah! Kenapa malah saling salah-salahin gini sih. Mending kita langsung ke Pak Hendri, sebelum tambah marah orangnya." Januar langsung menengahi perdebatan tak bermutu itu.

Mendengar ucapan Januar yang ada benarnya, mereka bertujuh langsung melangkahkan kakinya menuju ruang guru.

***

"To the point saja, Bapak manggil kalian tadinya bukan mau ngehukum. Tapi, setelah dengar ucapan kasar Yoga, Bapak berubah pikiran. Kalian saya hukum untuk membersihkan seluruh toilet di sekolah ini, tidak termasuk dengan toilet cewek!"

"Hah?"

"Ganti dong Pak hukumannya, toilet di sekolah ini kan banyak Pak. Gak ada hukuman lain apa Pak?"

"Gak ada, habisnya saya bingung. Sudah hampir semua hukuman saya kasih, tapi kalian gak pernah kapok dan malah berbuat onar lagi dan lagi."

Mereka bertujuh pura-pura mendengarkan keluhan pak Hendri. Padahal yang aslinya itu, masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

"Kalau kita pingsan gimana Pak? Bapak mau tanggung jawab?"

"Iya, dan kalau kulit putih saya jadi item kayak Heksa gimana dong Pak? Nanti saya gak ganteng lagi."

Heksa mendelik saat mendengar ucapan Chiko. Kulit Heksa tuh bukan hitam, tapi eksotis tahu

"Nanti kita capek Pak."

"Gak usah lebay! Kalian kan cowok, katanya jagoan disuruh bersihin toilet aja ngeluh," cibir pak Hendri

"Bukan ngeluh Pak, hanya mencoba memberikan pembelaan yang bisa saja menjadi fakta di masa mendatang." Jidan mencoba menyanggah cibiran pak Hendri.

"Ngebales saja kamu, gak sopan. Sana! Laksanakan hukuman yang saya kasih!"

"Nan---"

"Cepat!"

"Atau kalian mau saya panggil orang tua kalian masing-masing?"

"Jangan!" teriak mereka bertujuh serentak.

Semuanya langsung bergegas keluar ruangan setelah sebelumnya menyalami tangan pak Hendri.

Sedangkan pak Hendri hanya menggelengkan kepala heran disertai helaan napas berat. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut. "Pusing saya, " gumam pak Hendri.

TOILET COWOK

Sekarang Heksa dkk sudah berada dalam toilet, tadi saat mengambil peralatan untuk membersihkan toilet, mereka menentukan terlebih dahulu tugas masing-masing. Mereka sepakat dengan Heksa mengelap cermin toilet, Yoga dan Chiko menyikat lantai. Rasya dan Januar yang menyirami lantai setelah disikat, sedangkan Jiko dan Jidan membersihkan, juga membuang sampah yang berada di toilet.

Sebenarnya jika mereka disuruh membersihkan toilet tak apa, karena toilet-nya tidak terlalu kotor, yang jadi masalahnya adalah toiletnya banyak. Jika dihitung mungkin ada 30 bilik toilet, untung saja mereka hanya disuruh membersihkan toilet cowok saja.

Heksa Story ✓Where stories live. Discover now