Karina tersenyum tipis. "Makasih."

Kendra merangkul Karina. "Ya udah yuk, mereka udah nungguin di meja makan." Kendra membawa Karina menuju meja makan, di sana sudah ada anggota keluarga nya dan jangan lupakan kehadiran Alegra, ia tersenyum miring melihat wajah Alegra. "Morning."

"Pagi Ken." jawab Aletta, wanita itu menyipitkan mata nya lalu menggeleng pelan.

Kendra tersenyum tipis, menarik satu kursi di sebelah Om Gio, lalu menyuruh Karina untuk duduk. "Terimakasih Ken."

"Sama-sama." Diri nya menarik kursi di sebelah Karina yang berhadapan langsung dengan sepupu jauh nya.

Karina menundukkan kepala nya, ia merasa takut melihat 2 orang yang terus menatap nya sejak tadi. Terutama tatapan salah satu nya sangat datar, tidak menunjukkan ekspresi apapun. Aletta yang melihat anak bungsu nya hanya bisa menggelengkan kepala, lalu tatapan nya jatuh pada kedua anak nya.

"Galileo, Gabriella. Stop melihat saudara kalian kaya gitu." tegur nya. Gabriella melengkungkan bibir nya, berbeda dengan Galileo yang memutar bola mata malas.

"Ih Bunda, ganggu aja. Gaby cuma mau lihat Kak Karina, kenapa ada manusia secantik dia."

Thomas menghembuskan napas pelan. "Sudah, kita sarapan dulu, nanti kita lanjutkan ngobrol setelah sarapan."

"Iya Pa."

Sarapan pagi kali ini terasa berbeda, entah kenapa Karina merasa tak nyaman terlebih Kendra yang meletakkan tangan nya di atas paha nya. Ia ingin berdiri namun, tak enak melihat yang lain makan dengan tenang. Gerak-gerik Karina terlihat oleh Galileo, pria itu tersenyum miring. Tangan kanan nya meraih garpu lalu melempar tepat di depan Kendra.

Kendra tentu terkejut, beruntung garpu tersebut tidak mengenai mata nya. "Lo apa-apaan sih?!"

Atensi seisi meja menatap Kendra dan Galileo. Sedangkan pelaku justru nampak santai, tangan nya memainkan pisau buah. "Perlu tangan lo gue patahin?"

"Maksud lo apaan?"

Tatapan Galileo mengarah ke Karina. "Lo...ck, jangan diem aja bodoh!"

"Leo, ada apa sih?" Alegra heran, pasal nya tidak ada masalah apapun tapi secara tiba-tiba sepupunya itu melempar Kendra dengan garpu. Galileo menghiraukan Alegra, pria itu bangkit melangkah ke arah Karina.

"Bangun!" Karina yang takut melihat tatapan saudara nya hanya bisa menurut, gadis itu bangkit dari kursi. Ia tersentak saat tangan nya di tarik oleh Galileo. "Duduk di sini." Karina menurut, gadis itu menjatuhkan bokong nya di sebelah Gabriella.

"Bang, kenapa sih?"

Tatapan Leo mengarah ke sang Bunda. "Bun, hukuman apa yang pantas untuk laki-laki bajingan yang melecehkan saudaranya sendiri?"

Sekarang Aletta serta yang lain paham dengan tindakan Galileo tadi. Alex mencengkeram kuat pisau dan garpu yang di genggam nya, sungguh ia tak tau dari mana datang nya sikap kurang ajar cucu nya ini. Alegra bangkit dari kursi, melangkah ke arah Kendra, tanpa di duga Alegra melayangkan satu pukulan mengenai rahang Kendra.

Alegra menarik kerah baju Kendra agar pria itu bangkit. "BRENGSEK!" Alegra terus melayangkan pukulan kepada Kendra. Ia tak memberi ampun untuk saudaranya ini, menurutnya Kendra sangat keterlaluan.

Para orang tua hanya diam, membiarkan Alegra membabi buta menghajar Kendra. Sedangkan Karina hanya mampu diam, ia terguncang atas perlakuan Kendra tadi di tambah melihat Alegra yang sangat marah. Gabriella yang paham, mengelus punggung Kakak angkat nya.

"Kak, ke kamar Gaby aja yuk." Gabriella menarik tangan Karina pergi dari meja makan, ia sudah biasa melihat keributan tapi tidak dengan Kakak nya, pasti sangat terguncang.

𝐀𝐋𝐄𝐆𝐑𝐀 [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα