17. R - Lose

5.3K 549 61
                                    


Jangan lupa ramaikan
komentar ya dan vote minimal 100+ untuk part selanjutnya.































"Saya bukan ANTAGONIS maupun PROTAGONIS karna saya bisa menjadi keduanya dalam waktu yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya bukan ANTAGONIS maupun PROTAGONIS karna saya bisa menjadi keduanya dalam waktu yang sama."





Didalam ruangan tersebut terlihat keadaan yang cukup hening, Freen memilih menyenderkan punggungnya di sofa dan menatap Arvin dengan tenang. Tiba-tiba terdengar bunyi nada dering ponsel dari meja Freen, kedua orang yang berada disana bingung.

Arvin yang masih tidak percaya memutuskan panggilannya dan menghubungin ulang adeknya tetapi ponsel tersebut kembali berbunyi saat ia menghubungi Seyra.

"Apa yang kau lakukan kepada Seyra!"
Arvin menaikkan nada suaranya.

Freen yang mendengar ucapan Arvin hanya menyeringai, sedangkan Becky terlihat bingung dan ia juga memiliki pikiran yang sama dengan Arvin.

"Ternyata seorang Arvin tidak memiliki otak untuk berpikir."
Sindir Freen sambil berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke meja kerjanya.

"Apa maksud anda!?"
Sentak Arvin dan berdiri dengan cepat sambil menatap Freen.

Freen mengabaikan ucapan Arvin dan lebih memilih mengambil laptopnya, ia membawa laptop tersebut ke tempat duduknya tadi dan kembali duduk dengan tenang.

Becky melirik sekilas isi laptop Freen karena ia masih berada dekat dengan Freen berbeda dengan Arvin yang berada di seberang. Becky terlihat mengerutkan keningnya, karena yang ia lihat di laptop tersebut hanya sebuah video call.

"Aktifkan suara kalian dan bakar sekarang."
Perintah Freen dengan tegas.

Orang diseberang sana langsung segera mengaktifkan suara karena sebelumnya mereka berdua mute, ia memerintahkan semua anak buahnya untuk segera bergerak sesuai perintah Freen tadi.

"Baik bos. Kami sudah siap."
Ucap seorang pria yang bernama Felix.

Freen mendengar salah satu pria menjawab perintahnya tadi sedangkan yang satunya terlihat sedang sibuk mengerahkan seluruh anak buahnya. Freen sengaja menyuruh kedua orang tersebut untuk melakukan video call, karena mereka adalah pemimpinnya.

Tanpa berdiri dari duduknya, Freen memutarkan laptop tersebut menghadap Arvin. Sedangkan Arvin langsung melotot kaget melihatnya, ia tidak salah lihat dan benar itu merupakan club miliknya.

"Bagaimana tuan Arvin? Apakah anda senang dengan kejutannya."
Ucap Freen dengan tenang.

"Sialan!!"
Bentak Arvin sambil menggeser laptop tersebut dengan kuat hingga terjatuh dari meja.

Retrouvailles (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang