7.

7.2K 741 10
                                    

Setelah kejadian seminggu yang lalu, Raga sama sekali tak melihat Kenny. Bahkan kalau di sekolah Kenny terlihat selalu menghindarinya.

Sungguh Raga merasa bersalah, tak seharusnya ia melakukan itu pada Kenny apalagi Kenny yang sedang tak sadar.

"Raga, sini nak!"

Raga menghampiri Mama yang memanggil nya.

"Bantuin Mama jahit jemuran, kayak nya bentar lagi mau hujan." Mama tersenyum lembut, Raga hanya mengangguk lalu mengerjakan perintah Mama nya.

__________

Hanya Dara yang Kenny beri tahu tengang malam itu.

"Gue harus gimana Kak?" tanya Kenny lirih, ia terkadang menangis jika inget kejadian itu.

Dara merasa ikut sakit , melihat Kenny yang selalu ceria kini selalu murung.

"Gue janji gak bakal kasih tahu Mama sama Papa, Ken." Dara mengelus kepala Kenny.

"Makasih Kak." ucap Kenny.

Jarang-jarang mereka akur seperti ini, namun Kenny sangat menikmati nya.

"Gue ambilin makan ya." ucap Dara, mengingat pola makan sang adik yang akhir-akhir ini sedikit terganggu.

Kenny menggeleng ia gak bernafsu makan, ia masih kecewa dengan diri nya sendiri.

"Ayolah Ken, ini bukan Kenny adek gue, Kenny adek gue selalu semangat, bawel.."

"Sedikit aja Kak." potong Kenny, ia tak mau Dara semakin membujuknya.

Senyum cerah terbit diwajah Dara, ia pergi membawa makanan untuk adik nya itu.

Tak butuh waktu lama, ia sudah kembali membawa nasi dan lauk-pauk nya.

Kenny menerima nya, ia memakan nya dengan tenang. Ia takut, di otak nya terus berputar kejadian malam itu, betapa jalang nya ia dihadapan Raga, ia benar-benar malu.

Ini semua karena Rival, ia akan membalas cowok itu, sumpah demi apapun Kenny sakit hati oleh Rival, tidak banget teman sekelas nya itu.

Kenny harap ia bisa bersikap biasa saja, namun nyatanya ia tak bisa. Ia benar-benar tak bisa.

____________

Sekolah di hari senin memang tidak begitu menyenangkan, bukan hanya karena upacara bendera melainkan pelajaran hari senin sangat memuakan.

Kenny memilih tidur diatas tangan nya yang ia lipat.

"Ken, nanti lo gak ngerti." ucap Nanda dari samping.

Kenny tak peduli ia tetap memejamkan matanya. Sampai tak terasa istirahat tiba, Kenny baru bangun dari tidur nya.

"Ayo ke kantin!" Nanda menarik tangan Kenny, sebenarnya Nanda sangat merasakan perubahan sikap Kenny, namun ia tak mau bertanya dan membuat Kenny marah.

Sampai dikantin, dapat Kenny lihat Raga yang menatapnya. Mereka sempat adu pandang, namun Kenny segera memutuskan nya.

"Ken, gue pesen dulu ya." Nanda segera pergi.

Kenny duduk gelisah, ia masih merasa Raga menatapnya.

"Bisa bicara sebentar."

Deg!

Jantung Kenny rasanya ingin keluar, kini Raga dihadapan nya. Kenny hanya diam, menatap Raga.

"Sebentar." ulang Raga.

Kenny mengangguk ia mengikuti langkah Raga yang membawanya, ke lorong toilet.

"Lo kenapa jauhin gue?" tanya Raga.

DREAM!  [END]Where stories live. Discover now