4

8.3K 833 28
                                    

Setelah pulang dari rumah Kenny, Raga sama sekali tak bisa diam bahkan sampai malam ia tak bisa tidur.

Perkataan Kenny tadi siang membuatnya uring-uringan tak jelas, sejak kapan ia bisa sakit hati hanya karena obrolan yang memang benar ada nya.

'gue bayangin nya aja ngeri'

Perkataan Kenny membuat Raga kesal ditambah merasa aneh pada dirinya sendiri.

"Gak mungkin baru kenal, gue udah suka." gumam Raga ia menenggelamkan kepalanya pada bantal.

________

Sekelas heboh, karena pertengkaran Kenny dengan Fia si bendahara kelas.

"Lo emang banci Ken!" teriak Fia lantang, Kenny meremat seragam nya.

"Pasti orang tua lo nyesel punya anak kayak lo!"

"Lo cowok paling lemes yang pernah gue temuin!"

"Lo cewek berkedok cowok!"

"Oh lo kalau mau lihat batang gue bilang, gak usah koar-koar gak jelas." sinis Kenny.

"Najis banget, palingan tytyd lo kecil." lontar Fia semakin menjadi.

"Dih minimal cantik, lo tuh kalau kalah cantik gitu ya, kayak Tante-tante, ribet." cetus Kenny.

Mata Fia sudah berair gadis itu sudah tak tahan mendengar cacian Kenny.

"Gue tahu kalau lo anak orang kaya, kalau lo good looking, tapi asal lo tahu lo tuh cowok minim akhlak tahu gak! Kalau gue jadi ibu lo, gue pasti udah nyesel punya anak kayak lo." tutur Fia enteng.

Kenny melangkah mendekat, memegang kedua bahu Fia, "Dan asal lo tahu, Bunda gue lebih cantik dari lo jadi mana bisa dibandingin sama lo, apa tadi lo bilang?" Kenny terkekeh. "Kalau lo ibu gue?"

Hahaha

Kenny tertawa sumbang, "Bapak gue kalau mau selingkuh pun pilih-pilih." lontar nya lalu melepas kan bahu Fia, yang kini bergetar karena menangis. Kenny sudah melangkah keluar.

"Yang pasti ini hidup Kenny, mau dia banci kek bencong kek, itu hidup dia gak ada urusan nya sama lo! Lagian apa salah nya soal usulan Kenny kalau uang kas kelas dibeliin pengharum ruangan." ucap Nanda.

"Tapi dia ngomong nya, 'kelas bau, kayak lo' emang lo pikir hati gue gak sakit apa!" ucap Fia.

"Harusnya lo sadar diri, bukan marah-marah." ucap Nanda sebelum ia pergi menyusul Kenny.

Ia yakin Kenny pasti ke warung Bu Wawat Persetan jika mereka harus bolos.

"Gila si, lo harus adu bacot gak jelas di kelas." ucap Nanda menghampiri Kenny, yang duduk dikursi panjang depan warung.

Kenny menghela napasnya, "Salah banget ya kalau gue minta pengharum kelas, gue gak suka kalau kelas bau lagian emang bener, si Fia bau kata yang lain juga." jujur Kenny.

Cowok itu antara jujur dan lemes, Kenny tak bisa melihat situasi.

"Tapi lo kejam juga Ken, bilang dia bau." ucap Nanda.

"Gue juga ngerasa bersalah, tapi gak tahu kenapa mulut gue langsung ngomong gitu." ucap Kenny menunduk.

Nanda menepuk bahu Kenny, "Lo udah ngalakuin hal bener Ken, siapa tahu setelah lo bilang Fia bau dia jadi sering mandi." jelas Nanda yang diangguki Kenny.

Kenny terkadang ingin berubah, ia tak ingin jadi orang yang cerewet dan sering kali menyakiti orang lain, namun watak seseorang memang sulit dirubah apalagi lingkungan Kenny yang toxic.

Nanda menyesap rokok, Kenny mendelik tak suka ini adalah hal paling menyebalkan dihidupnya karena Nanda merokok.

Ia paling tak suka dengan rokok, karena rokok berasap dan bahaya menurutnya.

"Kalau mau mati loncat dari rel kereta api aja langsung, gak usah ngundur waktu pake rokok." ketus Kenny, Nanda hanya terkekeh ini adalah ucapan Kenny yang sering Nanda dengar jika ia merokok.

"Lo gak tahu senikmat apa rokok, apalagi pas lagi berak sambil ngerokok." ucap Nanda dengan wajah yang sangat sombong.

"Jijik." ucap Kenny yang sudah ingin muntah, karena membayangkan hal yang menurut nya tak wajar.

"Ken."

"Apa?" tanya Kenny saat tiba-tiba Nanda dengan mode serius nya.

"Kalau nanti gue ada sesuatu yang gak sama kayak lo, lo bakalan jauhin gue gak?" tanya Nanda.

"Misalnya?"

"Emm..gue gay mungkin." ucap Nanda.

Kenny membulatkan matanya, apa tadi gay? Apa telinga nya tak salah dengar.

"Hahaha...gue becanda kali." ucap Nanda dibarengi tawa renyah, namun dalam hati ia sangat sakit saat mengatakan 'becanda'.

Kenny ikut tertawa renyah, "Kalau lo gay, gue juga bingung antara kita masih temenan atau enggak nanti nya, karena gue paling benci kaum pelangi." tutur Kenny menunduk.

Deg

Serasa tertusuk ribuan jarum masuk kedalam hatinya, Nanda meremat celana nya.

"Lo tahu menurut gue kaum seperti itu sangat-sangat tidak lazim, dimana-mana cowok tuh sama cewek." jelas Kenny.

Nanda tersenyum getir, seperti nya niat untuk jujur harus ia kubur dalam-dalam terlalu berharga untuk kehilangan Kenny.

"Gue ngomong gini jadi ke inget Raga, kemarin pas gue udah ngomong kayak gitu dia langsung mau pulang, padahal kan emang gue ngomong fakta, atau dia kesinggung kali ya?" ucap Kenny.

Polos, si mulut pedas benar-benar polos!

"Maksud nya?" tanya Nanda.

"Iya kemarin gue bilang gini, kalau gue cewek bakalan suka sama dia, terus dia nanya gini terus kalau emang cowok kenapa, gitu." tutur Kenny.

Fiks dia suka sama lo Ken!

Batin Nanda kesal, sahabatnya sangat tidak peka.

"Terus gue bilang kayak tadi sama dia, eh dia malah mau pulang." ucap Kenny.

"Bego." cetus Nanda.

"Maksud lo gue bego gitu? Eh, asal lo tahu Nan, gini-gini gue juga masih bisa satu kelas sama lo yang jelas-jelas suka juara." ucap Kenny.

Lo bego tingkat akut! dasar  mulut aja lemes tapi polos. Nanda merutuki Kenny dalam hati, rasanya ingin sekali menyincang bibir manis itu.

Kenny menceritakan semuanya tentang bagaimana ia ditinggalkan oleh Aldi dan diantar kan oleh Raga.

"Lo kok mau dianterin naik motor?" heran Nanda.

"Kepaksa." ketus Kenny, ia sebal jika mengingat kejadian itu.

"Kan lo bisa minjem HP Raga buat mesen grab car atau apalah gitu." ucap Nanda memojokan Kenny. "Atau jangan-jangan lo suka lagi sama dia, atau lo..."

"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue robek tuh mulut." desis Kenny.

Nanda terkekeh geli, saat melihat rona merah dipipi Kenny ia seperti gadis yang sedang salah tingkah.

Lagipula kalaupun Kenny gay, Nanda yakin Kenny akan jadi pihak bawah dilihat dari sikap, poster tubuh dan tentunya wajah cantik dan manis Kenny membuat Nanda yakin akan banyak kaum dominan yang menyukai Kenny, namun mereka tak berani publish entah karena insecure atau mungkin takut Kenny straight.

DREAM!  [END]Where stories live. Discover now