Chapter 15 [Semakin dekat]

37 27 32
                                    

                                                                               "SPECIAL CHAPTER"

Hai Readers!

Gimana Kabarnya? Semoga selalu baik-baik aja ya^^

SETELAH HAMPIR SATU TAHUN "HIATUS", AKHIRNYA I'M BACK :'))

Alasan hiatus karena kemarin sibuk banget sama "skripsi-an" dan segala macam persiapan buat sampai ke-tahap wisuda, dan Alhamdulillah udah kelar semua, tinggal tunggu wisuda tanggal 15 Oktober nanti ^^

Kangen gak sihh sama Nara dan Arland? semoga masih kangen yah, karena cerita ini akan semakin seru, semakin memberikan teka-teki, clue untuk sampai tahap akhir yang BOOM! bakal bikin pikiran kalian "main blowing" dan part ini adalah sepecial part untuk mengobati rasa rindu kalian. 

So, I hope you enjoy it.

HAPPY READING!

-

Sesuai perkataannya dengan Nara, Arland benar-benar mengantar jemput gadis itu setiap hari. Bahkan terkadang, selepas pulang kuliah, Arland mengajak Nara untuk bermain kerumahnya, pergi ketempat favorit mereka untuk melakukan terapi, dan mengajaknya berkunjung ke makam bersama-sama.

Tak terasa, 3 tahun sudah mereka melakukan rutinitas itu. intensitas keduanya sudah sangat erat terjalin. Arland merasa jiwanya jauh lebih hidup dari sebelum ia mengenal Nara. Ia menjadi lebih sering tersenyum dan tertawa. Begitupun juga Nara. Ia jadi bisa merasakan malam-malam yang tenang semenjak arland menawarkan diri untuk mengobati lukanya di masa lalu. Mereka benar-benar seperti pasangan yang saling menyembuhkan satu sama lain.

Seperti hal-nya yang terjadi sekarang. Arland dan Nara tengah berada di taman kampus dengan Nara yang tertidur diatas rumput halus, ditemani oleh Arland yang bersender pada sebuah batang pohon besar. Nara menutup mata seraya mendengarkan lagu ditelinga-nya. Sementara Arland sibuk menulis pada buku yang selalu ia bawa.

"Gak kerasa ya, bentar lagi kita mau lulus. Aku masih ga nyangka sampe sekarang." Ujar Nara membuka mata nya seraya melepaskan headphone dikepala.

"Aku juga." Arland menghentikan gerakan pena ditangan-nya lalu menutup buku. Beralih menatap Nara yang masih setia tertidur diatas rumput.

"Aku masih ngerasa kalau semua ini ga nyata aja." Ujar nara seraya menatap langit biru diatas sana.

"Kenapa gitu ?" tanya Arland lalu ikut merebahkan tubuhnya disamping tubuh Nara.

"Ya, masih ga nyangka aja kalau semua hal-hal baik mendadak masuk ke-dalam hidup aku yang semula menurutku berantakan." Ucap Nara seraya menolehkan kepala-nya menghadap wajah Arland yang masih setia menatapnya.

"Dan hal – hal baik itu aku kan ?" Tanya Arland tersenyum

"Ih. Kepedean kamu," Ucap Nara seraya mencubit hidung Arland pelan.

"Aku ga kepedean. Emang bener kan ?" Arland menaik-turunkan alisnya mencoba menggoda Nara.

"Apaan sih land. Kamu tu kebanyakan ngigo tau gak !" Nara pun bangun dengan wajah bersemu merah.

"Kamu gabisa ngeles. Ini buktinya pipi kamu merah gini," Arland berkata seraya mencubit pipi Nara gemas

"IHHH, ARLAND SAKIT. LEPAS GA !" Nara berteriak sembari mencoba melepaskan jemari Arland pada wajahnya.

"Abisnya aku gemes sih". Arland melepaskan jemarinya lalu tertawa terbahak-bahak ketika melihat pipi gembul Nara yang semakin merah dengan wajah tertekuk.

"Ya, terus aja ketawa. Kamu seneng kan liat aku menderita ?"

Mendengar hal itu, Arland pun menghentikan tawanya. Beralih mengelus kemerahan di pipi Nara yang terjadi karna ulah-nya.

MANY MINDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang