Oh! BAD -7

12.3K 908 7
                                    

"OSIS Keamanan, kalian hari Senin tugas 'kan? OSIS keamanan bagian siswa di hari Senin akan digantikan sama OSIS keagamaan. OSIS keamanan dibantu MPK divisi lima akan masuk ke ruangan CCTV dan ambil rekaman hari kemarin. Gue yakin rekamannya belum dihapus."

"Siapa ketua OSIS keamanan?"

Seorang pria bertubuh tinggi mengangkat tangannya. Devan mengangguk lalu menoleh pada Chandra.

"Chan, Lo ketua divisi lima 'kan? Gue minta kerja sama Lo bareng ketua OSIS Keamanan, ini tanggung jawab kalian berdua."

Chandra mengangguk. "Gue emang gak suka sama Lo Van, tapi kalo soal ini gue akan usahain semaksimal mungkin."

Devan tersenyum lalu kembali berbicara.

"OSIS kebugaran jasmani dibantu MPK divisi tiga, kalian liatin kondisi sekitar. Kita akan beraksi waktu upacara bendera berlangsung. Sammy, Lo Ketua OSIS kebugaran jasmani kan?"

Sammy mengangguk. "Gue sama anggota gue akan usahain yang terbaik."

"Untuk OSIS Sosial dibantu MPK divisi empat, tolong kumpulkan semua siswa yang menjadi korban. Pastikan mereka bisa diajak kerja sama."

"OSIS kesehatan tetap pada tempat kalian, dan yang lain tetap pada barisan, usahakan merenggangkan barisan supaya guru tidak curiga jumlah kita berkurang. Apa semuanya paham?"

Semua orang di sana mengangguk. Mereka terlihat sangat bersemangat, sepertinya mereka mempunyai dendam pribadi terhadap semua tersangka. Bahkan OSIS saja yang dikenal sebagai anak buah guru bisa melakukan hal seperti ini.

Semua orang di sana juga baru mengetahui bahwa Arily sempat ditampar oleh kepala sekolah, itulah yang menyebabkan Devan ingin mengambil rekaman CCTV di ruangan kepala sekolah.

Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Pak Septo, kepala sekolah baru mereka itu bahkan lebih biadab dari guru-guru yang lain.

"Baiklah semuanya, persiapkan diri kalian. Hal ini benar-benar harus viral di berbagai media, semoga kita berhasil menegakkan keadilan."

Devan kembali duduk, terlihat ia membicarakan beberapa hal kepada Dara sebelum Dara akhirnya berdiri mengambil perhatian setiap orang di sana.

"Baiklah semuanya, sepertinya cukup untuk hari ini. Tapi ada satu hal yang terlupakan dan harus saya sampaikan. Untuk anggota OSIS yang umurnya di bawah tujuh belas tahun, kalian diharapkan untuk tidak ikut dalam hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Baik semuanya, kalian sudah boleh pulang."

Semua orang satu-persatu mulai meninggalkan ruangan besar itu. Hingga yang tersisa hanyalah inti OSIS dan MPK.

"Van, habis ini Lo mau apa?"

Pertanyaan dari Gabriel itu membuat Devan menghela napas gusar, ia menggeleng. "Jujur ya El, gue capek, gue lelah. Udah lama banget gue nge-handle MPK-OSIS, kayaknya setelah ini gue harus ngajuin proposal pencalonan Inti MPK-OSIS yang baru."

Gabriel terkekeh. "Lo tau gak Van, lo itu salah satu panutan gue. Lo punya jiwa kepemimpinan, Lo selalu bertanggung jawab, Lo tegas. Dari SMP Lo udah jadi Ketua OSIS, pas SMA Lo jadi Ketum MPK. Jadi idola murid baru, ketua Klub Musik, bisa main gitar, suara bagus. Kok bisa ada orang kayak Lo."

Bayu yang melihat itu bergidik ngeri. "El, Lo masih normal 'kan? Lo gak belok 'kan? Ingat Lo punya Meka."

"Goblok Bayu!" Adinda memukul kepada Bayu, ucapan pria itu benar-benar sangat nyeleneh.

"Siapa tau Si El belok 'kan?" Bayu meringis sembari mengusap kepalanya.

"Serah Lo Bay, serah Lo. Idup-idup Lo." Adinda menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia segera pergi dari sana karena Bayu sangat menyebalkan.

Oh! BAD!Where stories live. Discover now