Oh! BAD -4

12.9K 1.1K 62
                                    

"Kak Devan, Pak Anwar manggil Kakak ke ruangannya."

Devan awalnya ingin mengerjakan catatannya yang tertinggal akibat rapat dadakan tadi, tapi ternyata ia benar-benar sibuk sampai tidak bisa mengejar pelajarannya selama sebulan ini.

Devan menghela napasnya dan mengangguk, membiarkan Dito selaku anggota MPK menuntunnya ke ruangan Wakil Kepala Sekolah itu.

"Cuma gue?" tanya Devan yang dibalas gelengan oleh Dito.

"Ada Kak Dara juga di sana," jawab Dito.

"Lo sendiri?"

"Ruangan Wakil kebetulan lewat kelas saya Kak." Dito tertawa sumbang. "Nah itu kelas saya, saya pamit ya Kak."

Devan hanya menganggukkan kepalanya. Tidak terlalu memikirkan kelakuan anggota-nya itu. Tatapan Devan tertuju pada kelas di sebelah kelas Dito, IPS empat. IPS sangat heboh di jam menjelang istirahat, Devan bahkan bisa mendengar teriakan kekasihnya yang sepertinya tengah bercanda dengan teman sekelasnya.

Devan menghela napas gusar lalu kembali pada tujuan awalnya, ruangan Wakil Kepala Sekolah untuk menemui Pak Anwar.

Devan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum seseorang dari dalam sana mengizinkannya untuk masuk.

"Bapak manggil saya?"

Pak Anwar mengangguk. "Kamu Ketua Klub Musik kan?"

Devan mengangguk. "Ada apa ya Pak?"

"Kamu udah jalanin usulan Bu Maya buat bikin band sekolah?" tanya Pak Anwar.

"Udah Pak, rencananya besok saya mau ngasih laporannya sama Bu Maya," ujar Devan.

"Anggotanya udah dapet?"

Devan mengangguk. "Lima orang Pak. Awalnya ada enam orang bareng Gabriel, tapi Gabriel bilang dia gak bisa lanjutin kegiatan band."

"Kamu gak cari pengganti Gabriel?"

"Gak pak, sebelumnya Gabriel ngambil posisi Vokal. Tapi Robert mau gantiin posisi Gabriel di Vokal, jadi saya gak perlu cari vokalis baru lagi Pak," jelas Devan.

"Robert?" Pak Anwar mengernyit.

"Robert Smith Pak. Dia yang gantiin Aldi di Bendahara OSIS, sebelumnya dia juga menjabat sebagai Sekretaris Klub Musik Pak," ujar Devan yang dibalas anggukan oleh Pak Anwar.

"Oke kalau semuanya udah matang, Devan. Rencananya sekolah mau ngadain festival kemerdekaan nantinya, acaranya bakalan disusun OSIS tapi band harus ada karena Kepala Sekolah yang minta," ujar Pak Anwar yang diangguki oleh Devan.

"Iya Pak, insyaallah besok kalo gak ada halangan saya kirim laporannya. Kalo gak ada yang mau dibicarakan lagi, saya izin pamit Pak," ucap Devan yang diangguki oleh Pak Anwar.

Devan berjalan keluar dari ruangan Wakil, di pintu ia bertemu dengan seorang guru yang tampaknya sangat tergesa-gesa.

"Pak, Arily cek cok sama Bu Helmi di kelas, dia mukul Bu Helmi Pak."

Langkah Devan terhenti ketika mendengar ucapan guru tersebut. Ia langsung mengambil langkah ke kelas Sang Kekasih.

Devan berlari dengan tergesa-gesa, ia harap Arily tidak melakukan hal lebih, karena Devan tahu betul bagaimana sifat dari kekasihnya itu. Di sana, sebelas IPS empat, kerumunan siswa benar-benar mengerumuni pintu kelas tersebut.

Devan berusaha masuk ke dalam dan orang-orang dengan baik memberinya jalan setelah mengetahui bahwa itu adalah Devan, Si Ketua Umum MPK.

PLAK!

Devan melototkan matanya ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kekasihnya menampar guru yang berumur sekitar empat puluhan itu.

"ARILY!"

Oh! BAD!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt