27. HARI PALING SAKIT

4.9K 349 45
                                    

Sesuai judul cerita ada toxic-nya. Alurnya juga bakal toxic, orang orang di dalamnya sebagian juga toxic.

Apapun adegan kekerasan di sini jangan diikuti ya guys. Ambil sisi positifnya, yang negatif dibuang.

***

Hari ini hari yang sangat Nagen benci. Sudah lama sejak pertemuan kedua yang tetap saja tidak ada bedanya dengan pertemuan sebelumnya. Nagen menghindari wanita itu. Wanita yang dibayar mahal oleh kakeknya untuk sesuatu hal yang menurutnya tidak penting.

Hanya untuk menyuruhnya memutuskan Kyomi. Nagen rasa wanita itu sudah tidak waras. Bisa-bisanya menerima tawaran dari kakeknya. Padahal sudah enak tinggal di Amerika sana.

Sekali saja demi kakeknya. Nagen terpaksa merelakan waktunya yang seharusnya mengajak Kyomi jalan-jalan jadi menemui wanita bernama Angel itu. Nagen bahkan menunggu selama hampir satu jam di rumah Angel yang katanya akan segera tiba.

Nagen terus mengumpat sambil melirik jam dinding.

"Kamu sudah menunggu lama?"

Nagen menoleh lalu mendengus, "Nggak lihat ada berapa gelas kosong di atas meja?"

Angel tahu apa maksud Nagen maka dari itu dia tertawa kecil, "Maafkan saya. Kebetulan anak saya sedang ada di Indonesia dan saya baru saja siap menemuinya."

"Saya nggak peduli. Saya pingin segera keluar dari rumah ini."

"Okey. Saya juga nggak akan berlama-lama." Angel duduk di sofa sebrang Nagen. Wanita itu menyandarkan punggungnya dengan tatapan lurus pada Nagen yang enggan menatap balik dirinya.

Angel tersenyum. Nagen tidak pernah berubah. Ketus dan begitu sangat menghindari kontak mata.

"Seperti biasa. Saya akan melayangkan beberapa pertanyaan," Angel terus memperhatikan gestur tubuh Nagen, "Gimana hubungan kamu dengan Kyomi?"

"Baik."

"Kapan terakhir kali kalian bertemu?"

"Semalam."

"Di mana?" tanya Angel lagi.

Nagen menghela napas, "Anda itu psikiater atau wartawan?"

"Tinggal jawab saja, Nagen."

"Di apartemen saya."

"Apa yang kalian lakukan semalam?" Angel memicingkan matanya. Sedang Nagen yang mendapat pertanyaan seperti itu justru tampak tenang-tenang saja.

"Saya mencambuk seseorang."

"Berarti kalian nggak cuma berdua saja?"

Nagen mengangguk.

"Jadi siapa yang kamu cambuk?"

"Yang pasti bukan Kyomi," jawab Nagen sudah mulai muak berada di sekitar Angel.

Angel menegakkan punggungnya, terlalu fokus menuliskan sesuatu di buku kecilnya sampai-sampai dia tidak sadar bahwa dia tengah diperhatikan oleh Nagen.

"Boleh saya minta cambuknya?" Angel menaikkan tatapannya dan Nagen buru-buru menoleh ke arah lain.

"Itu mainan saya. Nggak ada satupun orang yang bisa memilikinya termasuk pacar saya sendiri."

Angel tersenyum penuh makna, "Berarti Kyomi adalah penyebab kamu melakukan penyiksaan terhadap seseorang."

Rahang Nagen mengetat. Pupil matanya membesar, namun dia masih bisa menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya. Nagen sengaja diam untuk mendengarkan lebih banyak lagi perkataan wanita itu.

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Where stories live. Discover now