8. IBLIS BERWAJAH TAMPAN

7K 551 70
                                    

⚠⚠⚠⚠

Part ini agak gimana gitu.
Yang gasuka bisa skip, oke.
Jadilah pembaca yang bijak

Aku ingetin sekali lagi, cerita ini banyak kata-kata kasar dan adegan kekerasan.

😈😈😈

Kedua cewek itu terlihat sibuk memilih beberapa buah-buahan juga makanan ringan beserta minuman kaleng diselingi becandaan garing.

Kyomi tertawa saat Mahika mengambil dua apel lalu menempelkannya di atas buah dadanya. Mahika memang gila sampai harus melakukan itu di tempat umum seperti ini. Bagaimana kalau orang lain melihat kelakuannya? Kyomi tidak bisa membayangkan semalu apa dirinya karena Mahika!

"Yuwa ngapain lo sampe bikin lo sarap gini?" Kyomi lanjut mendorong troli. Membiarkan Mahika berjalan di sampingnya sambil memasang tampang konyolnya.

"Dia php-in gue sih."

"Pantesan lo kumat," dengus Kyomi berhenti di jajaran mie instan dan mengambil lima bungkus sekaligus untuk stok malam ini.

Keduanya akan menghabiskan malam dengan menonton film di kediaman Mahika. Kyomi sudah meminta izin pada Nagen. Berita baiknya, Nagen langsung menyetujui tanpa melalui perdebatan kecil, tanpa banyak bertanya. Kalau nama Mahika dia sebut, Nagen mempercayakan Kyomi sepenuhnya untuk Mahika bawa.

Sejak sore Kyomi sudah berada di rumah Mahika dan buru-buru bertolak ke supermarket terdekat untuk memborong cemilan-cemilan peneman acara movie marathon mereka.

"Bodohnya gue udah diphp-in masih aja berharap lebih. Nyesek njir, tapi mau gimana lagi. Gue-nya udah terlanjur cinta."

Kyomi mengusap-usap punggung Mahika, "Cinta lo nggak salah, yang salah itu si Yuwa. Masa iya cewek sebohay lo dimainin. Emang rada-rada ya tuh cowok!"

Mahika mendengus, "Apanya yang bohay? Jempol kaki gue?"

"Pipi lo yang bohay," cengir Kyomi lebar.

Sampai di depan kasir, penjaga di sana melempar senyuman tipis pada Kyomi yang Kyomi balas sama halnya. Kyomi kembali fokus mendengar cerita Mahika dengan sambil merangkul lengannya.

"Gue termasuk tipe idamannya. Terus kenapa dia nggak kunjung ngasih gue kepastian? Apa menurut lo gue kurang seksi? Kurang cantik? Kurang berduit?"

Kyomi menyentil dahi Mahika, membuat Mahika memanyunkan bibirnya kesal, "Kalo mau gue bandingin, bahkan dibandingkan Yona yang katanya sempurna, masih cantikkan lo kali. Bukannya gue cemburu karena dia mepetin Nagen mulu, bukan karena gue iri juga, tapi memang kenyataannya begitu. Dari segi penampilan, lo feminim walau kelakuan lo bertolak belakang."

"Heh, pengen banget lo gue gampar pake pembalut?" Mahika bersiap ingin gelut. Sedaritadi cowok penjaga kasir terus-terusan mencuri pandang ke arah Kyomi. Kyomi tidak sadar, yang sadar itu Mahika.

"Bicaranya jangan kenceng-kenceng bego!"

"Pembalut mana pembalut?!" Mahika malah makin mengencangkan suaranya. Gila!

Kyomi menoyor kepalanya, "Sampe rumah lo jangan lupa minum obat biar otak lo rada baikkan, ya, Ka. Miris gue."

"Tenang, ntar sekali empat gue telen."

"Overdosis gue nggak tanggung jawab." Kyomi meraih kantung plastik putih itu dari tangan si penjaga kasir. Kemudian pergi meninggalkan Mahika yang kebagian membayar semua belanjaan mereka. Mahika hampir melempar coklat batangan di dekat meja kasir saat Kyomi melambaikan tangan ke arahnya.

NAGEN : MY TOXIC BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang