Tigapuluh Tujuh

154 24 5
                                    

Dito Maheswara sangat bahagia, setelah tiga tahun berlalu akhirnya dia menginjakkan kaki lagi ditanah air. Hari ini kembali akan tercatat dalam sejarah kehidupannya, sebagai momen penting dimana dia akan menjemput  yang selama ini terlupakan dan terabaikan karena takdir hidup yang tidak bisa dia hindari.

Begitu jet milik keluarganya landing, Dito bergegas menghubungi  nomor yang sudah dia kantongi. Mungkin masih terlalu pagi, tapi dia tidak bisa lagi menunggu.

Dan disini lah dia sekarang duduk dihadapan sahabat masa kecilnya.

"Setahun koma membuat tubuh gue lumpuh total, gue seperti bayi lagi. Dan butuh waktu  lama untuk bisa normal seperti semula. Separo ingatan gue juga hilang, parahnya itu bagian terpenting dalam hidup gue," Dito nelangsa.

Kevin sangat memahami apa yang Dito rasakan. Pasti Dito mengalami situasi yang berat.

" Gue sekarang mengerti kenapa lo gak ada kabar, gue mencari keberadaan lo selama ini, hasilnya nihil, keluarga lo terlalu pintar untuk gue kalahkan," Kevin tertawa sumbang.

Dito sudah mendengar dari orangtuanya  kalau mereka menutupi keadaan Dito dari dunia luar, dan alasannya sudah sangat jelas, Diandra.

Sejak awal keluarga terutama orangtuanya sangat menentang pernikahannya, tapi bukan salah Diandra, karena Dito lah yang menginginkan Diandra, dia sangat mencintai gadis itu.

Dito pikir lama kelamaan orangtuanya akan luluh, sayang karang  yang dia hadapi begitu terjal,  ombak sebesar apapun tak mampu mengikisnya. Kehamilan Diandra bahkan tidak mengubah pendirian mereka. Padahal selama ini orangtuanya sangat mengharapkan cucu dari satu-satunya anak laki-laki dikeluarga Maheswara.

Hingga kecelakaan itu terjadi, Dito tau orangtuanya akan mengambil kesempatan untuk memisahkan mereka, beruntung dia sempat sadar dan meyerahkan Diandra pada Kevin. Kalau tidak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Diandra.

'Gue minta maaf, sudah membebani lo dengan masalah gue, kalau gak ada lo gue gak tau gimana nasib anak dan istri gue"

Kevin menggeleng, " Mereka bukan beban, mereka sudah menjadi  tanggung jawab gue sejak lo mempercayakan ke gue, lo gak usah sungkan to, kita bersahabat sejak lama, mungkin suatu saat gue yang butuh bantuan lo, "

Dito bersyukur memiliki sahabat seperti Kevin. Meskipun orangtuanya sempat mempengaruhi pikirannya begitu ingatannya kembali dengan mengatakan Kevin sudah menikahi Diandra, tentu saja dia tidak percaya. Didepan mereka dia berpura-pura menerima, karena kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuk mencari kebenaran. Diam-diam dia menyuruh orang untuk mencari informasi, dan seperti yang dia duga, orangtuanya berbohong. Dia juga tahu apapun yang terjadi dengan kehidupan Kevin. Saat Kevin dalam penjara, dia ingin membantu tapi takut  keluarganya akan curiga lalu mengacaukan rencananya.

Dito menunggu waktu yang tepat. Dan saat keadaanya sudah jauh membaik dia mulai berontak, bahkan mengancam orangtuanya jika tidak menerima Diandra maka dia akan keluar dari keluarga Maheswara. Tentu saja orangtuanya tidak ingin itu terjadi. Mereka menerima apapun keputusan Dito.

" Gimana rencana lo kedepan,"

" Papa sudah menerima  keputusan gue, kalau mama mungkin masih setengah hati , tapi gue yakin lambat laun mereka akan menerima Diandra sebagai menantu,"

Kevin merasa lega bagaimanapun Diandra sudah seperti adiknya sendiri.

Dito mengedarkan pandangan 

" Diandra sedang keluar, kata Kirana dia sedang ada keperluan, tadi gue udah minta Kirana untuk memintanya segera pulang," ucap  Kevin tanggap.

Dito mengangguk,  mendadak debar jantungnya tak karuan, perasaan yang sama saat bertemu Diandra untuk pertama kali. Dito merasa bersalah sudah menghadirkan penderitaan lagi dalam hidupnya istrinya. Berharap setelah hari ini mereka bisa hidup bahagia bersama.

Bukan Pangeran Impian (Tamat)Where stories live. Discover now