Tujuh Belas

328 43 27
                                    

Assalamu'alaikum, apa kabar semuanya,🤗 semoga dalam keadaan sehat semua ya, buat yang lagi sakit didoakan cepat sembuh, aamiin.

Selamat hari raya idul Fitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin terlebih belakangan author menghilang dikarenakan banyaknya urusan yang harus diselesaikan didunia nyata🙏

Author mencoba comeback, semoga masih ada yang betah di lapak ini, meskipun dunia nyata menunjukkan fakta yang menyesakkan😭, tapi disini kita tetap boleh berhalu ria, biarkan cerita di lapak author menjadi kisah indah yang kita ukir untuk mereka, walaupun hanya sebatas khayalan semata🤗

Happy Reading ya semua, buat yang lupa boleh mengulang lagi dari awal🙈

***

Dengan wajah sumringah Mila mendatangi bengkel sang suami, setelah menyapa Agnia dan para karyawan yang sedang bekerja, wanita cantik itu langsung menemui Kevin diruangannya.

" Hei, tumben kamu kesini sayang," Kevin memeluk dan mencium Mila penuh kasih sayang, perlakuan yang selalu membuat wanita itu merasa terbang ke awan, meskipun sesekali sikap Kevin sangat menyebalkan tapi Mila tidak bisa memungkiri pria itu selalu bisa membuat dia luluh.

" Tebak, aku darimana mas?" ucap Mila mengajukan teka-teki. Kevin membuat ekspresi seolah-olah berpikir. Sontak Mila ketawa karena gemas oleh tingkah suaminya itu.

"Kamu dari rumah sakit ya?" Ucap Kevin berusaha menerka.

" Loh, kok rumah sakit? kamu mendoakan aku sakit ya mas," Mila merengut kesal.

" Bukan gitu sayang, kan kamu suruh tebak,"

" Tapi gak dari rumah sakit juga kali mas, dari mal kek, atau dari mana gitu tempat yang bagus," protes Mila sambil mendudukkan tubuhnya dipangkuan Kevin.

Kevin merasa senang kalau Mila manja seperti ini, tidak seperti diawal pernikahan mereka dimana Mila terkesan kaku dan gugup untuk bersikap sama suaminya sendiri. Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya lalu kembali mengecup pipi dan leher Mila sekilas.

" Iya deh aku salah, tapi maksudnya dari RS kali aja kamu habis periksa ini," Kevin mengelus perut datar Mila, dan wanita itu tau maksud Kevin.

" Kalau konsultasi aku pasti bawa kamu mas, masa punya suami periksa kandungannya pergi sendiri," sungut Mila sambil memanyunkan bibir.

Kevin mengeluarkan cengiran khasnya, satu ciuman mendarat lagi dipipi chubby wanita cantik itu.

" Kamu udah pengen banget aku hamil ya mas?" tanya Mila serius, dia turun dari pangkuan Kevin dan menatap suaminya itu seksama.

Kevin menggeleng, meskipun dalam hati dia sangat ingin menjawab iya, tapi dia tidak ingin membuat Mila sedih, Tuhan masih belum mempercayai, jadi mereka masih harus kerja ekstra untuk mewujudkan itu semua.

Menurut dokter kandungan yang mereka datangi untuk konsultasi, keadaan mereka berdua sehat dan tidak ada masalah. Mungkin mereka memang harus bersabar dulu. Lagipula pernikahan mereka masih seumur jagung, diluar sana masih banyak pasangan yang belum dikaruniai momongan padahal sudah puluhan tahun menikah.

" Enggak kok sayang, tapi setiap perkataan itu kan doa, mana tau dengan aku bilang begitu jadi kenyataan," jawab Kevin beralasan dan untungnya Mila bisa menerima dan tidak mempermasalahkan lebih jauh.

Karena kalau sudah menyangkut momongan istrinya itu selalu sedih dan itu akan berlarut sampai mood Mila ikut terganggu dan melampiaskan perasaannya pada Kevin, meskipun kadang kemarahan istrinya itu membuatnya merasa diuntungkan. Setiap kali ditanya kehamilan kalau ketemu orang, sampai di apartemen Mila lansung menelanjanginya dan mereka bercinta hingga berjam-jam dengan harapan rahimnya segera terisi. Sekonyol itu memang.

Bukan Pangeran Impian (Tamat)Where stories live. Discover now