Sembilan Belas

273 37 22
                                    

Kunci keberhasilan dalam sebuah rumah tangga adalah kejujuran dan saling terbuka satu sama lain. Tapi semua itu tidak akan terwujud jika salah satu pihak ataupun keduanya tidak bisa berkomitmen.

Pun itu yang dirasakan Mila saat ini, pikiran wanita itu seketika berkecamuk saat Agnia menelponya barusan untuk menanyakan keberadaan Kevin.

" Loh bukannya bapak udah di bengkel ya?"Mila balik bertanya, tapi jawaban yang diberikan Agnia membuat Mila shock.

" Gak ada buk, sudah seminggu bapak gak kebengkel, dari kemaren saya udah menghubungi bapak karena banyak tagihan barang yang jatuh tempo dan harus segera dibayarkan, bapak bilang mau kebengkel hari ini, sampai sekarang belum datang juga, hapenya juga tidak aktif, saya gak mungkin bikin alasan lagi ke sales buk," jelas Agnia panjang lebar.

Mila memijit kening, mendadak kepalanya  pusing mendengar perkataan gadis itu.

" Ya udah kalau gitu saya kebengkel sekarang, bilang aja sama sales-nya untuk menunggu sebentar," Mila memberikan solusi. Wanita itu memutuskan sambungan setelah Agnia mengucapkan terima kasih.

Mila segera mengambil tas dan kunci mobilnya, beruntung hari ini tidak ada jadwal bertemu klien.

"Kemana kamu mas, apa yang kamu sembunyikan dari aku?" Gumamnya seorang diri. Diperempatan lampu merah Mila kembali mencoba menelpon Kevin berulang kali, tapi ponsel suaminya itu masih tidak bisa dihubungi.

Sampai di bengkel, dia lansung meminta Agnia membawa rincian hutang yang harus dibayarkan.

Satu persatu Mila mentransfer sejumlah uang pada rekening toko dimana Kevin mengambil onderdil untuk keperluan bengkel.

Setelah semua selesai, Mila memeriksa keadaan disana  menanyakan apa saja yang menjadi kendala selama Kevin tidak ada. Beruntung semua bawahan Kevin  orang-orang yang professional, sehingga semua pekerjaan bisa diselesaikan meskipun pimpinan mereka tidak mengawasi. Laporan yang diserahkan Agnia juga menunjukkan pemasukan yang stabil.

Merasa tidak ada masalah dengan bengkel, Mila pun kembali lagi ke kantornya.

Melihat ekspresi Mila, Agnia jadi merasa bersalah sudah menghubungi istri bossnya tersebut. Tapi dia sendiri tidak punya pilihan.  Bisa saja dia  membayarkan hutang dengan uang yang ada dikas kantor, tapi Agnia tidak berani bagaimanapun dia memerlukan persetujuan pimpinannya.

"Semoga saja hubungan Pak Kevin dan Bu Mila baik-baik saja, " batin gadis itu penuh harap.

Sementara itu ditempat berbeda, Kevin nampak sibuk membantu Alisa membeli barang-barang yang dia butuhkan untuk diapartemen.  Sejumlah keperluan dapur memenuhi troly. Kevin dengan sabar mengikuti laju kursi roda gadis itu. Dengan sigap dia mengambilkan barang yang  ditunjuk Alisa. Sekilas mereka seperti pasangan suami-istri sungguhan.

Beberapa orang nampak berbisik, entah apa yang mereka bicarakan, tapi Alisa tidak peduli. Walaupun begitu  naluri gadis itu mengatakan kalau apa yang dia  lakukan salah, tapi dia hanya ingin bersikap egois sekali ini saja.

Anggaplah ini sebagai kenang-kenang karena setelah hari ini dia memutuskan menyerah, karena percuma saja dia bersikukuh mendapatkan Kevin sementara pria itu terlihat sangat mencintai istrinya. Lagipula Mila tidak seburuk yang dia pikirkan, wanita itu merelakan uang mereka untuk membantunya, bahkan mereka tidak menuntut untuk segera dibayar.

" Mau makan dimana?" tanya Kevin setelah memastikan semua kantong belanjaan masuk di bagasi mobilnya. Tadinya Kevin mau mengajak makan di food court yang ada di mal tersebut. Tapi Alisa menolak karena dia ingin makan seafood favoritnya dan juga favorit anak anak motor yang lain termasuk Kevin .

Bukan Pangeran Impian (Tamat)Where stories live. Discover now