026. what happened?

Comenzar desde el principio
                                        

Rasanya Haura merindukan suasana kamar ini. Kalau Haura lagi gak bisa tidur karena hujan besar disertai petir, Haura selalu tidur dengan Hamka. Kadang, kalau Haura lagi sakit demam, pasti Kakaknya akan tidur disampingnya.

Haura mendekati meja belajar, duduk di sana sambil membuka buku-buku yang ada di sana. Di atas meja belajar, hanya buku pelajaran dan buku tulis bekas Hamka Sma. Gak ada yang lain–pun buku yang Haura cari–buku diary milik Hamka. Karena Haura yakin, Kakaknya itu akan menuliskan segala hal dan perasaannya dibuku. Salah satu kebiasaan sang Kakak yang masih Haura ingat.

Cewek itu membuka laci meja belajar dan terkejut kala ia tak sengaja membukanya terlalu kencang. Sehingga obat-obatan yang ada di sana berjatuhan keluar. Haura merunduk, mengambil beberapa botol plastik kecil berisi obat yang berjatuhan itu.

Dilihat dari kemasannya, masih tersegel dengan baik. Namun, obat-obatan itu sudah kadaluarsa. Haura yakin, ini adalah obat alternatif kanker. Kembali lagi ke laci, Haura membongkar seluruh isinya sampai akhirnya, cewek itu menemukan buku note yang tebal dengan sampulnya yang sudah koyak. Koyak karena bukunya memang sudah ada sejak Hamka duduk di Sekolah Dasar. Laki-laki itu memang tak pernah mengganti bukunya.

Membuka sampulnya, yang pertama ia baca adalah tulisan;

What i feel, i write in here.
–Hamka Adhisa Battari.

Benar, ini catatan milik Hamka. Haura membukanya, membacanya lembar demi lembar.

"Hari ini aku masuk sd, aku diantar Pak Bam naik motornya. Papa sibuk kerja, mama lagi urus Haura. Adik kecilku yang lucu.”

"Aku menang olimpiade matematika dan fisika. Papa langsung membelikan Nintendo. Makasih, papa."

"Hari ini, aku main di Timezone. Sama mama, papa dan Haura. Aku senang sekali."

"Haura sudah bisa merangkak. Mama sampai terharu. Aku ikut senang, Ma."

"Waktu istirahat dadaku sesak. Tapi cuma sebentar. Aku sudah sembuh lagi. Aku gak bilang mama sama papa. Aku gak mau mereka khawatir."

"Pecel lele Bang Made kata papa enak. Betul kok, aku suka!"

"Pergi ke kebun binatang di Bogor. Kata papa, nanti kalau udah besar aku bisa setinggi jerapah."

"Hari ini Haura ulang tahun. Mama buat kue kering bentuknya lucu-lucu. Selamat ulang tahun adikku yang lucu!"

Haura tersenyum tipis kala ia membacanya. Yang ini, Haura ingat betul. Waktu itu Mama sengaja buat kue kering, bentuknya memang lucu-lucu. Dan malamnya pergi ke Timezone seperti biasa. Berempat, bersenang-senang berdua dengan Hamka dan juga Mama Papa. Ah, Haura jadi kangen masa-masa itu.

"Aku juara taekwondo. Tapi, papa ke Malaysia buat kerja. Jadi, aku cuma dibelikan cheesecake sama Mama. Makasih, mama."

"Aku takut, pertama kalinya papa bentak mama sambil lempar piring. Kepala mama berdarah. Aku mau bantu mama, tapi papa narik aku ke kamar sambil diseret. Aku minta maaf, papa kalau aku nakal."

Jantung Haura berdegup kencang saat membacanya. Entah kapan detailnya pertengkaran yang dimaksud ini, Haura jelas gak ingat apa-apa.

"Papa malam ini gak pulang. Padahal mama udah masak banyak, walau jidatnya masih sakit :("

"Papa nampar mama."

"Aku dikunci papa di gudang. Kayaknya aku nakal... Tapi Pak Bam bukain pintu. Terus aku dipeluk Bi Ina."

"Papa nampar mama lagi."

"Papa bentak mama."

"Mama narik rambut aku."

"Haura rewel karena sakit. Aku disuruh jagain Haura sama Mama."

"Aku masuk SMP."

"Papa semakin berubah, gue gak tahu dia kenapa. Mama juga sering pergi-pergi ninggalin gue dan Haura."

"Why doesn't it feel fair?"

"I can't help my mom again. He such a jerk i guess. Kenapa mama masih bertahan sama papa? You can let him go.."

"Dia nampar gue karena kalah lomba taekwondo. What cares? Selama ini dia kemana aja? Fuck off."

"Siapa yang salah sebenarnya? Mama atau papa sih.. Why do they accuse each other of cheating?"

"Gue sayang Haura."

"Mama papa baikan. Syukurlah, semoga seterusnya. Gue capek banget jadi samsak mereka."

"Haura udah masuk sd, dia lucu banget dikuncir. Gue, papa, mama anterin dia ke sekolah."

"Piknik ke puncak berempat!"

"Naik kelas 3 SMP!!!! Gue peringkat pertama, terus papa beliin gue Ps :D"

"Haura tahu gak ya gue digebukin hari ini gara-gara kalah olimpiade lagi?"

"Emang mau sebanyak apalagi sih pialanya?"

"Dada gue sesak lagi, kali ini mimisan sih."

Saat membuka lembar selanjutnya, hanya ada kertas kosong yang Haura dapat. Gak ada tulisan lagi di sana. Haura mengernyitkan dahinya, yang cewek itu temukan hanyalah hasil lab beberapa tahun lalu. Hasil lab itu pun kertasnya sudah usang dan berwarna kuning. Haura membacanya seksama, tertera nama Hamka di sana dengan diagnosa kanker paru-paru, seperti yang dikatakan dokter Bianca.

Tiba-tiba saja Haura menitikkan air matanya, meraih pigura kecil lalu mendekapnya. Foto itu, foto pertama dan terakhir Haura bersama Hamka. Hanya satu-satunya foto berdua.

Haura kembali membuka lembaran buku itu. Masih ada tulisan Hamka, tapi tak sebanyak yang tadi. Hanya beberapa.

"What happened to my parents? Why do they always take their anger out on me? Why not Haura?"

Sepertinya tulisan ini ditulis ketika Hamka sudah Sma. Tulisannya semakin rapih.

"Gue kanker."

"They divorced."

"Dad leave me, mom and Haura. Wtf with him? Is he cheated?"

"Now, mom. She leave me alone with Haura."

"Wtf is going on with this family????"

"I'm leaving too. Sorry Haura, I hope you are fine. I'm leaving, I promise I will always love you."

Setelah itu Haura gak menemukan apa-apa lagi. Haura menutup buku itu, beranjak dari duduknya dan berbaring di kasur dingin yang entah berapa lama tidak ditempati. Menangis di sana entah berapa lama. Memutar memori yang ada didalam otaknya, memori yang gak akan pernah terulang lagi. Karena semuanya gak lagi sama.

***

To be continued.

notes:

maaf update-nya lama. kemarin ibuku sakit, dirawat jadinya ya aku gak buka wattpad. aku sibuk urus ibu huhuhu. beliau belum sembuh total sih, tapi udah bisa pulang. minta doanya ya temen-temen :D

oiya btw, hamka itu sebenarnya dia udah tahu kalau dia kanker ya. tapi, baru ketahuan sama dokter bianca tiga tahun lalu. takutnya kalian bingung hehe.

so far, segitu dulu. javier part selanjutnya muncul kok gais. agak panjang ya part ini. gapapa deh.

thanks for reading! vote sama komennya jangan lupaaaaaa!!!!!

Earned It ; Jake Shim ✔️ (On Revision)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora