Bekas Tragedi

3.3K 475 11
                                    

Hua!

Sontak aku pun berteriak melihat penampakan itu. Kemudian membuka pintu lemari dan berniat masuk ke dalam. "Tidak muat Kak Al!" protes Ellea. Iya juga! Lemarinya hanya cukup untuknya saja.

"Kakak usir saja dia!" imbuhnya.

"Kamu saja, El!"

"Aku takut."

"Tumben kamu takut. Padahal dia tidak semenyeramkan Dahlia."

"Auranya yang mengerikan kakak."

"Kamu panggil saja Tuan Brosman ke sini."

"Bagaimana kakak tau namanya?"

"Kamu lupa kakak pernah jalan-jalan ke masa lalu," balasku dengan bangga.

"Jangan-jangan dia ikut dari masa lalu!"

"Memang bisa?"

"Bisa!"

"Ah, tapi masa lalu di mimpi itu tidak sama dengan yang asli."

"Kata siapa?"

"Kata, kakak barusan. Kamu tidak dengar?"

"Dari mana kakak tau itu tidak sama?"

"Soalnya tadi kakak bertemu seorang kakek yang pernah hidup di masa penjajahan Jepang. Dia bilang Mamat tidak dibunuh oleh Tuan Brosman. Nah ... berarti mimpi kakak itu tidak nyata."

"Masa lalu yang asli tersimpan dengan rapat, tanpa ada seorangpun yang bisa mengubahnya, Kak. Sementara masa lalu yang palsu itu berasal dari mereka yang masih memendam luka."

"Bahasa kamu terlalu berat, El! Jadi itu nyata atau bukan?"

"Nyata tapi bukan, Kak."

"Gimana sih? Jangan bikin kakak bingung."

"Orang yang ada di sana nyata, tapi alur ceritanya tidak. Karena ada campur tangan orang lain yang bukan dari masanya."

"Oh, begitu."

"Panas, Kak!" keluh Ellea.

"Ya makanya kamu ke luar!"

"Dia sudah pergi belum?"

"Siapa?"

"Tentara Jepang!"

Astaga aku sampai lupa dengannya. Perlahan menoleh ke belakang. Ia sudah tidak ada di sana. "Sudah tidak ada, El!"

Kepala Ellea melongok dari balik pintu lemari. "Tutup jendelanya, Kak!"

Bergegas aku menutup jendela. "Perasaan sebelum pergi, jendelanya sudah kakak tutup."

"Dia yang membukanya. Awalnya jendelaku yang dibuka. Pas aku lari ke kamar kakak. Eh jendela itu terbuka."

"Memang apa yang kamu lakukan, El? Sampai dia mengejar kamu."

"Aku tidak melakukan apa-apa. Tadi aku hanya berbaring di tempat tidur sambil menunggu kakak pulang. Lagian kakak lama banget sih!"

"Ya, tadi kakak iseng keliling-keliling."

"Terus kenapa bajunya kotor?"

"Oh, kakak sempat terjatuh."

"Ih. Sekarang mana makanannya!"

"Kakak taruh di sofa."

Ellea berlari ke luar. "Kok cuman roti!" teriaknya.

Aku pun menghampirinya. "Tidak ada penjual makanan di sekitar sini."

"Masa sih?"

"Iya. Kamu makan itu saja dulu, nanti kakak pesan makanan lain."

"Oke!"

ElleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang