Ringkikan Kuda

4K 541 13
                                    

"Kamu sedang apa di kamar kakak sepagi ini, El."

"Pagi? Sekarang sudah siang kakak Alby-ku yang ganteng. Tapi sayang ...."

"Sayang kenapa?" Aku bersiap-siap dengan ledekannya.

"Tidak punya pacar."

Sudah kuduga, pasti mengarah ke sana. "Daripada kamu tidak punya teman."

"Ada. Tuh Kering!" Ia menunjuk ke kursi dekat jendela.

"Maksudnya teman manusia."

"Manusia lebih jahat daripada hantu, kak!" Nada bicaranya berubah kesal. Ia memukulku dengan guling, lalu berlari ke luar kamar. Selalu begitu. Ia yang memulai, eh malah marah duluan.

Trauma masa lalunya itu masih terus membekas hingga hari ini. Padahal kejadiannya sudah dua tahun lalu. Sebagai kakak, aku pun merasa gagal tidak bisa menepati janji untuk menjaganya. Menjaga dari teman-temannya, pelaku perundungan.

Aku beranjak dari tempat tidur, pergi menyusulnya. Sembari mempersiapkan rayuan-rayuan maut untuk membunjuknya.

"Kak Al." Ellea sedang duduk di ruang tengah.

"Maafkan kakak ya El." Aku mencubit pipinya yang tembam.

"Aku juga minta maaf, sudah bikin kakak kesal." Ellea bangkit dan memelukku. Kemudian mecubit perutku dengan kencang.

"Aw, sakit, El!" Ia kabur, berlari ke kamar.

__________

"El, apa kamu tidak ada niat kembali ke sekolah?" Seharusnya tahun depan ia sudah masuk SMA.

"Kakak sudah tau jawabannya," balasnya.

"Siapa tau kamu berubah pikiran."

"Tidak, Kak. Keputusanku sudah bulat."

Biasanya Ellea akan menghindar setiap ditanya tentang sekolah. Hari ini, suasana hatinya pasti sedang baik. "Waktu kamu sekolah dulu. Apa pernah punya teman dekat?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Mereka semua palsu, Kak."

"Palsu gimana?"

"Mereka bersikap baik di depan, tapi selalu menjelekanku di belakang."

"Dari mana kamu tau mereka menjelekan kamu di belakang?"

"Seharusnya setelah menulis ratusan cerita horor, kakak sudah paham tentang hal itu."

"Oh, maksudnya ada 'teman' kamu yang memberitahu."

"Ya."

"Soalnya kakak mulai khawatir, El. Sudah dua tahun terakhir ini, kamu belum pernah sekalipun berinteraksi dengan manusia."

"Sekarang? Apa aku sedang berinteraksi dengan hantu?"

"Maksudnya, manusia selain kakak."

"Dengan kakak saja sudah cukup."

"Bagaimana kalau kakak tidak ada?"

"Maksud kakak meninggal?"

"Yap."

"Berarti aku juga tidak ada."

"Jangan bicara begitu, El. Kamu masih muda. Masa depan kamu masih panjang."

ElleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang