14. Hari Bahagia

16 6 0
                                    

Di pagi yang sangat cerah. Hari yang paling dinanti-nantikan oleh SMA HARAPAN yang saat ini akan melakukan Graduation kelas 12 tahun ini yang akan berakhir. Rasa bahagia dan sedih mungkin hari ini akan tercampur menjadi satu.

Perempuan cantik yang berada di bangku sana membuat seorang lelaki dari jauh sana terpaku melihatnya. Dengan sebalut kebaya anggun dan juga make up tipis yang membuat dirinya tetap cantik. Ditambah dengan senyumannya yang sangat manis membuat lelaki disana tak sabar untuk menjumpainya.

Acara penghargaan dan sambutan lainnya akhirnya selesai. Saat ini para siswa-siswi berfoto-foto ria dengan keluarga, teman dan juga pasangannya yang memiliki nya.

Lisa memotret dirinya sendiri dengan latar belakang ramainya siswa melemparkan toga mereka.

Lisa menoleh dan mendapati Laskar yang berada di depannya saat ini. Hatinya berdegup cepat, ia kira Laskar tidak akan datang menemui dirinya sekedar memberikan ucapan selamat ataupun hadiah. Tapi akhirnya yang dinanti-nanti datang dengan ketampanan diwajah nya.

Lisa langsung memeluk Laskar dengan tangisan yang keluar dari matanya. Lisa menyeka air matanya sambil menerima buket bunga yang besar dari Laskar.

"Happy Graduation My Princess!"

Lisa menangis lagi sambil memeluk Laskar hingga senyuman di keduanya tercipta pada hari itu dengan perasaan bahagia dan rindu yang sangat berat.

"Terimakasih My Prince." Lisa menjawab perkataan Laskar tadi membuat Laskar salah tingkah juga.

"Foto, yuk!" Ajak Lisa kepada Laskar untuk berfoto berdua.

Alvin yang sedang berfoto dengan Tasya tiba-tiba disuruh oleh Laskar untuk memotret dirinya dengan Lisa.

Alvin memasang wajah malas sambil menerima ponsel berlambang apple itu..

Cekreek... Cekrek... Cekrek... Cekrek....

Banyak jepretan foto yang baru saja dilakukan oleh kedua pasangan romantis ini dengan berbeda-beda pose foto. Keduanya melihat hasil jepretan Alvin yang sangat luar biasa bagusnya.

"Anak mamah akhirnya lulus!" Yuna datang tiba-tiba sambil memberikan buket bunga yang besar juga untuk Lisa. Keluarga Lisa saat ini hadir semuanya terutama abangnya yang sangat sibuk kuliahnya akhirnya menempatkan janjinya untuk bisa datang ke acara ini.

Mereka semua membuat tangisan Lisa saat ini pecah seketika. Lisa sangat bangga mempunyai mereka semua yang sayang dengan dirinya juga. Tak heran jika keluarga Laskar juga hadir untuk memberikan selamat dan juga hadiah untuk dirinya.

Luna dan Roy yang berada dikursi roda. Hadir untuk memberikan kejutan untuk Lisa yang lulusan sekolahnya.

"Gimana hasilnya, nak?" Tanya Roy ayahnya Laskar.

"Alhamdulillah, om. Lisa lulus dengan nilai yang bagus!" Jawab Lisa dengan bangga. Kedua keluarga tersebut akhirnya tersenyum indah disana.

Malam pun tiba, keluarganya Lisa mengadakan acara makan-makan atas kelulusan anak perempuan nya.

"Mamah do'ain semoga apa yang Lisa inginkan tercapai dan dimudahkan jodohnya." Semua orang disana seru mengaminkan doa mamah Yuna. Terutama Lisa yang tersenyum ketika mendengar kata terakhir dalam doa mamah.

Ketika semuanya sudah memberikan doa untuk Lisa kecuali Laskar yang belum memberikan ucapan.

"Bang! Lo nggak ngucapin ke Lisa gitu?" Panggil Arja yang melihat abangnya masih berdiam. Lisa sudah memasang wajah cemberut nya ketika Laskar belum mengucapkan doa untuk dia.

Laskar tampak mengeluarkan suatu benda dari kantong jas hitamnya. Benda itu ia arahkan kepada Lisa yang berada disamping nya. Duduknya yang ia ubah menjadi berhadapan.

"Selamat atas pencapaiannya selama ini. Aku tau gimana nya kamu yang susah untuk diajak belajar hingga akhir nya kamu lulus dengan nilai terbaik. Aku harap kamu sukses selalu dan selalu berada didekatku selamanya." Laskar mengucapkan selamat dan mendoakan Lisa dengan menjeda ucapannya.

"Sa, will you be mine forever?" Laskar menyodorkan kotak merah yang berisi cincin mewah disana. Laskar melamar Lisa yang baru saja lulus SMA.

"Aku cinta sama kamu." Laskar mengucapkan kalimat sekali lagi yang membuat Lisa meneteskan air matanya. Lisa menatap kedua orang tuanya seakan meminta persetujuan dan restu dari mereka.

Mamah dan juga papah menganggukkan kepala seakan memberikan jawaban setuju kepada lamaran Laskar..

Semua orang disana akhirnya bertepuk tangan dengan gembira dan di selang dengan makan-makan besar bersama.

"Udah dong jangan nangis." Laskar menghapus jejak air mata yang berada di pipi Lisa dengan tangannya.

"Lisa nggak percaya kaka suka sama Lisa." Perkataan Lisa tadi membuat Laskar bingung.

"Kok mikirnya gitu?"

"Kaka tuh terlalu bercanda orangnya. Kadang bilang suka tapi bukan suka orang nya. Kaka selalu nunjukin kasih sayang kaka ke aku, tapi kaka juga kadang hilang. A-aku sempet cemburu pas tahu kaka waktu SMP itu suka sama Tiara. Kenapa kaka cerita ke aku kalo kaka suka sama sahabat aku sendiri? Sakit tau, ka!" Lisa menangis kencang dipelukan Laskar hingga mengungkit masa lalu. Dulu Laskar akui ia dekat dengan Tiara hanya sebatas temannya. Dan, ketika itu Tiara baru saja ditinggal oleh ibunya yang meninggal dunia dan akhirnya mau tak mau Laskar harus berpura-pura suka kepada Tiara walaupun dirinya tidak suka dengannya. Itu memang sakit, tapi Tiara lah yang memintanya.

"Sama aja kaka nyakitin hatinya Tiara tau!" Lisa mendengus kesal sambil menyeka air matanya.

"Kan Tiara yang nyuruh aku pura-pura suka sama dia" Ucap Laskar tak mau salah.

"Tapi kenapa kaka mau aja?" Laskar menaikan bahunya bertanda tidak tahu.

"Intinya, sekarang aku suka sama kamu. Dan kamu punya nya Laskar Sanjaya."

"Aku pernah sakit hati, Sa. Pas tahu kamu suka sama almarhum Jicho. Tapi akhirnya Jicho tahu aku suka sama kamu akhirnya dia ngalah buat aku dapetin kamu, sa." Lisa teringat kembali dimana dirinya dan Jicho sempat suka dan disitulah Jicho yang mengenalkan dirinya dengan Laskar.

"Ka Jicho sangat sangat amat bermakna atas cinta kita ini, ka." Laskar mengangguk lalu mengelus puncak kepala Lisa. Mereka berdua menatap langit dibelakang rumah dengan indah. Beribu bintang diatas sana mereka harap ada satu bintang yang jatuh disana.

Tak lama kemudian ada bintang yang berjatuhan disana,"Ka! Bintangnya itu, ada bintang jatuh!" Seru Lisa. Dan akhirnya mereka berdua berdoa dalam hati suatu keinginan yang ingin dikabulkan kononnya seperti itu.

Setelah selesai berdoa, Lisa dan lask saling bertatapan. "Kaka minta apa?" Tanya Lisa yang penasaran.

"Kepoo!" Laskar mengucapkan satu kata membuat Lisa kesal.

"Ihhh!"

"Intinya minta yang baik-baik aja."

"Semoga kita terus bersama, ya, ka."

Laskar mengangguk lalu merangkul pundak Lisa dari samping. Keduanya menikmati sejuknya malam ini dan hari ini yang dibahagiakan sejuta senyuman yang diciptakan. Lisa mengucapkan rasa bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan kepada dirinya sangatlah beramat berarti.

Tbc......

LASKAR (ON GOING!) Where stories live. Discover now