07. Anak baru

28 14 1
                                    

"Udah ngapain aja sama anak baru, sa?" Tanya Tasya bercanda.

"Apaan si sya, aku sama dia nggak deket, kok." Raut wajah Lisa sangat badmood saat ini, ntah karena anak baru itu mungkin.

"Sa, kalo gue liat-liat. Lo sama Arja cocok kok." Omongan Tasya yang udah makin kesana membuat Lisa malas.

"Iyain, aja."

"Eh, Arja!" Panggil Tasya ketika melihat Arja yang sedang berjalan menuju meja yang tak jauh dari mereka.

Arja menoleh dan melihat Tasya yang mengisyaratkan dirinya untuk duduk disana. Arja pun menurut dan duduklah dirinya disana.

"Gue gabung, ya," Ucap Arja sambil melihat Lisa dan Tasya.

"Aku balik ke kelas duluan." Lisa yang buru-buru ingin pergi ke kelas, dirinya ditahan oleh Tasya.

"Bakso gue belom habis, lagian si Arja juga baru datang. Masa iya, lo langsung pergi sih." Lisa memutar bola matanya dengan malas dan ia duduk kembali sambil membuka layar ponselnya.

"Lo pindahan gara-gara kenapa, ja?" Tanya Tasya yang orangnya sangat kepo.

"Papah gue dipindahin tempat kerjanya, jadi biar nggak jauh juga sama sekolah gue." Tasya mengangguk mengerti. Arja adalah anak baru yang pindahan dari Bandung. Dia sekolah disini karena kerjaan papahnya yang dipindahkan di Jakarta.

"Ja, gimana kalo mulai saat ini. Lo ikut sama kita berdua? Sahabat lah, iya gak, sa?" Tasya mengajak Arja untuk menjadi teman nya dengan Lisa juga.

"Boleh aja, thanks ye udah terima gue." Tasya mengangguk lalu tersenyum.

"Temen lo kenapa, kok nggak ngobrol sih dari tadi?" Tanya Arja yang melihat Lisa berdiam diri ketika dirinya bergabung.

"Biasa, pms mungkin." Ujar Tasya sambil cengengesan.

"Lo berdua mau pulang bareng gue? Gue bawa mobil soalnya." Arja menawarkan pulang bareng dengan Lisa dan juga Tasya.

"Gue sih, ayo ayo aja selagi GRATIS, hehe... Lo gimana, Sa? Mau ikut nggak?" Tanya Tasya sambil menunggu jawaban dari Lisa.

Lisa menggelengkan kepala,"aku bareng ka Laskar." Arja yang sudah tau jawaban Lisa pun ia langsung masuk kedalam mobilnya tanpa tunggu lama.

"Lisa pacaran sama Laskar?" Tanya Arja kepada Tasya yang berada di bangku depan.

"Emm, keknya enggak deh, mereka cuma deket aja tanpa status." Jawab Tasya. Lalu merapihkan rambutnya yang sedikit acak-acakan.

"Lo suka sama Lisa? Yakali, baru kemarin sekolah udah suka sama Lisa." Celetuk Tasya yang kalo bicara tidak diberikan filter.

"Enggak, nanya aja."

⌒⌒⌒⌒⌒

"Itu anak baru yang kemarin kamu bilang?" Tunjuk Laskar kepada mobil sedan hitam yang baru saja keluar dari perkarangan sekolah.

"Iya, tadi aku diajak bareng sama dia, tapi aku gak mau." Jelas Lisa dengan muka yang tengilnya yang menurut Laskar lucu dimatanya.

"Kenapa nggak mau?" Tanya Laskar sambil senyum-senyum.

"Ihh! Aku mau bareng kaka." Kesal Lisa sambil menghentekan kakinya.

"Iya, iya." Laskar memakai helm full face nya lalu menancap gas. Tak lupa, dengan tangannya yang menarik tangan Lisa untuk pegangan di perutnya.

"Takut, jatoh." Kata Laskar sambil melihat Lisa dari kaca spion motornya.

"Ihh, kaka jangan liatin gitu kenapa! Aku salting mulu tau!" Lisa membuang tatapannya ke arah lain, menghiraukan Laskar yang sedang tertawa kecil.

"Dih, genit. Udah bisa salting ya," Ucap Laskar sambil menjahili Lisa.

⌒⌒⌒⌒⌒

Malam pun tiba, Lisa dan kedua orang tuanya saat ini sedang berada dirumah Luna. Siapa lagi kalo bukan rumah Laskar.

"Jadi gimana, Yun. Jadi nggak kita liburan ke Nz nya? Sekalian liburan anak-anak kita." Tanya Luna kepada Yuna. Mereka yang sedang asik mengobrol tentang liburan akhir semester anaknya nanti.

Laskar dan Lisa yang dari tadi hanya mendengarkan kedua orang tua mereka yang sedang berbicara.

"Aku sih, ikut aja. Mau berapa hari?" Tanya Yuna kepada mereka yang ada diruang tengah sekarang.

"Dua minggu!" Seru Laskar dan Lisa bersamaan.

"Itu sih kalian yang mau liburan, ya," Lisa cengengesan menyengir kuda sedangkan Laskar tersenyum simpul dan kembali seperti biasanya.

"Okelah, berarti liburnya anak-anak kita nanti. Kita langsung take off ke New Zealand, ya." Semua orang disana mengangguk setuju dengan pembicaraan hari ini.

"Mah, jangan lupa sekalian honeymoon kita." Celetuk Danil, suami Yuna. Lisa dan Laskar hanya bisa tertawa cekikikan.

"Ah, iya, bun. Sabi kali kita juga sama kayak Danil." Sambung Roy, suami Luna.

"Apasi pah! Udah tua jangan kebanyakan gaya. Nikmatin hidup aja."

"Sa," Tegur Laskar.

"Apa? Diem deh!" Lisa yang sudah tau maksud Laskar memanggilnya adalah seperti orang tua mereka yang menginginkan perihal itu. Dia tau, Laskar hanya bergurau saja, tak mungkin jika dia dengan Laskar seperti itu.

"Ajak kang Badrun sama Bi Suti." Kata Bunda yang dianggukin oleh Laskar.

"Asik! Kita healing!" Seru Lisa sambil jingkrak jingkrak an di depan kedua orang tuanya dan juga Laskar.

"Seneng banget anak mamah."

"Iya dong mah. Kan sama ka Laskar." Laskar yang mendengar itu tentunya langsung tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mau ngapain aja disana?" Tanya Laskar.

"Mau belanja, foto-foto, terus jalan-jalan sama kaka. Sama bunda juga terus mamah, ayah, dan papah kaka." Laskar beruntung memiliki mereka semua yang sudah Laskar anggap keluarga. Laskar dan Lisa memang hanya sekedar teman dekat dari SMP hingga orang tua mereka pun dekat seperti keluarganya.

Laskar dan Lisa kemungkinkan akan dijodohkan oleh keluarganya yang sudah mendominasi hatinya satu sama lain.

LASKAR (ON GOING!) Where stories live. Discover now