10. Bekal cinta

26 14 1
                                    

Hari demi hari telah dilewati. Bergantinya tahun sangat merubah segala kehidupan. Sosok Lisa yang dulu sering keluar jalan-jalan, kini dirinya menyibukan diri dengan buku-buku dihadapannya.

Ujian harian pun datang dengan secara tiba-tiba. Sama sekali seperti rasanya jatuh cinta. Tiba-tiba datang terus menghilang.

"Nomor satu, sa." Bisik Tasya kepada Lisa meminta contekan ujian.

"E,"

"Apa tuh, E?" Tanya Tasya yang perasaan pilihan ganda hanya ada a, b, c dan d tidak ada e.

"E itu, enak aja kamu nyontek-nyontekan. Belajar makanya!" Gerutu Lisa lalu mulai mengerjakan ujiannya dengan teliti.

Kring.... Kringg.... Kring....

Bell istirahat pertama pun telah berbunyi. Seluruh siswa-siswi bergemuruh berlari ke kantin untuk membeli makanan yang sering kali kehabisan oleh kelas lain.

"Bu, risolis Mayones nya lima, ya," Ucap salah satu siswa yang sedang mengantri.

"Bu, saya enam, ya,"

"Saya tiga, bu!"

Itulah teriakan dari siswa-siswi yang mengantri untuk memesan risolis terenak ini.

Lisa yang awalnya ingin beli namun diurungkan. Karena melihat banyak orang mengantri malah membuat lama menunggu.

Tiba-tiba Laskar datang dengan kantong plastik putih yang digenggaman nya.

"Itu apa, ka?" Tanya Lisa sambil menunjuk plastik yang dibawa nya.

"Risolis Mayones. Kamu, suka kan?" Laskar memberikan plastik putih itu kepada Lisa yang sudah berbinar matanya.

"Serius?" Tanya Lisa.

"Iya, tadi aku ada jam kosong terus mampir ke kantin, terus beliin ini buat kamu. Nih, di makan ya, sa," Ucap Laskar lalu membuka bungkus mika itu. Lisa langsung mengambil satu risolis itu lalu menyiapkan ke mulutnya. Mayones yang hangat itu langsung lumer di mulutnya.

"Enak banget!" Lisa mengacungkan jempolnya sambil nengunyah risolis nya. Mulutnya yang belepotan dengan noda putih dari mayones membuat dirinya lucu.

Laskar membersihkan mayones dibibirnya. Lisa yang diperlakukan seperti itu salting bukan main.

"Ka, kalo diliatin yang lain gimana?" Bisik Lisa kepada Laskar.

"Nggak papah, Salwa masih ganggu kamu?" Jawab Laskar yang langsung menyambung menanyakan soal Salwa.

"Udah nggak, aku gak ladenin dia lagi. Kemarin senin, terakhir aku ketemu dia didepan perpustakaan." Jawab Lisa.

Laskar hanya ber'oh ria saja. Dia cukup tenang mendengar Salwa tidak mengusik Lisa lagi.

"Sa, kamu kapan ulang tahun?" Tanya Laskar kepada Lisa. Pasalnya, ia pura-pura bertanya kepada Lisa.

Lisa tampak berfikir dahulu setelah itu ia baru ingat. "Tanggal 14 April ka," Ucap Lisa.

"Mau kado apa?" Tanya Laskar.

"Mau risolis sepuluh biji, aku seneng banget." Jawab Lisa. Laskar puj terkejut dan menggelengkan kepalanya.

"Risolis itu bekal cinta, kalo kado ulang tahun beda lagi." Lisa tersedak ketika Laskar mengatakan 'bekal cinta' apa maksudnya itu.

Laskar buru-buru memberikannya minum. Lalu Lisa mulai mengunyah risolis itu dengan perlahan.

"Jangan cepet-cepet. Gak ada yang minta." Perintah Laskar.

"Bekal cinta apaan maksudnya, ka?" Tanya Lisa yang masih tidak mengerti.

"Bekal cinta yang dilapisi oleh cinta."

"Kaka cinta sama aku?" Tanya Lisa memastikan.

"I-iya, maksudnya cinta sebagai adik kaka gitu, sa," Ucap Laskar berbohong. Lisa yang mendengar kata terakhirnya agak sedikit sakit tapi tidak masalah. Mungkin saat ini kita berdua belum mengetahui rasa satu sama lain.

"Yaudah, ka. Lisa balik ke kelas duluan, ya. Ada ujian Bu Rista." Laskar mengangguk. Lalu Lisa pamit kepada Laskar dan segera pergi ke kelasnya.

⌒⌒⌒⌒⌒

"Lisa!" Teriak Tasya memanggil Lisa diujung koridor.

"Apa?" Tanya Lisa ketika Tasya sudah berada didepannya.

"Mau ikut main, gak? Sama Chandra juga." Ajak Tasya kepada Lisa. Lisa tampak berfikir bahwa hari ini tidak ada tugas banyak hanya tugas merangkum saja jadi mungkin ia bisa menerima ajakan Tasya.

Lisa mengangguk lalu tersenyum, "aku ikut!" Seru Lisa. "Ajak ka Laskar, ya," Ucap Lisa yang dibalas anggukan oleh Tasya.

Sesampainya dirumah. Lisa bergegas pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak butuh waktu lama untuk mandi, akhirnya selesai juga. Lisa pun menuruni anak tangga dan melihat Tasya yang sudah datang dibawah sana dengan sendiri.

Lisa mengajak Tasya ke kamarnya untuk mengobrol sebentar.

"Sa, gue mau cerita." Lisa menutup layar laptopnya dan menatap Lisa dengan serius.

"Cerita apa tuh?" Tanya Lisa yang penasaran.

"Gue suka sama ka Alvin, sa. Tapi, lo jangan bilang ke dia, gue malu!" Jawab Tasya sambil bergedik takut Lisa membongkar ceritanya.

"Tuhkan, udah aku tebak. Pasti kalian berdua itu saling suka." Lisa senang bukan main. Bahwa Alvin dan juga Tasya sama-sama memiliki rasa suka.

"Loh, Alvin cerita ke lo juga?" Lisa menutup mulutnya rapat-rapat.

"Apa katanya barusan? Apakah aku tadi keceplosan? Oh tidak, maafkan aku, ka," Batin Lisa karena baru saja beritahu bahwa Alvin juga suka dengan Tasya.

"Emm, i-iya, dia cerita ke ka Laskar sih, terus Laskar cerita ke aku, hehehe." Lisa cengengesan dan juga gugup setengah mati.

"Ini nih, yang disebut definisi 'curhat dijaga aman sama aku' dan juga dia." Lisa tertawa kencang mendengar kalimat terakhir.

Tasya lanjut bercerita hingga akhirnya ada seseorang yang memanggil dibawah sana. Lisa dan Tasya menuruni anak tangga. Lisa mengintip dari jendela, ternyata diluar sana ada Chandra, Laskar dan juga Alvin. Alvin? Sejak kapan Lisa dan Tasya mengajaknya?

"Loh, ka Alvin?" Kaget Tasya ketika melihat Alvin disamping Laskar.

"Sorry, ya. Tadi gue ajak dia, kebetulan lagi main bareng sama gue. Jadi gue ajak kemari aja." Lisa senyum-senyum sendiri. Ia tahu, bahwa saat ini Tasya merasakan jatuh cinta pertama kepada Alvin.

Tasya yang melihat raut wajah Lisa pun langsung menatapnya dengan intens dan penuh arti.

Mereka semua berkumpul di halaman belakang. Bercerita ria dan mengobrol soal sekolah.

LASKAR (ON GOING!) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon