27 - V E I N T I S I E T E

Começar do início
                                    

Jeno sebenarnya tidak ingin berada disini. Di hall mewah dari hotel ternama untuk merayakan pesta ulang tahun teman sekolahnya. Biasanya, ia tidak pernah diundang untuk menghadiri hal-hal semacam ini. Malahan, namanya seolah terdaftar pada daftar hitam tiap siswa disekolahnya.

Namun sekarang semuanya berbeda, setelah semuanya mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Dan sisi Elder miliknya yang tidak lagi terkurung didalam dirinya ini kembali menjadi bagian dalam dirinya. Semuanya seolah tunduk padanya. Tidak ada lagi kalimat hinaan, tatapan mencemooh dan tindak pembullyan yang kerap ia rasakan selama ia bersekolah.

Ia tertawa dalam hati, sungguh tipikal manusia yang selalu saja merasa superior dan diatas segalanya. Menindas mereka yang lebih lemah dan menunjukkan bahwa posisi mereka berada diatas, bahwa merekalah yang paling berkuasa. Padahal sejatinya mereka bukanlah siapa-siapa, mereka hanya penindas menyedihkan.

Dan ketika dihadapkan dengan dirinya yang sekarang, mereka mulai tunduk dan bermuka tebal. Seakan kejadian buruk yang hampir menimpanya setiap hari itu bukanlah apa-apa. Tidak ada kata maaf yang tulus atas dasar penyesalan atas apa yang telah mereka perbuat.

Jeno rasanya ingin segera pergi dari sini. Salahkan saja Mark yang memaksanya untuk ikut. Ia tau jika ini adalah akal-akalan sepupunya itu saja. Bahkan sepupunya itu malah meninggalkannya begitu saja. Katanya ingin ke kamar mandi, namun sudah hampir 30 menit Mark tidak segera kembali.

Mendatangi pesta ulang tahun hanyalah alibi. Tujuan sebenarnya adalah untuk membawanya kabur menemui keluarga Jung, atau mempertemukannya dengan Jaemin.

Jaemin.

Ia menghela nafas kasar, menenggak jus jeruk ditangannya dengan rakus. Ia tidak boleh memikirkan Jaemin sedetikpun jika ingin rencananya berjalan dengan lancar.

Namun pikirannya buyar ketika melihat sosok yang tidak ingin dilihatnya itu berdiri tidak jauh darinya. Bersama dengan Haechan dan juga Mark disana. Wajahnya tampak murung, ia hanya memutar gelas ditangannya tanpa berniat untuk meminum isinya.

Tatapan Jeno menyendu, ada sepercik rasa rindu yang menggerogoti hatinya.

Dan ketika tatapan mereka bertemu, ia sedikit tersentak, tubuhnya serasa baru saja tersengat aliran listrik. Ada yang berbeda dari sosok Jaemin sekarang.

Apakah..

Namun tiba-tiba saja pandangannya menggelap, bersamaan dengan suara geraman Alpha yang ada disana. Kepalanya terasa pening, jantungnya terasa seperti akan meledak begitu indera penciumannya menangkap aroma lavender dan citrus yang begitu pekat.

Harusnya tidak ada yang bisa mencium feromon milik Jaemin selain dirinya. Tapi Jeno tidak ingin terlarut dalam pikirannya ketika banyak Alpha lajang yang berusaha mendekati Jaemin nya.

Pun dengan kondisi Jaemin yang nampak tersiksa dan Haechan juga Mark yang nampak panik. Maka dengan langkah lebar ia berjalan mendekat.

Berdiri didepan omeganya dan melindunginya dari tatapan Alpha lapar disana. Jaemin terkejut melihatnya, tubuhnya sedikit bergetar dan wajahnya yang memerah. Bibirnya sedikit terbuka dan tatapan matanya tidak fokus.

"Jeno, ini gawat. Jaemin heat dan para Alpha itu bisa mencium feromon Jaemin." Haechan berujar panik, Mark pun berusaha mendorong beberapa Alpha yang nekat mendekat karena merasa tergiur dengan feromon Jaemin yang memabukkan.

"Aku tau." Tukasnya, obsidiannya beralih menatap Jaemin tajam. Rahangnya mengeras, menahan sisi Alpha nya yang meraung menginginkan sang omega. "Kau membawa supressan?"

Dan sebuah gelengan kecil dari Jaemin membuatnya tanpa sadar menggeram marah. Tanpa banyak bicara, ia segera menarik tangan Jaemin untuk segera menjauh dari tempat itu. Menjauhkan miliknya dari Alpha yang menginginkannya.

Nerd Alpha | NOMIN Onde histórias criam vida. Descubra agora