13 Kenyataan

5.4K 404 23
                                    

Part special for Today

Warning Typo

Keinginan untuk menikah dengan orang yang dicintai akhirnya terwujud. Terlebih orang itu adalah cinta pertama, sosok yang telah lima tahun menjalin kasih dengannya, melewati segala suka duka bersama hingga akhirnya memutuskan menikah.

Dream wedding seorang Nindia pun diwujudkannya malam ini. Berkonsep outdoor, dengan tema rustic wedding Nindia tampak anggun memakai dress putih di atas lutut bertali spaghetti. Di sampingnya tentu ada Erland yang tak sekalipun melepas genggaman tangan keduanya hingga acara selesai.

"Aku mau ke kamar duluan, mau istirahat," bisik Nindia lelah.

Acara telah selesai setengah jam lalu, tetapi dia masih menemani Erland yang menjumpai beberapa temannya. Mereka menyewa sebuah hotel untuk dijadikan saksi pernikahan mereka dimulai dari akad sampai resepsi.

"Kamu duluan, ya. Aku masih ngobrol sama teman-teman."

Nindia mengangguk, dia berpamitan lalu berlalu ke kamar. Semua keluarga dari kedua belah pihak pun bermalam di hotel untuk ikut merayakan hari bahagianya.

Erland menghela napas lelah, lalu kembali menemui beberapa kumpulan temannya. Mereka semua lulusan teknik sama seperti dirinya dari UI. Pernikahannya dengan Nindia sama dengan mengumpulkan semua alumni UI dari fakultas hukum dan fakultas teknik di mana Erland lulus.

Setelah sejam lebih, akhirnya Erland bisa beristirahat. Hendak masuk, dia dikejutkan dengan sebuah pesan dari nomor asing.

[Bisa bertemu sebentar di lobi hotel. Aku wanita asing yang tidur bersama denganmu lima tahun lalu]

Erland mematung, perasaannya tiba-tiba kacau. Tentu saja dia mengingat wanita itu, tetapi sudah lama sekali kejadiannya. Kenapa wanita itu kembali datang?

[Ada perlu apa?] Erland membalas.

[Ada hal yang ingin aku bicarakan, ini penting sekali. Apa yang terjadi lima tahun itu, kini ada hasilnya]

Terpaku, Erland menyelami maksud pesan itu. "Jangan bilang kalau ...."

Erland tidak bisa melanjutkan ucapannya sendiri, dia langsung berlari menuju lobi hotel untuk bertemu wanita itu. Mencari ke sana-sini, akhirnya dia bisa melihat seorang wanita yang tengah menemani anak kecil bersurai hitam panjang.

Pria itu melangkah pelan, meneguk saliva susah payah karena sebuah ketakutan muncul dalam benaknya.

"Ehm."

Anas mendongak, lalu tersenyum. "Maaf mengganggu waktumu, di hari pernikahanmu ini."

"Ada apa?" Rasanya sulit sekali bagi Erland untuk bicara saat ini. Namun, dia berusaha tenang menghadapi.

"Kamu masih ingat kejadian lima tahun lalu?" Anas bisa melihat Erland yang mengangguk, sebelum melanjutkan. "Aku hamil setelah malam itu, dan jujur aku sama sekali tak memiliki kekasih ataupun berhubungan dengan pria lain. Hanya kamu dan waktu itupun kita sama-sama tidak sadar."

"Ja-jadi maksudmu?" Erland mengikuti arah pandang Anas ke Gianni yang duduk dan menatapnya. Wajah bocah itu menyerupai dirinya saat masih kanak-kanak.

Muara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang