[32]

50 6 10
                                    

Happy Reading🥀

Happy Reading🥀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❗WARNING❗

🔞

Ada bagian tidak untuk ditiru kecuali pasangan halal.
.
.
.

dr. Kara Xena Pratista

Gugup, cemas, gelisah, gundah, gulana, mau pingsan aja rasanya ketika mendengar suara wanita melalui pengeras suara yang mendominasi seisi ruangan. Waktu hari ini mendadak berjalan sangat lambat, satu detik berasa satu jam. Sejak tadi gue terus menanyakan waktu pada Karina, membuat Karina kesal karena gue yang gak berhenti bicara. Tapi, Karina menahan emosinya karena dia tau alasan di balik kegelisahan gue hari ini.

" Kami ucapkan selamat datang kepada rombongan keluarga besar dokter Nakula Nirankara yang pada pagi hari ini telah mengantarkan putra sulung yaitu dokter Nakula Nirankara sendiri untuk dinikahkan dengan wanita pilihannya, dokter Kara Xena Pratista... "

Nyawa gue rasanya sudah hampir melayang seutuhnya, apalagi ketika mendengar MC menyambut keluarga besar Nakula yang telah datang pagi ini dengan penuh kesiapan.

Hari yang selalu gue harapkan untuk lekas tiba sejak Nakula mengungkapkan rasa sayangnya, secara lisan atau dengan bukti lain bernama 'melamar'. Belum lama Nakula menyampaikan niat baiknya untuk menikahi gue, dan hari ini telah datang di mana gue berhasil mengenakan kebaya tradisional dengan siger sunda yang menghiasi kepala. Gue belum berani untuk menatap wajah Nakula yang baru datang dengan keluarga besarnya, jantung gue terlalu menggebu untuk baper detik ini.

Sambutan kepada keluarga Nakula telah selesai disambung dengan sambutan untuk keluarga besar gue. Sebelum bersalaman dengan Ibu gue, Nakula lebih dulu dipersilahkan untuk menyalami juga memeluk raga Laut dan Samudra yang menjadi pendampingnya. Gue hanya mampu mencuri pandang, masih enggan menatap secara mutlak wajah Nakula.

Usai sambutan dari berbagai pihak dan penyerahan seserahan selesai, barulah Nakula dipersilahkan untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan, begitupun gue yang dibimbing untuk duduk di samping Nakula. Sehelai kain ditudungkan di atas kepala Nakula dan gue.

Gue melirik, bersamaan dengan Nakula yang juga menengok membuat kami saling menatap. Wajah gue terasa sangat panas sekarang, melihat wajah Nakula yang menjadi berlipat lebih tampan dengan pakaian tradisional juga wajah yang sangat bercahaya hari ini. Dia tersenyum tipis yang gue balas dengan senyum juga.

" Baiklah kami persilahkan kepada saksi dari pihak mempelai lelaki, Laut Karunasankara, untuk duduk di kursi yang telah disediakan " Dengan pakaian yang sangat rapi, jangan lupakan tatanan rambut yang sangat indah, Laut berjalan untuk duduk di kursi tempat saksi pihak Nakula yang sudah disediakan. Dari pihak gue, gue mempercayai Yasa untuk menjadi saksi nikah gue, karena jujur saja gue lebih mampu menaruh percaya pada Yasa.

ACCISMUS.Where stories live. Discover now