[05]

50 10 11
                                    

Happy Reading🥀

Happy Reading🥀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

dr. Kara Xena Pratista

Beberapa bulan berlalu sejak gue bekerja di rumah sakit. Sebelum bekerja, pagi ini semua dokter dikumpulkan di satu aula. Gue memilih kursi aula paling belakang, dekat dengan pintu keluar, supaya bisa keluar lebih dulu dibanding yang lain.

Berita simpang siur yang gue dengar adalah, hari ini rumah sakit kedatangan pekerja baru, dokter umum yang dijadwalkan praktik sore, menggantikan dokter sebelumnya yang ternyata berhenti kerja di rumah sakit ini, karena alasan pribadi.

*Cklek!

" Hai " Sapa Nakula yang datang paling terakhir ke aula, di saat pengumuman segera disampaikan. Gue menepuk kursi di samping gue yang masih kosong, yang langsung ditempati oleh Nakula.

" Udah mulai? " Tanya Nakula sembari memperbaiki kemeja yang dipakainya, memasukan kemeja yang sempat keluar, ke dalam celana. Gue menggeleng sebagai jawaban.

" Belum "
" Dokter barunya udah dateng? " Lagi, Nakula bertanya. Kali ini dia menggeser kursi untuk lebih dekat dengan kursi gue, bahkan berhimpit tanpa jarak.

" Belum juga kayaknya, gak tau juga deh "  Gue bergidik bahu dan berfokus ke depan, lumayan lama juga ya menanti si dokter baru yang katanya akan diperkenalkan hari ini sampai harus memotong jam kerja dokter lain. Sebelumnya gue juga diperkenalkan sama seperti ini, tapi gue datang tepat waktu, dan pukul delapan pagi, semuanya sudah kembali pada pekerjaan masing-masing.

" Maaf saya terlambat " Atensi kami semua direnggut saat suara tersebut mengintruksi. Dia berjalan lurus ke depan, menembus deretan kursi yang ditempati para dokter senior ataupun junior seperti gue. Di depan sana, dia berdiri, menyalami pemilik rumah sakit ini dan membungkuk memberi salam kepada kami yang sejak tadi menunggu.

Dia melepas masker medis yang dipakai sejak tadi, dan tersenyum–

" Saya Rhea Zanitha. Usia saya 26 tahun, saya tinggal mandiri, orang tua saya di luar kota. "

Ketika semua orang bertepuk tangan dan menyambut hangat kedatangan dokter baru bernama Rhea Zanitha itu, gue justru sebaliknya. Kalau gue tau, dokter baru yang dimaksud adalah Rhea, gue gak akan ikut ke aula dengan berbagai alasan, sekalian gue alasan diare mendadak.

" Cantik ya " Bisik Nakula di telinga gue yang gue timpal hanya dengan deheman saja. Begitu pengumuman selesai dan semua berdiri, gue lebih dulu keluar ruangan dan berjalan cepat menuju ruangan praktik gue.

Gak peduli ketika gue melewatkan kesempatan untuk bersalaman dengan Rhea, gak peduli kalau gue akan dipandang kurang baik karena tidak menyambut pekerja baru dengan baik. Gak peduli dengan itu semua intinya.

"  Heeeiiiiii " Tangan gue ditarik dari belakang yang membuat tubuh gue berbalik. Dengan ngos-ngosan, Nakula berdiri di hadapan gue, tangan gue masih dipegangnya.

ACCISMUS.Where stories live. Discover now