[08]

43 11 8
                                    

Happy Reading🥀

Happy Reading🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dr. Nakula Nirankara, Sp.B

Entah kenapa, sudah tiga hari ini, pasien begitu membludak di semua poli. Berdasar yang gue lihat, dan gue tanya kepada Yasa juga Karin, pasien poli umum lebih banyak dari biasanya. Mungkin meningkat 5-15% dari hari-hari sebelumnya.

Pasien gue juga bertambah, tapi gak begitu kentara, hanya bertambah tiga sampai lima orang saja dari jumlah pasien rata-rata perkunjungan. Bahkan selepas solat dzuhur, pasien poli umum masih ada beberapa, di mana seharusnya sebelum pukul 12 sudah selesai semua.

Dua hari terakhir, Rhea yang bekerja pagi dan sore, mengisi jadwal Kara yang kosong. Di saat pasien membludak, Kara malah menghilang.

" Rin, masih banyak? " Gue duduk di kursi kosong di samping Karin yang masih nampak membenahi berbagai berkas. Kerja gue sudah selesai tepat saat adzan tadi, dan sekarang gue berniat untuk istirahat sejenak di kursi ini. Sekalian berniat untuk menanyakan keberadaan Kara yang mendadak menghilang.

" Enggak, udah hampir beres kok "
" Si Kara ke mana Rin? "
" Balik "
" Balik?! " Pekik gue terkejut, gak ada info sebelumnya– lebih tepatnya Kara gak ada kasih tau gue kalau dia mau balik. Memang, gue bukan orang penting dalam hidup Kara, tapi gue merasa dekat dengan dia, dan seharusnya dia juga merasa demikian.

Berulang kali gue memeriksa ponsel, Kara gak ada menghubungi gue sama sekali. Percakapan berakhir dengan gue yang bertanya apa dia akan masuk kerja dan gak ada jawaban sampai sekarang.

Terakhir kali dia bilang, dia balik cuma di hari libur idul fitri dan idul adha, sisanya dia gak ambil bahkan hak cuti dia pakai untuk me time. Tapi, sekarang dia tiba-tiba hilang, tiba-tiba pulang di saat pasien membludak dan memaksa Rhea untuk mengisi jadwal dokter umum di pagi hari, dan kembali praktik di sore hari.

" Kenapa dia balik? "
" Gak tau, dia cuma bilang dia harus balik "

Tanpa mengulur waktu, untuk mengobati rasa penasaran, gue menelpon Kara, gak dijawab. Mencoba lagi, dan tetap gak dijawab oleh Kara. Gue mengirimi pesan beberapa kali, dia aktif namun gak membaca pesan gue, entah apa yang dilakukan Kara di sana sampai menelantarkan pesan dan telpon dari gue.

Kara🐢 :

Today

Kar, katanya lo balik?
Kok lo gak bilang sama gue?
Poliklinik membludak, bisa-bisanya lo balik.
12.50

Kalaupun Kara mau mengambil cuti untuk me time atau liburan, seharusnya Kara melihat bagaimana kondisi poliklinik saat dia akan cuti. Kalau poliklinik membludak kayak sekarang, seharusnya Kara mengundur jadwal cutinya, kasihan kalau harus menambah jam kerja orang lain sementara dirinya asik rebahan tanpa beban.

Semenjak kenal dengan Kara, gue seolah merangkap peran menjadi kakak lelaki bagi Kara juga. Memastikan bahwa Kara aman, memastikan bahwa gue selalu tau kabar dia, dan memastikan bahwa dia bekerja dengan baik di rumah sakit ini.

ACCISMUS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang